Angka Mata Minus Anak Indonesia Kian Meningkat, Begini Cara Penangan yang Tepat Menurut Dokter

Anisha Saktian Putri diperbarui 26 Nov 2024, 08:34 WIB

Fimela.com, Jakarta Sebanyak 3,6 juta anak Indonesia mengalami kelainan refraksi – atau Miopia menurut Kemenkes, dan diperkirakan terus meningkat. Jumlah kasus miopia di dunia sudah sangat tinggi dan diproyeksikan mencapai 275 juta pada 2050.

Miopia atau rabun jauh merupakan  kondisi mata di mana seseorang dapat melihat objek dekat dengan jelas, tetapi kesulitan melihat objek yang jauh, yang tampak buram. Miopia terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata difokuskan di depan retina, bukan tepat di retina, akibat bentuk bola mata yang terlalu panjang atau lengkungan kornea yang terlalu melengkung.

dr. Yulinda Indarnila Soemiatno, Sp.M dari PERDAMI JAYA menyampaikan ukuran minus pada anak-anak dapat naik pada masa pertumbuhan. “Ini dapat menyebabkan meningkatkan risiko terjadi komplikasi seperti kelainan retina, glaukoma, dan katarak,” kata dr. Yulinda di Artotel Suites Mangkuluhur, Jakarta. 

Menurut dr. Yulinda, perlu ada upaya-upaya yang dapat memperlambat progresi miopia. seperti meningkatkan perhatian pada gaya hidup anak, terapi tetes mata, serta penggunaan lensa-lensa khusus yang dapat menahan kenaikan minus pada anak. 

Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan dari dr. Kianti Raisa Darusman, Sp.M (K), MMedSci anggota PERDAMI JAYA, salah satu lensa manajemen miopia tersebut adalah MiYOSMART dari HOYA yang dilengkapi dengan teknologi D.I.M.S. Kelebihan terapi ini adalah tidak menggunakan alat atau obat yang terkontak langsung dengan bola mata seperti obat tetes dan lensa kontak. 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Kacamata dengan teknologi

ilustrasi anak cerdas/MIA Studio/Shutterstock

Global Head, Professional Affairs & Education HOYA Vision Care, May Zhang, MD. PhD mengatakan lewat penelitian klinis mendalam di balik lensa kacamata MiYOSMART, memiliki Teknologi teknologi Defocus Incorporated Multiple Segments (D.I.M.S.) yang inovatif, dan telah terbukti secara klinis, efektif menahan pertumbuhan miopia pada anak-anak. 

“Platform ini bertujuan meningkatkan kepercayaan terhadap lensa kacamata revolusioner dan memungkinkan praktisi untuk memberikan standar perawatan tertinggi kepada pasien mereka,” ujarnya. 

Pernyataan May Zhang, diperkuat dengan pernyataan dari Managing Director PT HOYA Lens Indonesia, Dodi Rukminto, bahwa teknologi D.I.M.S. pada MiYOSMART sebagai solusi yang aman dan terbukti efektif dalam mengelola miopia pada anak. 

“Teknologi D.I.M.S. telah melalui penelitian klinis jangka panjang yang membuktikan kemampuannya dalam menahan progresi miopia dan mengurangi risiko komplikasi penglihatan,” pungkas Dodi.  

“Kami berharap, acara ini dapat memberikan pemahaman lebih dalam kepada dokter mata tentang potensi MiYOSMART dalam manajemen miopia khususnya di Indonesia. Selain itu, semoga penanganan miopia di Indonesia dapat semakin mendapat perhatian serius dan lebih banyak dokter mata yang mengintegrasikan solusi berbasis bukti klinis ini dalam praktik mereka untuk membantu mengendalikan laju pertumbuhan miopia pada anak-anak,” katanya.