Fimela.com, Jakarta Kanker otak terjadi karena pertumbuhan sel abnormal di jaringan otak yang membentuk tumor. Tumor dapat bersifat jinak (tidak menyebar) atau ganas (kanker), dan dapat mengganggu fungsi otak, seperti gerakan, pikiran, dan emosi. Kanker ini bisa berasal dari otak itu sendiri (tumor primer) atau menyebar dari organ lain (tumor metastatik).
dr. Wienorman Gunawan, Sp.BS, Dokter Spesialis Bedah Saraf Bethsaida Hospital Gading Serpong mengatakan penyebab kanker otak penyebab pastinya belum diketahui, tetapi faktor genetik, mutasi sel, dan paparan radiasi dapat meningkatkan risikonya.
Ia juga mengatakan secara umum kanker dibagi jadi dua jenis, pertama tumor otak primer yang berasal dari jaringan otak atau sekitarnya, seperti glioma, meningioma, atau medulloblastoma, dan bisa bersifat jinak atau ganas tergantung jenisnya.Lalu tumor otak sekunder (Metastatik yang menyebar ke otak dari organ lain, seperti paru-paru, payudara, atau kulit (melanoma), dan selalu bersifat ganas.
“Kanker otak terjadi karena pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam jaringan otak, namun penyebab pasti dari kanker otak masih belum sepenuhnya dipahami. Berdasarkan penelitian medis, beberapa faktor yang diyakini berperan dalam risiko terkena kanker otak meliputi faktor genetik, mutasi DNA, paparan radiasi, serta pengaruh lingkungan tertentu,” papar dr. Wienorman
Untuk itu, dr. Wienorman menegaskan pentinguntuk mengenali gejala awal kanker otak dan segera melakukan konsultasi medis.“Kombinasi deteksi dini dan pendekatan pengobatan yang tepat dapat meningkatkan peluang kesembuhan,” paparnya.
What's On Fimela
powered by
Bagaimana Cara Mendiagnosis Kanker Otak?
dr. Wienorman mengatakan sebagian besar tumor otak biasanya baru terdeteksi setelah gejala muncul. Sebagai langkah awal, dokter akan menanyakan secara rinci gejala yang dirasakan serta riwayat kesehatan pasien dan keluarganya.
“Jika ada kecurigaan terhadap kanker otak, dokter akan merekomendasikan beberapa tes khusus untuk memastikan diagnosis dan menyingkirkan kemungkinan penyebab gejala lainnya,” paparnya.
Deteksi dini kanker otak dapat dilakukan dengan beberapa rangkaian tes, seperti yang bisa dilakukan di Bethsaida Hospital.
Pertama bisa dengan pencitraan (MRI & CT Scan): Pemindaian untuk mendapatkan gambaran otak yang mendetail dan mendeteksi tumor. EEG: Digunakan jika pasien mengalami kejang untuk merekam aktivitas otak melalui elektroda di kulit kepala.
Angiografi Serebral: Pencitraan menggunakan sinar-X dan pewarna kontras untuk memeriksa aliran darah ke tumor. Fungsi Lumbal: Pengambilan sampel cairan serebrospinal untuk menguji penanda tumor.
Biopsi Jarum Stereotaktik: Untuk tumor di area sensitif atau sulit dijangkau guna mengumpulkan sampel jaringan.
Penanganan Kanker Otak
Penanganan kanker otak bergantung pada jenis, lokasi, ukuran tumor, serta kondisi kesehatan pasien. Pendekatan utama yang dapat dilakukan meliputi: Pembedahan: Mengangkat sebanyak mungkin tumor tanpa merusak jaringan otak sehat.
Terapi Radiasi: Menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel kanker. Kemoterapi: Pemberian obat-obatan untuk membunuh sel kanker atau memperlambat pertumbuhannya.
Terapi Target: Menggunakan obat yang secara khusus menargetkan sel kanker dengan efek minimal pada sel normal. Terapi Imun: Merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Setiap pasien akan menerima perawatan yang disesuaikan dengan kondisi spesifik mereka, dengan tujuan memperlambat perkembangan kanker, meringankan gejala, dan meningkatkan kualitas hidup.
“Bethsaida Hospital Gading Serpong memiliki Klinik Bedah Saraf dengan fasilitas dan layanan yang dirancang khusus untuk menangani berbagai kondisi saraf, termasuk kanker otak. Kami berkomitmen untuk menyediakan perawatan berkualitas tinggi, mulai dari diagnosis hingga pengobatan, dengan pendekatan yang holistik dan didukung oleh tim ahli untuk mendukung proses penyembuhan dan memberikan kenyamanan maksimal bagi pasien kami.” ungkap dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong.