Prilly Latuconsina Ungkap Ciri-Ciri Seseorang Green Flag Agar Terhindar dari Toxic Relationship

Anisha Saktian Putri diperbarui 19 Nov 2024, 18:10 WIB

Fimela.com, Jakarta Menjalin suatu hubungan tentu memiliki tujuan untuk memberikan kebahagiaan, namun kenyataannya tidak selalu indah. Bisa jadi terjebak dalam toxic relationship yang memiliki dampak serius pada kesejahteraan mental seseorang, bahkan menyebabkan trauma yang berkepanjangan.

Hubungan yang tidak sehat atau toxic relationship ini tidak hanya bisa terjadi kepada pasangan, tetapi dalam lingkungan pertemanan bahkan keluarga. Melihat dampak buruk hubungan tersebut Prilly Latuconsina menyampaikan pandangannya terkait toxic relationship

Pemeran Tari di dalam film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis (BSSK) ini mengatakan, jika seseorang memang baik untuk kita, dia tidak akan membuat kita merasa kecil, rendah diri, atau tidak percaya diri.

“Kalau kamu sama orang itu kamu jadi pengen menyembunyikan kelebihan kamu berarti dia bukan orangnya, tapi kalau kamu ketemu sama orang dan kamu justru termotivasi untuk lebih baik berarti itu orangnya. Karena aku benar-benar udah pernah ngerasain dua-duanya gitu,” kata Prilly Latuconsina dalam acara support circle melalui Voluntrip Kitabisa di Taman Ismail Marzuki.

Prilly Latuconsina juga menyampaikan ciri seseorang green flag itu ialah dapat menerima kekurangan diri kita tanpa terkecuali.

“Orang green flag itu mau kita dalam bentuk apapun dia akan mencari cara untuk kita itu bisa confidence dan bisa kayak pede lagi gitu,” tutur Prilly.

2 dari 2 halaman

Survei Membuktikan 60 Persen Lebih Pernah Mengalami Toxic Relationship

Prilly Latuconsina. Dok. Kitabisa

Sebagai informasi, berdasarkan hasil survei Jakpat.net di 2023, sebanyak 64,3% responden di Indonesia mengaku pernah mengalami hubungan toksik dengan pasangan. Sebanyak 44,3% responden menyatakan pernah mengalami hubungan toksik dengan teman dan 25,5% responden yang pernah merasakan hubungan toksik dengan rekan kerja.

Sedangkan, responden yang memiliki hubungan toksik dengan keluarga dan sahabat masing-masing sebesar 22,7% dan 14%.

Dominique Sanda, pemeran Devi dalam film BSSK juga turut berbagi pengalamannya ketika terjebak di hubungan toksik. Menurutnya, support system sangat dibutuhkan untuk mereka yang tengah berjuang keluar dari hubungan yang tidak sehat.

“Aku juga pernah ada di hubungan toksik. Memang susah banget dan butuh waktu lama untuk blang ‘udah, cukup. Gue harus keluar dari sini’. Jadi, harus ada yang orang yang benar-benar kita bisa pegang, kita bisa percaya, bisa kita jadikan pegangan untuk kita keluar dari toxic relationship itu,” ucap Dominique.

Lebih lanjut, Head of Partnership Kitabisa Fania Khamada menyebutkan, Kitabisa dan cast film ‘BSSK’ membuat support circle mengajak anak muda yang tengah berjuang keluar dari hubungan toksik untuk melakukan terapi, berbagi keluh kesah, dan meluapkan emosi lewat bersama.

Peserta Voluntrip untuk melakukan body psychotherapy, social dreaming, music therapy, dan card therapy sebagai proses menjaga kesehatan mental serta memproses berbagai emosi yang muncul ketika menjalani hubungan yang tidak sehat.

“Kami memahami, keluar dari hubungan toksik itu tidak mudah. Support circle ini adalah wujud kepedulian dan dukungan kami untuk semua yang tengah berjuang menghadapi hal tersebut, untuk bisa saling menguatkan dan gak merasa berjuang sendirian,” pungkas Fania.