Fimela.com, Jakarta Perubahan berat badan yang cepat sering kali memicu efek yo-yo, di mana penurunan berat badan yang signifikan diikuti oleh kenaikan kembali yang lebih cepat, bahkan lebih tinggi dari berat semula. Fenomena ini terjadi karena tubuh merespons diet ketat dengan cara menyimpan lemak sebagai cadangan energi setelah asupan kalori dibatasi terlalu drastis. Meskipun seseorang dapat menurunkan berat badan dalam waktu singkat, tubuh yang kekurangan energi dan nutrisi penting akan memicu keinginan untuk makan lebih banyak, dan begitu pola makan kembali normal, berat badan akan kembali naik.
Efek yo-yo tidak hanya berdampak pada tubuh, tetapi juga bisa merusak metabolisme, menurunkan massa otot, dan memperburuk kesehatan mental. Proses ini berulang-ulang dan semakin sulit untuk mencapai penurunan berat badan yang permanen meskipun sudah mengurangi kalori dan berolahraga lebih banyak.
Lalu, bagaimana cara mengatasi perubahan berat badan yang cepat agar tidak terjadi efek yoyo?
Ubah Pola Pikir, Hindari Diet Ekstrem
Penurunan berat badan yang sehat bukanlah perlombaan. Fokuslah pada perubahan kecil yang konsisten, seperti mengganti makanan berkalori tinggi dengan yang lebih bernutrisi, dan hindari membatasi asupan secara berlebihan.
Makan Seimbang
Pastikan asupan harian mencakup karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, dan serat. Pola makan seimbang memberikan energi yang cukup dan mencegah tubuh merasa "terlalu lapar" yang memicu makan berlebihan.
Olahraga Rutin
Aktivitas fisik, seperti jalan cepat, yoga, atau latihan kekuatan, membantu meningkatkan metabolisme dan menjaga massa otot, yang penting untuk mempertahankan berat badan sehat.
Pantau dengan Bijak
Gunakan timbangan sebagai alat pengontrol, tetapi jangan terlalu terpaku pada angka. Perubahan berat badan yang sehat biasanya sekitar 0,5–1 kg per minggu.
Berikan Waktu untuk Tubuh
Tubuh membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan pola hidup baru. Kesabaran adalah kunci agar hasilnya bertahan lama.