Dianggap Produktif, Ini Alasan Mengapa Multitasking Bikin Cepat Lupa

Hilda Irach diperbarui 13 Des 2024, 14:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Meskipun sering dianggap sebagai cara untuk menyelesaikan lebih banyak pekerjaan, faktanya multitasking dapat memiliki dampak negatif pada daya ingat. Sebuah studi dari Stanford menunjukkan bahwa individu yang sering melakukan multitasking media cenderung berkinerja lebih buruk dalam tugas memori dan mengalami lebih banyak kelalaian perhatian​

Dampak ini pada memori dapat dijelaskan oleh kapasitas otak yang terbatas dalam menangani beberapa tugas sekaligus. Melansir dari neuroscience news, penelitian menunjukkan bahwa ketika kita beralih antara tugas, otak membutuhkan waktu tambahan untuk "menyusun ulang fokus", yang mengganggu memori kerja. Seiring waktu, hal ini dapat mengakibatkan pengurangan kemampuan untuk mempertahankan dan mengingat informasi saat dibutuhkan​

Selain itu, orang yang sering multitasking cenderung lebih kesulitan menyaring informasi yang tidak relevan, yang juga dapat menghambat konsolidasi memori.

 

 
2 dari 2 halaman

Tips Menghindari Dampak Buruk Multitasking

Meskipun sering dianggap sebagai cara untuk menyelesaikan lebih banyak pekerjaan, faktanya multitasking dapat memiliki dampak negatif pada daya ingat. [pexels/ketutsubiyanto].

Dr. Matthew Walker, seorang ahli neuroscience, menyebutkan bahwa multitasking sering kali membuat otak lebih stres dan tidak fokus. Dia merekomendasikan untuk mengerjakan satu tugas dalam satu waktu untuk meningkatkan efisiensi dan mempertahankan daya ingat:

• Prioritaskan tugas yang paling penting.

• Gunakan teknik time-blocking untuk mengalokasikan waktu khusus pada setiap aktivitas.

• Istirahatkan otak secara teratur agar informasi dapat diproses lebih baik.

Jika Anda mengalami gangguan ingatan yang terus-menerus, konsultasikan dengan dokter untuk memastikan tidak ada kondisi medis yang mendasari. Ingat, otak lebih efektif ketika fokus pada satu tugas dibandingkan mencoba menangani semuanya sekaligus.