SAKA Museum Raih Pengakuan Global dalam Desain Berkelanjutan dengan Menampilkan Kemegahan Budaya Bali

Virlia Sakina diperbarui 28 Nov 2024, 15:00 WIB

Fimela.com, Jakarta SAKA Museum berhasil menarik perhatian dunia dengan pencapaiannya di Kyoto Global Design Awards. Penghargaan bergengsi ini mengapresiasi desain yang tidak hanya estetis, tetapi juga bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. SAKA Museum, yang berlokasi di AYANA Bali, menampilkan perpaduan harmoni antara desain modern dan budaya tradisional Bali.

Dibangun dengan sentuhan inovasi oleh Napp Studio & Architects, museum ini menjadi bukti nyata bahwa warisan lokal bisa diangkat ke tingkat internasional. Dengan memasukkan elemen khas Bali ke dalam desain, SAKA Museum menghadirkan pengalaman unik yang memikat hati pengunjung. Desainnya terinspirasi oleh keindahan dan keheningan Nyepi, menjadikan setiap sudut museum sebagai ruang refleksi yang menenangkan.

Keberhasilan ini semakin mengukuhkan posisi SAKA Museum sebagai pusat budaya terkemuka di Indonesia. Pengakuan ini datang tidak lama setelah SAKA Museum masuk daftar World’s Greatest Places 2024 versi TIME. Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa desain yang menghargai kearifan lokal mampu bersaing di panggung internasional. Tidak hanya itu, pengakuan ini juga menjadi simbol komitmen terhadap keberlanjutan dan pelestarian budaya lokal.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Pesona Nyepi yang Diabadikan dalam Desain

Lobby dan Cafe SAKA Museum dengan desain gelap yang terinspirasi dari tradisi nyepi (Foto dok : SAKA Museum/scoup3group.com).

Inspirasi utama dari desain SAKA Museum adalah tradisi Nyepi yang identik dengan keheningan dan introspeksi. Lobi museum dirancang dengan atap gelap dan pencahayaan lembut yang menyerupai langit malam Bali. Ketika matahari terbenam, ribuan lampu LED mulai berkilau, menciptakan suasana yang magis.

“Desain kami bertujuan menangkap esensi Nyepi dengan menggabungkan pencahayaan, material lokal, dan palet warna yang mengundang ketenangan serta refleksi,” ujar Aron Tsang—salah satu pendiri Napp Studio & Architects—di SAKA Museum, Bali (14/11). Pendekatan ini tidak hanya estetis tetapi juga memperkuat hubungan dengan komunitas lokal.

Para desainer memaksimalkan penggunaan material lokal seperti granit dan batu vulkanik untuk memperkuat harmoni dengan lingkungan. Setiap elemen desain tidak hanya estetis, tetapi juga mengedepankan prinsip keberlanjutan. Perpaduan ini membuat museum terasa selaras dengan alam tanpa mengesampingkan nilai modernitas.

3 dari 4 halaman

Knowledge Center dengan Sentuhan Modern

SAKA Museum dilengkapi dengan Knowledge Center yang menjadi ruang edukasi bagi pelajar, seniman, dan peneliti, dengan desain modern (Foto dok : SAKA Museum/scoup3group.com).

Selain memukau secara visual, SAKA Museum juga dilengkapi dengan Knowledge Center yang menjadi ruang edukasi bagi pelajar, seniman, dan peneliti. Desainnya yang menggunakan palet warna hangat yang terinspirasi dari kayu, menciptakan suasana nyaman untuk belajar dan berbagi wawasan.

Knowledge Center ini memperkuat misi museum untuk melestarikan dan memperkenalkan warisan budaya Bali kepada generasi masa depan. Ruang ini menjadi tempat sempurna untuk menggali lebih dalam tentang sejarah, seni, dan filosofi Bali dalam suasana yang modern.

“Prestasi internasional yang diraih SAKA Museum di tahun pertamanya menjadi bukti peran penting bahwa SAKA Museum menjadi salah satu institusi budaya terdepan di Indonesia. Kami berharap dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk mengembangkan desain yang inovatif, inklusif, dan berkelanjutan di Indonesia, serta mendorong para pengunjung untuk terlibat lebih dalam dengan masa lalu, masa kini, dan masa depan Bali melalui pengalaman budaya yang mendalam di museum kami,” ujar Judith Bosnak—Direktur SAKA Museum—saat ditemui di acara yang sama.

Knowledge Center ini menjadi bukti nyata dari komitmen AYANA Bali untuk mengapresiasi identitas budaya Bali dan mendorong keterlibatan yang lebih mendalam dengan segala aspek budaya tersebut dalam lingkungan yang modern.

4 dari 4 halaman

Melangkah ke Masa Depan dengan Pameran Baru

Galeri yang mengeksplorasi sistem Subak, warisan budaya Bali yang diakui oleh UNESCO (Foto dok : SAKA Museum/scoup3group.com).

SAKA Museum terus berinovasi dengan rencana pameran menarik yang akan digelar pada 2025. Salah satunya adalah pengalaman imersif Nyepi yang memungkinkan pengunjung merasakan esensi dari tradisi tersebut. Selain itu, akan ada galeri yang mengeksplorasi sistem Subak, warisan budaya Bali yang diakui oleh UNESCO.

“SAKA Museum telah menjadi simbol kebanggaan dan inspirasi budaya di Bali,” kata Judith lagi dalam acara tersebut. Ia juga menambahkan bahwa penghargaan ini menegaskan pentingnya tempat pembelajaran budaya yang ramah lingkungan dan inovatif.

Pameran-pameran ini diharapkan mampu memperluas wawasan pengunjung tentang keunikan Bali sekaligus memberikan pengalaman budaya yang mendalam. Dengan pendekatan yang kreatif dan berkelanjutan, SAKA Museum terus mempertegas posisinya sebagai pelopor desain budaya di Indonesia.

Melalui penghargaan yang diraih dan inovasi yang terus berlanjut, SAKA Museum menjadi inspirasi bagi dunia. Museum ini menunjukkan bahwa desain berkelanjutan yang mengakar pada kearifan lokal mampu menciptakan dampak yang mendalam dan abadi.

 

 

Penulis: Virlia Sakina Ramada

#Unlocking The Limitless