4 Peneliti Perempuan Indonesia Raih Penghargaan, Risetnya Berfokus pada Stunting hingga Mitigasi Gempa

Vinsensia Dianawanti diperbarui 13 Nov 2024, 18:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Perkembangan ilmu pengetahuan dalam berbagai penelitian sangat bergantung pada kemampuan para peneliti. Menurut Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T., selaku Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, menyebut karya penelitian yang dihasilkan perempuan tidak hanya berorientasi pada kemajuan ilmu pengetahun melainkan juga menjawab tantangan dalam agenda pembangunan nasional.

Meski demikian, komposisi perempuan dalam jajaran peneliti belum sepenuhnya inklusif. Hal ini disampaikan Itje Chodidjah, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO yang menyebut peneliti perempuan masih menemui banyak tantangan dalam dunia penelitian.

“Masih terdapat tantangan yang dihadapi oleh perempuan di ranah penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, seperti akses terhadap fasilitas penelitian dan pendanaan, serta stigma dan hambatan sosial, terutama dalam menjalankan peran ganda, baik sebagai ilmuwan maupun sebagai ibu, istri, dan anggota keluarga," ungkap Itje Chodidjah dalam L’Oréal-UNESCO For Women In Science National Fellowship 2024 Award Ceremony pada Senin (11/10/2024).

Mengingat pentingnya peran perempuan dalam penelitian, L'Oreal bersama UNESCO berupaya mendorong keterlibatan perempuan dalam dunia riset yang inklusif dan berkelanjutan. Oleh karena itu, L'Oreal bersama Komisi Nasional untuk UNESCO kembali menggelar program L'Oreal-UNESCO Women in Science 2024.

 

2 dari 4 halaman

Dorong inklusivitas di dunia riset

Sederet peneliti perempuan Indonesia hasilkan penelitian yang berfokus pada isu sosial (L'Oreal)

Program ini sudah berlangsung lebih dari 21 tahun di Indonesia. Sederet akses pelatihan dan kesempatan berjejaring bagi peneliti perempuan dihadirkan melalui program ini guna mendukung pengembangan ilmu pengetahuan.

Tahun ini, program L'Oreal-UNESCO Women in Science melibatkan 31 universitas dan berbagai institusi riset di Indonesia. Setelah melewati proses penjurian, terpilih empat peneliti perempuan yang dinilai memiliki riset inovatif dan memiliki prospek besar untuk diwujudkan dalam pembangunan nasional.

“Sebagai juri dalam L'Oréal-UNESCO For Women in Science 2024, kami menyaksikan bagaimana perempuan peneliti Indonesia menghadirkan penelitian-penelitian yang tidak hanya memiliki kedalaman ilmiah, tetapi juga berfokus pada solusi praktis untuk tantangan nyata bangsa. Keberanian mereka untuk berinovasi dan komitmen dalam menghasilkan penelitian yang berdampak positif menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan Indonesia dan dunia," ungkap Prof. dr. Herawati Sudoyo, MD., Ph.D., Ketua Dewan Juri FWIS 2024.

 

3 dari 4 halaman

Proposal riset dari peneliti perempuan

Empat peneliti perempuan terpilih sebagai finalis L'Oreal-UNESCO For Women in Science menghadirkan riset yang memiliki solusi konkret dan inovatif yang berpotensi mendukung ketahanan pangan, energi berkelanjutan, hingga mitigasi gempa di Indonesia. Siapa saja mereka?

  • Della Rahmawati, Ph.D., Dosen dari Universitas Swiss German menelitiketahanan pangan untuk mengatasi stunting, khususnya pada gizi ibu hamil dan anak, melalui inovasi taburan nori berbasis kelakai dan tempe non-kedelai yang kaya zat besi. Penelitian ini diharapkan dapat mendukung kesehatan masyarakat dan meningkatkan gizi ibu dan anak di Indonesia.
  • Rachma Wikandari, Ph.D., Dosen dari Universitas Gadjah Mada, mengembangkan sumber protein dan mineral berbasis jamur benang (Rhizopus oligosporus), sebagai solusi nabati yang lebih terjangkau dan bergizi. Penelitiannya berpotensi mengurangi stunting dan mendukung ekonomi sirkular dengan memanfaatkan limbah pabrik tempe.
  • Prasanti Widyasih Sarli, Ph.D., Dosen dari Institut Teknologi Bandung,menawarkan inovasi dengan kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi kerentanan bangunan perkotaan terhadap gempa, membantu pemerintah merancang bangunan tahan bencana dan mengurangi risiko korban jiwa.
  • Deliana Dahnum, Ph.D., Peneliti Ahli Madya dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, meneliti bio-jet fuel berbahan kelapa menggunakan katalis metal-organic frameworks (MOFs) untuk mengurangi emisi karbon. Inovasi ini memanfaatkan sumber daya lokal, mendukung produksi bahan bakar ramah lingkungan, dan memperkuat konektivitas ekonomi di Indonesia.

 

4 dari 4 halaman

Akses pelatihan dan jaringan

Platform pembelajaran dan jaringan di, L'Oreal-UNESCO For Women in Science melibatkan lebih dari 2.400 peneliti perempuan di seluruh dunia. Dalam kolaborasi dengan Coursera, platform ini menawarkan serangkaian sesi pelatihan daring untuk meningkatkan keterampilan pribadi dan profesional para alumni, seperti berbicara di depan umum, pelatihan media, manajemen, dan kepemimpinan.

“Pelatihan-pelatihan ini memperkuat ilmuwan perempuan dan meningkatkan visibilitas pencapaian mereka di panggung global,” ujar Fereshteh Rafieian, Science Programme Specialist at UNESCO Indonesia.

Lebih lanjut Fereshteh menekankan menutup kesenjangan gender dalam ilmu pengetahuan memerlukan tindakan sistematis yang dapat mematahkan stereotip gender, membuka jalur pendidikan bagi anak perempuan, dan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif yang menarik, mempertahankan, dan memajukan ilmuwan perempuan, upaya yang diperlukan di semua tingkatan, mulai dari orang tua dan guru.

Kedepannya, sebagai komunitas perempuan peneliti terbesar di dunia, L'Oréal-UNESCO For Women in Science akan terus berkomitmen dalam mendukung kemajuanilmu pengetahuan yang berdampak nyata bagi masyarakat.