Fimela.com, Jakarta Fenomena father hunger atau “kelaparan ayah” belakangan ini semakin menarik perhatian, terutama di kalangan para pakar psikologi dan pendidikan anak. Istilah ini muncul untuk menggambarkan rasa kehilangan yang dialami seorang anak akibat minimnya kehadiran figur ayah dalam kehidupannya. Bukan sekadar keterbatasan secara fisik, tetapi lebih kepada peran emosional yang kosong, yang seharusnya diisi oleh sosok ayah sebagai pembimbing dan pelindung utama.
Ketiadaan ayah dapat meninggalkan jejak yang mendalam pada perkembangan psikologis seorang anak. Dalam banyak kasus, anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah, menghadapi risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah emosional dan perilaku. Kondisi ini disebut-sebut mampu menimbulkan dampak jangka panjang yang memengaruhi kualitas hubungan anak tersebut dengan orang lain di masa dewasa.
Mengapa father hunger bisa memengaruhi anak sedemikian kuat? Jawabannya terletak pada peran penting ayah dalam memberikan dukungan emosional, rasa aman, dan rasa percaya diri kepada anak. Ketidakhadiran atau minimnya peran tersebut mengakibatkan rasa kosong yang kemudian dikenal sebagai father hunger. Apa saja efek mendalam dari kondisi ini bagi perkembangan anak? Dilansir dari Psychology Today, berikut ini dampak dari adanya father hunger.
1. Kesenjangan Emosional yang Mempengaruhi Harga Diri
Anak yang merasakan father hunger sering kali mengalami kesulitan dalam membangun harga diri yang positif. Ketidakhadiran ayah dalam kehidupan sehari-hari bisa mengakibatkan anak merasa kurang berharga dan kurang diperhatikan. Mereka tumbuh dengan pertanyaan besar dalam pikiran, seperti “Apakah aku cukup berharga?” atau “Mengapa ayahku tidak ada untukku?” Pikiran-pikiran semacam ini pada akhirnya dapat menurunkan kepercayaan diri mereka dan memengaruhi cara mereka melihat diri sendiri.
Selain itu, tanpa dukungan emosional dari ayah, anak mungkin kesulitan untuk merasa nyaman dan aman dalam hubungan dengan orang lain. Dampaknya bisa berlanjut hingga dewasa, membuat mereka lebih mudah merasa cemas atau tidak percaya dalam menjalin hubungan. Anak yang mengalami “father hunger” akan memiliki kesulitan dalam mengelola emosi, seperti kemarahan, kesedihan, dan ketakutan. Mereka mungkin juga mengalami kesulitan dalam membangun ikatan emosional yang sehat dengan orang lain.
2. Risiko Perilaku Menyimpang dan Kesulitan dalam Beradaptasi
Anak yang kehilangan sosok ayah akan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dengan teman sebaya. Mereka cenderung menarik diri, memiliki kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat, dan sulit dalam beradaptasi dengan lingkungan sosial.
Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh tanpa figur ayah berisiko lebih tinggi untuk mengalami masalah perilaku. Ketika anak merasa kehilangan figur yang seharusnya memberikan panduan dan teladan, mereka lebih rentan untuk mencari “pelarian” yang mungkin tidak sehat. Beberapa anak mungkin memilih terlibat dalam kenakalan remaja, penyalahgunaan zat, atau terlibat dalam hubungan yang tidak sehat sebagai bentuk kompensasi terhadap kekosongan yang mereka rasakan.
Dukungan yang kurang dari ayah membuat anak lebih sulit dalam menyesuaikan diri dengan berbagai situasi sosial dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Hal ini bisa membuat mereka merasa canggung dan tidak percaya diri, yang pada akhirnya berdampak pada kemampuan mereka untuk bersosialisasi.
3. Dampak Terhadap Kesehatan Mental dan Kebahagiaan Jangka Panjang
Father hunger bukan hanya berdampak pada masa kanak-kanak, tetapi juga pada kehidupan dewasa. Banyak orang dewasa yang tumbuh dengan kondisi father hunger merasakan efeknya dalam bentuk kecemasan, depresi, atau kesulitan dalam menjalin hubungan yang stabil. Hal ini karena mereka mungkin tidak memiliki fondasi yang cukup kuat dalam hal kepercayaan diri dan emosi yang stabil sejak kecil.
Anak yang mengalami “father hunger” memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan mental, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan kepribadian. Dalam beberapa kasus, kondisi ini bahkan memengaruhi kebahagiaan secara menyeluruh, karena mereka terus menerus merasa ada sesuatu yang kurang dalam hidupnya. Tanpa bimbingan dan dukungan dari sosok ayah, mereka merasa sulit untuk menikmati momen-momen kebahagiaan secara penuh.
Walaupun father hunger dapat menimbulkan dampak yang signifikan, upaya pemulihan tetap bisa dilakukan. Terapi, dukungan keluarga, dan pengasuhan yang hangat dari figur orang dewasa lainnya dapat membantu mengurangi dampak father hunger pada anak. Pendampingan dan konseling juga bisa menjadi jalan untuk mengatasi perasaan kehilangan dan menemukan jalan keluar dari efek emosional father hunger.
Memahami dan mengatasi fenomena ini sejak dini adalah langkah penting untuk membantu anak-anak tumbuh dengan kesehatan emosional yang lebih baik, terlepas dari apakah mereka memiliki sosok ayah yang hadir atau tidak.
Penulis: Virlia Sakina Ramada
#Unlocking The Limitless