Menenun Warisan Budaya Indonesia dengan Sentuhan Keberlanjutan dalam Pameran The Flying Cloth oleh Merdi Sihombing

Hilda Irach diperbarui 13 Nov 2024, 10:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Merdi Sihombing, desainer tekstil Indonesia yang dikenal karena dedikasinya melestarikan teknik tradisional dan memberdayakan pengrajin lokal, merayakan 25 tahun perjalanan kreatifnya melalui pameran "The Flying Cloth 25th Journey of Merdi Sihombing." Diselenggarakan pada 11-24 November 2024 di Museum Nasional Indonesia, pameran ini merangkum kontribusi Merdi dalam mengangkat kain tradisional Indonesia ke kancah internasional, sekaligus memperkenalkan konsep fesyen berkelanjutan.

Dalam pameran ini, Merdi memadukan keindahan kain tradisional Indonesia, seperti ulos, dengan serat ramah lingkungan dari Lenzing, termasuk TENCEL™ dan LENZING™ ECOVERO™. Kolaborasi ini tidak hanya memancarkan estetika yang memukau tetapi juga menyuarakan pesan penting tentang keberlanjutan. Melalui karya-karyanya, Merdi menunjukkan bahwa kain tradisional dapat dijadikan busana kontemporer tanpa mengorbankan prinsip-prinsip lingkungan dan tanggung jawab sosial.

Merdi menyatakan bahwa dalam 25 tahun berkaryanya, ia selalu berfokus pada pelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat lokal. Dalam setiap koleksi, ia melibatkan penenun perempuan dan komunitas lokal, tidak hanya untuk mendukung ekonomi mereka tetapi juga untuk menjaga agar teknik tradisional tetap hidup. Dengan dukungan Lenzing, Merdi menciptakan karya yang bernilai estetika tinggi dan memberi dampak positif bagi sosial dan lingkungan.

"Saya selalu menempatkan pengrajin lokal dan pelestarian teknik tradisional sebagai inti dari karya saya. Kolaborasi dengan Lenzing memperkuat prinsip keberlanjutan yang saya junjung tinggi. Saya berharap koleksi terbaru ini dapat menginspirasi desainer muda untuk menjadikan fesyen sebagai kekuatan perubahan positif," ungkap Merdi (12/11) di Museum Nasional.

Pameran ini menampilkan kisah inspiratif dari perjalanan Merdi ke berbagai pelosok Nusantara selama dua dekade lebih, mulai dari Mentawai hingga Wamena, di mana ia menyerap teknik dan cerita budaya langsung dari masyarakat adat. 

Merdi melihat bahwa gaya hidup dan karya masyarakat lokal mencerminkan harmoni antara manusia dan alam. Pengalaman ini semakin meyakinkannya bahwa warisan budaya dan prinsip keberlanjutan harus dihargai dan diteruskan ke generasi mendatang.

Setiap kain, warna, dan motif dalam pameran ini adalah cerminan dari ikatan emosional Merdi dengan komunitas-komunitas tersebut, yang ia bawa ke panggung internasional seperti New York dan London. Kini, karya-karyanya hadir di Jakarta sebagai selebrasi kebanggaan budaya Indonesia dan mimpinya membawa mode tradisional Indonesia ke panggung global.

 
What's On Fimela
Merdi Sihombing menghadirkan "The Flying Cloth," sebuah pameran yang juga merayakan 25 tahun perjalanan desainer tersebut di industri tekstil dan fesyen. [Dok/Fimela/Hilda Irach].
2 dari 3 halaman

Merayakan Kebebasan Berekspresi Perempuan

Merdi Sihombing menghadirkan "The Flying Cloth," sebuah pameran yang juga merayakan 25 tahun perjalanan desainer tersebut di industri tekstil dan fesyen. [Dok/Fimela/Hilda Irach].

Selain Lenzing, Make Over—brand kecantikan terkemuka Indonesia—juga turut mendukung pameran ini dengan menyediakan kebutuhan makeup bagi seluruh model dan pendukung acara. Make Over, yang memiliki visi "Beauty Belongs to All Women," sejalan dengan nilai-nilai Merdi dalam merayakan keragaman dan kebebasan berekspresi bagi setiap perempuan. 

“The Flying Cloth adalah momen yang tepat untuk merayakan keberagaman dan kebebasan perempuan dalam berkarya dan berekspresi, terinspirasi dari wanita-wanita di berbagai pelosok negeri yang dengan bangga melestarikan warisan budayanya. Mereka adalah sosok-sosok yang menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi dan membawa kecantikan alami dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kolaborasi ini, Make Over mendukung semangat Merdi dalam memperjuangkan kekayaan budaya lokal dan nilai-nilai yang kami junjung tinggi—yakni, kebebasan perempuan untuk menunjukkan identitas dan keunikan mereka,” ujar Arlyn Hanessia, Head of Make Over Brand Building

3 dari 3 halaman

Instalasi Visual Perjalanan 25 Tahun Merdi hingga Workshop

Merdi Sihombing menghadirkan "The Flying Cloth," sebuah pameran yang juga merayakan 25 tahun perjalanan desainer tersebut di industri tekstil dan fesyen. [Dok/Fimela/Hilda Irach].

Melalui acara ini, pengunjung dapat menikmati berbagai pengalaman budaya yang mendalam, seperti workshop pewarnaan alami, seminar tentang dampak industri fesyen terhadap lingkungan, hingga instalasi visual perjalanan 25 tahun Merdi yang dikurasi oleh Heri Pemad dan Ignatia Nilu. Selain itu, pameran juga menghadirkan upacara adat Batak Karo serta pertunjukan gondang, yang memperkaya pengalaman pengunjung dalam mengenal budaya Indonesia.

Pameran "The Flying Cloth" tidak hanya menjadi ajang perayaan karya Merdi Sihombing tetapi juga ruang bagi generasi muda untuk mengeksplorasi fesyen berkelanjutan dan belajar tentang pentingnya menjaga warisan budaya.