Fimela.com, Jakarta Apakah Sahabat Fimela sering bertengkar dengan pasangan? Hal yang sangat melelahkan dan menguras tenaga ini memang kerap kali terjadi saat kedua orang yang memiliki hubungan spesial tengah berbeda pedapat dan terjadilah adu mulutatau kesepahaman yang berujung pada debat semata yang menjatuhkan satu sama lain. Jika diteruskan lebih lama lagi, maka kondisi keharmonisan hubungan berpasangan ini hanya akan berujung pahit.
Bertengkar atau berselisih paham dalam hubungan adalah hal yang wajar. Namun, cara kita berargumen bisa berdampak besar pada kualitas hubungan jangka panjang. Pertengkaran yang sehat justru bisa memperkuat ikatan, karena setiap pihak merasa didengar dan dipahami tanpa merusak hubungan secara emosional. Memiliki cara berantem yang sehat dengan pasangan membantu menjaga komunikasi tetap terbuka dan mengurangi potensi sakit hati yang mendalam.
Berikut adalah lima cara berantem sehat yang bisa kamu coba bersama pasangan agar hubungan tetap harmonis.
1. Kamu Marah, tapi Jangan Menghina
Ketika emosi sedang memuncak, terkadang kita tergoda untuk melontarkan kata-kata yang menyakitkan. Namun, menghina atau menyerang pasangan secara pribadi hanya akan meninggalkan luka mendalam dan sulit untuk dilupakan. Berargumen secara sehat berarti menjaga komunikasi tetap penuh rasa hormat. Fokuslah pada masalah yang sedang dihadapi tanpa perlu menyerang pribadi pasangan. Alih-alih menghina, gunakan kalimat “Aku merasa...” untuk menyampaikan apa yang mengganggu. Contoh: “Aku merasa kecewa ketika kamu lupa janji kita,” bukan “Kamu selalu ceroboh.”
Menghindari hinaan dan tetap menghormati pasangan menunjukkan bahwa kamu menghargai hubungan dan tidak ingin melukai perasaan pasanganmu. Ini membuat argumen tetap sehat tanpa memperparah masalah.
2. Kamu Marah, tapi Kasih Tahu Alasannya dengan Jelas
Salah satu kesalahan yang sering terjadi dalam pertengkaran adalah marah tanpa memberi alasan yang jelas. Ini hanya akan membuat pasangan bingung dan mungkin merespons dengan defensif. Sebaliknya, cobalah mengomunikasikan penyebab kemarahanmu dengan jelas. Sampaikan apa yang membuatmu kesal dan bagaimana hal itu berdampak padamu. Misalnya, jika pasangan sering terlambat, kamu bisa menjelaskan bahwa kebiasaannya itu membuatmu merasa diabaikan dan tidak dihargai.
Dengan memberikan alasan jelas di balik kemarahanmu, pasangan bisa memahami sudut pandangmu dan lebih mungkin mengerti penyebab masalah. Komunikasi ini menciptakan kesempatan untuk saling memperbaiki diri dan lebih peka terhadap kebutuhan satu sama lain.
3. Kamu Marah, tapi Jangan Disebar luaskan
Ketika kita sedang kesal atau bertengkar dengan pasangan, mengumbar masalah ke orang lain bisa menjadi kebiasaan yang tidak sehat. Membawa masalah hubungan ke luar sering kali malah memperburuk keadaan, karena orang lain mungkin hanya melihat sisi negatif pasangan tanpa mengetahui konteks utuh. Sebagai gantinya, berusahalah untuk menyelesaikan masalah langsung dengan pasangan. Jika perlu, mintalah waktu untuk tenang dan refleksi diri sebelum kembali mengomunikasikan apa yang mengganggu.
Menjaga privasi dalam hubungan adalah tanda saling menghormati. Dengan tidak mengumbar masalah ke orang lain, kamu membantu membangun lingkungan yang aman dan membuat pasangan merasa lebih dihargai. Ini juga menghindarkan hubungan dari pengaruh luar yang tidak selalu positif.
4. Kamu Marah,tapi Jangan Lupa Hal-hal Baik dari Pasangan
Ketika bertengkar, sering kali kita fokus hanya pada hal negatif dan melupakan segala hal baik yang telah pasangan lakukan. Padahal, mengingat kebaikan pasangan dapat membantu menyeimbangkan pandangan kita dan menahan diri dari kata-kata kasar yang mungkin disesali di kemudian hari. Cobalah untuk mengambil jeda sejenak dan refleksikan hal-hal baik yang pasangan lakukan sebelumnya. Ini akan membantumu lebih sabar dan terbuka dalam menyelesaikan masalah tanpa berlebihan.
Menghargai kebaikan pasangan di tengah argumen membantu menjaga keseimbangan emosi. Ini juga menunjukkan bahwa kamu tidak hanya terfokus pada masalah, tetapi juga melihat ke sisi positif pasangan yang membuat hubungan tetap berharga dan layak diperjuangkan.
5. Kamu Marah, tapi Ingat Berapa Kali Pasangan Telah Memaafkan Sebelumnya
Di tengah emosi yang berkobar, terkadang kita lupa bahwa pasangan telah banyak memaafkan kita di masa lalu. Mengingat hal ini membantu kita untuk tidak terlalu egois dan lebih rendah hati dalam menghadapi konflik. Ketika kamu ingat bahwa pasangan pernah memberikan kesempatan kedua, kamu mungkin akan berpikir dua kali sebelum melontarkan kata-kata yang menyakitkan atau berargumen secara tidak sehat.
Memiliki kesadaran akan pengorbanan dan kebaikan pasangan selama ini bisa membuat kita lebih sabar dan tidak tergesa-gesa menyalahkan pasangan. Ini juga membantu menciptakan suasana yang lebih tenang dan menghormati perasaan satu sama lain, sehingga pertengkaran bisa diselesaikan dengan cara yang lebih damai.
Bertengkar sehat dengan pasangan adalah kunci untuk menjaga keharmonisan dan memperkuat hubungan. Dengan menghindari hinaan, menjelaskan alasan marah secara jelas, menjaga privasi, mengingat hal-hal baik dari pasangan, dan memiliki kesadaran atas kebaikan pasangan, kita bisa menjalani hubungan yang lebih baik dan penuh pengertian. Ingat, hubungan yang kuat tidak diukur dari seberapa sering kita berargumen, tetapi dari bagaimana cara kita menyelesaikan perbedaan dengan bijak dan tetap saling menghormati.