Fimela.com, Jakarta Menyusui adalah momen penting bagi setiap ibu dan bayi, bukan hanya sebagai bentuk pemberian nutrisi, tetapi juga sebagai waktu untuk mempererat ikatan batin. Namun, bagi ibu baru, menyusui sering kali bisa terasa menantang, terutama jika posisi yang digunakan kurang tepat. Kesalahan dalam posisi menyusui dapat menyebabkan puting lecet, bayi kurang nyaman, bahkan menghambat aliran ASI.
Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk mempersiapkan pengetahuan tentang posisi menyusui yang benar. Berikut adalah tiga posisi menyusui yang perlu diketahui, beserta cara praktis untuk menghindari risiko puting lecet serta memastikan kenyamanan ibu dan bayi.
1. Memancing Bayu Lewat Hidung untuk Peletakan yang Tepat
Salah satu kunci menyusui yang nyaman dan efektif adalah meletakkan puting di titik yang tepat dalam mulut bayi. Namun, ini tidak selalu mudah dilakukan tanpa cara yang benar. Sebelum memulai proses menyusui, pancinglah bayi dengan sentuhan lembut pada hidungnya, bukan langsung pada mulutnya. Stimulasi pada hidung akan membantu bayi membuka mulutnya lebih lebar sehingga puting bisa masuk dengan lebih sempurna ke dalam mulut. Peletakan yang tepat pada spot halus di dalam mulut bayi ini sangat penting untuk mengurangi tekanan berlebih pada puting, mencegah lecet, dan memungkinkan bayi mengisap dengan lebih efektif.
Menggunakan cara ini juga membantu bayi merasa lebih tenang dan siap menerima ASI. Saat hidung bayi disentuh dengan lembut oleh puting, refleks alami akan mendorongnya membuka mulut lebar, sehingga puting dapat mencapai posisi yang dalam, jauh dari area yang rawan lecet. Posisi ini memastikan bahwa proses menyusui berjalan lebih nyaman dan lancar, baik untuk ibu maupun bayi.
2. Posisi Bayi Menempel pada Perut dan Dada Ibu untuk Ikatan Lebih Erat
Setelah memancing bayi untuk membuka mulutnya, langkah berikutnya adalah memastikan posisi perut bayi sejajar dengan perut dan dada ibu. Ini bukan hanya memudahkan bayi untuk mendapatkan ASI secara optimal, tetapi juga memberikan kenyamanan bagi ibu. Saat posisi tubuh bayi menempel dengan tubuh ibu, bayi akan merasa lebih aman dan lebih terhubung secara emosional, yang penting bagi perkembangan psikologisnya.
Posisi ini juga membantu aliran ASI mengalir dengan baik karena posisi bayi sejajar dengan tubuh ibu memungkinkan gravitasi bekerja secara alami. Pastikan juga kepala bayi sedikit lebih tinggi dari posisi tubuhnya agar ia dapat menelan dengan lebih mudah dan mencegah risiko tersedak. Dengan menempatkan bayi seperti ini, proses menyusui akan terasa lebih rileks dan stabil, mengurangi tekanan pada lengan atau punggung ibu. Sebagai tambahan, perhatikan agar lengan ibu tetap menopang tubuh bayi dengan nyaman sehingga ia merasa lebih hangat dan terlindungi.
3. Posisi Tleungkup Setelah Menyusui untuk Membantu Pencernaan Bayi
Setelah bayi selesai menyusui, pastikan untuk membaringkannya dengan posisi telungkup sejenak di atas dada atau pangkuan ibu. Posisi telungkup membantu pencernaan bayi bekerja lebih baik, sekaligus membantu mengeluarkan udara yang mungkin tertelan selama proses menyusui. Ini akan mencegah perut kembung atau kolik yang sering dialami bayi baru lahir.
Menempatkan bayi dengan posisi telungkup juga memberi waktu bagi ibu dan bayi untuk menikmati momen tenang bersama setelah proses menyusui. Posisi ini memungkinkan kontak kulit-ke-kulit, yang bermanfaat untuk menenangkan bayi dan membantu membangun ikatan batin yang kuat. Setelah beberapa menit, ibu bisa mengubah posisi bayi menjadi lebih rileks atau membaringkannya di tempat tidur, sesuai dengan kebutuhan.
Dengan memahami dan menerapkan tiga posisi ini, ibu dapat memberikan pengalaman menyusui yang lebih nyaman dan berkualitas bagi bayi. Pengetahuan tentang teknik menyusui yang tepat adalah investasi kesehatan dan kenyamanan, baik untuk ibu maupun bayi. Jadi, bagi para ibu hamil, tidak ada salahnya mulai mempelajari dan mempraktikkan posisi ini agar ketika waktunya tiba, proses menyusui dapat berjalan lancar tanpa rasa sakit atau kekhawatiran.