5 Kandungan pada Makanan yang Berbahaya bagi Pertumbuhan Otak Balita

Oktavia Manuela diperbarui 20 Nov 2024, 13:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Masa pertumbuhan balita adalah periode penting yang memengaruhi perkembangan fisik dan mental mereka di masa depan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan orang tua adalah asupan nutrisi. Tidak semua makanan yang tampak aman ternyata baik untuk perkembangan otak balita. Berikut adalah beberapa kandungan dalam makanan yang sebaiknya dihindari karena bisa berdampak negatif pada perkembangan otak anak.

2 dari 6 halaman

Gula Tambahan Berlebih

illustrasi kadar gula copyright/freepik/8photo

Gula tambahan sering ditemukan dalam makanan ringan, minuman manis, dan makanan olahan. Asupan gula yang tinggi bisa memengaruhi kemampuan anak dalam berkonsentrasi dan berpikir jernih. Selain itu, konsumsi gula berlebih pada balita juga dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes, yang berdampak buruk pada kesehatan jangka panjang mereka.

3 dari 6 halaman

Lemak Trans

Ilustrasi/copyright pexels.com/Hasan Albari

Lemak trans umumnya ditemukan dalam makanan cepat saji, makanan olahan, dan camilan yang dipanggang secara komersial seperti donat atau kue kering. Kandungan ini berbahaya karena bisa memengaruhi fungsi kognitif balita. Lemak trans dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh dan menghambat pertumbuhan sel-sel otak. Oleh karena itu, sebaiknya batasi konsumsi makanan yang mengandung lemak trans pada anak.

4 dari 6 halaman

Monosodium Glutamat (MSG)

Ilustrasi wadah penuh micin. (Foto: Unsplash/Mathilde Langevin)

MSG adalah zat aditif yang sering digunakan untuk meningkatkan rasa pada makanan. Sayangnya, konsumsi MSG yang berlebihan bisa berdampak buruk pada perkembangan otak balita. MSG dapat mengganggu fungsi saraf, yang bisa memengaruhi suasana hati dan perilaku anak. Sebaiknya, orang tua memilih makanan alami tanpa tambahan penyedap rasa untuk mengurangi risiko ini.

5 dari 6 halaman

Pewarna Buatan

illustrasi pewarna buatan copyright/frreepik

Makanan dan minuman yang terlihat menarik dengan warna-warna cerah sering kali mengandung pewarna buatan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pewarna buatan tertentu bisa berdampak buruk pada kesehatan otak dan memicu gangguan perhatian serta hiperaktivitas pada anak. Lebih baik memilih makanan dengan pewarna alami dari buah dan sayuran.

6 dari 6 halaman

Pemanis Buatan

illustrasi pemanis buatan copyright/freepik/zerbaijan_stockers

Pemanis buatan seperti aspartam atau sakarin umumnya ditemukan dalam minuman diet atau produk rendah kalori. Meskipun terlihat aman, pemanis buatan dapat mengganggu keseimbangan kimia di otak. Efek jangka panjang dari konsumsi pemanis buatan pada anak-anak juga belum sepenuhnya dipahami. Karena itu, lebih baik menghindari makanan dan minuman dengan pemanis buatan untuk balita.

Sebagai orang tua, memilih makanan yang sehat dan bergizi sangat penting untuk mendukung perkembangan otak anak. Menghindari kandungan berbahaya pada makanan adalah langkah awal dalam memberikan nutrisi terbaik bagi si kecil.