Fimela.com, Jakarta Tahukah kamu bahwa masa golden age atau usia emas anak, yakni pada 1000 hari pertama kehidupan atau sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun, merupakan fase penting yang menentukan kualitas kesehatan dan perkembangan mereka di masa depan? Di periode ini, anak membutuhkan asupan nutrisi yang optimal untuk mendukung tumbuh kembangnya. Sayangnya, banyak anak yang mengalami malnutrisi kronis atau kekurangan gizi dalam jangka panjang, yang tentu saja berdampak negatif terhadap pertumbuhan fisik dan kemampuan kognitif mereka.
Malnutrisi kronis, yang sering kali ditandai dengan kondisi “stunting” atau tubuh anak yang lebih pendek dari rata-rata, dapat menurunkan kualitas hidup anak di masa depan. Tidak hanya dari segi kesehatan fisik, tetapi juga kecerdasan dan produktivitas mereka. Kondisi ini bukan hanya soal kurang makan, lho, sahabat Fimela. Ada berbagai faktor lain yang menjadi penyebab malnutrisi kronis pada anak di usia emas ini.
Kamu mungkin bertanya-tanya, apa saja sih penyebab utama malnutrisi kronis ini? Yuk, kita bahas lima faktor penyebab malnutrisi kronis pada anak usia golden age agar kamu lebih memahami dan bisa mencegah risiko ini sejak dini!
1. Pola Asuh dan Pengetahuan Orang Tua yang Kurang
Salah satu faktor utama yang memengaruhi kesehatan anak adalah pola asuh orang tua. Banyak orang tua yang mungkin belum memahami pentingnya memberikan nutrisi seimbang pada anak di masa golden age. Mereka cenderung memberikan makanan yang kurang bervariasi atau rendah nutrisi. Pengetahuan yang terbatas tentang makanan bergizi dapat membuat anak rentan mengalami malnutrisi kronis.
2. Kemiskinan dan Akses Terbatas pada Pangan Sehat
Kondisi ekonomi keluarga juga berperan besar dalam menentukan asupan gizi anak. Pada keluarga dengan keterbatasan ekonomi, membeli makanan sehat dan bernutrisi mungkin tidak selalu menjadi prioritas. Selain itu, akses yang sulit terhadap pangan sehat, terutama di daerah terpencil, sering kali membuat anak terpaksa mengonsumsi makanan yang tidak mencukupi kebutuhan gizinya.
3. Penyakit Infeksi Berulang
Anak-anak yang sering mengalami penyakit infeksi, seperti diare atau infeksi saluran pernapasan, lebih rentan terhadap malnutrisi. Penyakit-penyakit ini menguras energi dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh. Selain itu, infeksi berulang juga mengurangi kemampuan tubuh anak dalam menyerap nutrisi dari makanan, sehingga memperburuk kondisi malnutrisi kronis.
4. Lingkungan yang Kurang Mendukung
Lingkungan tempat anak tumbuh juga berpengaruh terhadap status gizinya. Misalnya, kebersihan lingkungan yang buruk meningkatkan risiko infeksi, terutama pada anak usia dini. Jika lingkungan kurang higienis, anak lebih mudah terserang penyakit yang berdampak pada penyerapan nutrisi, yang akhirnya bisa memicu malnutrisi kronis.
5. Kebiasaan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang Kurang Tepat
Setelah usia enam bulan, bayi memerlukan Makanan Pendamping ASI (MPASI) untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Namun, jika pemberian MPASI kurang tepat, baik dari segi jumlah maupun kualitas nutrisi, anak dapat mengalami kekurangan gizi. MPASI yang terlalu banyak mengandung gula atau garam, atau tidak mencukupi kandungan protein, zat besi, dan vitamin esensial lainnya, berisiko menyebabkan malnutrisi kronis pada anak.
Dengan memahami berbagai faktor penyebab di atas, sahabat Fimela bisa lebih waspada dalam menjaga asupan nutrisi anak di usia emas mereka. Pastikan anak mendapatkan asupan yang cukup, beragam, dan seimbang agar mereka tumbuh sehat dan cerdas!