5 Cara Bijak Menyikapi Perasaan Tertinggal dari Orang Lain

Endah Wijayanti diperbarui 07 Nov 2024, 13:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Hidup di zaman sekarang, kemajuan teknologi dan media sosial sering kali membuat kita merasa tertinggal. Ketika membuka Instagram atau media sosial lainnya, kita melihat teman-teman membagikan berbagai pencapaian mereka: pekerjaan baru, liburan mewah, pernikahan bahagia, atau usaha yang semakin berkembang. Bukan hal yang aneh jika perasaan tak nyaman muncul, seperti ada yang kurang dalam hidup kita.

Di balik kesuksesan yang terpampang, banyak orang yang mungkin menyimpan perasaan sama; merasa tertinggal dan mempertanyakan langkah hidup yang diambil. Tetapi ingat, Sahabat Fimela, perasaan ini bukanlah tanda kegagalan.

Sebaliknya, perasaan tersebut bisa menjadi dorongan yang membantu kita bertumbuh lebih bijak dan kuat. Mari kita bahas lima cara yang dapat membantu kita menyikapi perasaan tertinggal dari orang lain dengan cara yang bijak dan penuh inspirasi!

 

 

2 dari 6 halaman

1. Sadari dan Hargai Proses yang Sudah Kamu Jalani

Sikap karismatik./Copyright freepik.com/author/lifestylememory

Kunci pertama untuk merasa lebih tenang dan bahagia adalah menyadari bahwa setiap orang memiliki jalur hidup yang berbeda. Tak perlu membandingkan dirimu dengan pencapaian orang lain yang mungkin tak sesuai dengan tujuan hidupmu. Cobalah untuk menghargai setiap langkah kecil yang telah kamu ambil dalam hidupmu, Sahabat Fimela. Ketika kamu mulai fokus pada proses yang telah kamu jalani, kamu akan menyadari betapa jauhnya kamu sudah melangkah.

Menghargai proses bukan berarti berdiam diri, tetapi memberi pengakuan terhadap usaha yang telah kamu lakukan. Setiap pengalaman, baik atau buruk, pasti mengajarkan sesuatu yang berharga. Mengingat proses ini juga membantu kamu untuk tidak merasa terlalu terbebani dengan harapan yang mungkin belum tercapai. Fokus pada perkembangan diri sendiri, karena terkadang pencapaian besar berawal dari langkah-langkah kecil yang konsisten.

Yang terpenting, Sahabat Fimela, ingatlah bahwa hidup ini adalah maraton, bukan sprint. Setiap orang memiliki waktu dan kecepatan mereka sendiri. Memaksa diri untuk setara dengan orang lain hanya akan menambah beban yang sebenarnya tidak perlu. Bersikap lembut pada diri sendiri dan tetap nikmati proses yang kamu jalani.

 

 

3 dari 6 halaman

2. Kurangi Konsumsi Media Sosial

Senyum./Copyright freepik.com/author/lifestylememory

Media sosial sering kali menjadi sumber perasaan cemas dan tidak puas. Ketika kamu melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna, kamu mungkin lupa bahwa semua itu hanya sebagian kecil dari realitas mereka. Sahabat Fimela, perlu disadari bahwa media sosial dirancang untuk menonjolkan sisi terbaik hidup seseorang. Itu bukanlah gambaran keseluruhan.

Meminimalisasi waktu di media sosial bisa menjadi langkah awal yang baik untuk mengurangi perasaan tertinggal. Alihkan waktu yang biasanya kamu habiskan untuk scrolling, dan gunakan untuk aktivitas yang lebih bermakna, seperti membaca buku, menulis jurnal, atau belajar keterampilan baru. Selain lebih bermanfaat, kegiatan-kegiatan ini juga bisa membuatmu merasa lebih berprestasi dan puas dengan diri sendiri.

Dengan mengurangi konsumsi media sosial, kamu akan lebih mampu fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidupmu. Kamu tidak akan lagi merasa tergesa-gesa untuk mengejar apa yang dilakukan orang lain, melainkan akan lebih fokus pada tujuan hidup yang sejati dan berharga bagi dirimu sendiri.

 

4 dari 6 halaman

3. Tetapkan Tujuan Hidup yang Realistis

Mengelola emosi./Copyright freepik.com/author/lifestylememory

 

Sahabat Fimela, menentukan tujuan hidup yang realistis sangatlah penting agar kamu tidak merasa terlalu terbebani atau tertekan. Ketika kamu memiliki tujuan yang spesifik dan bisa dicapai, kamu akan lebih mudah merasa puas dengan pencapaian yang telah kamu raih, tanpa harus merasa iri pada orang lain. Tentukan tujuan yang sesuai dengan kemampuanmu saat ini, lalu buatlah rencana bertahap untuk mencapainya.

Memiliki tujuan hidup yang jelas juga membantu menjaga fokus, sehingga kamu tidak mudah terganggu oleh pencapaian orang lain. Fokuskan energimu pada hal-hal yang benar-benar kamu inginkan, bukan apa yang terlihat bagus di mata orang lain. Setiap kali kamu mencapai tujuan kecilmu, beri apresiasi kepada diri sendiri. Ini akan membangun rasa percaya diri dan kebahagiaan yang sejati.

Jangan lupa, tujuan hidup adalah tentang apa yang membuatmu bahagia dan berharga bagi dirimu sendiri. Jangan sampai hanya karena ingin terlihat sukses, kamu mengorbankan kebahagiaanmu. Ingat, Sahabat Fimela, hidup ini bukanlah kompetisi. Semua orang memiliki jalannya masing-masing. Fokuslah pada hal yang benar-benar berarti bagimu.

 

 

5 dari 6 halaman

4. Kelilingi Diri dengan Lingkungan Positif

Bahagia./Copyright freepik.com/author/halayalex

Lingkungan sangat memengaruhi cara kita memandang diri sendiri dan dunia sekitar. Sahabat Fimela, jika kamu dikelilingi oleh orang-orang yang suportif, kamu akan lebih mudah merasa bahagia dan puas dengan hidupmu. Cari teman-teman atau komunitas yang mendukung pertumbuhan dan perkembanganmu, bukan hanya yang menonjolkan persaingan dan pencapaian semata.

Lingkungan yang positif akan membantumu merasa diterima apa adanya, tanpa perlu merasa tertinggal atau dibandingkan dengan orang lain. Orang-orang seperti ini biasanya juga menginspirasi kita untuk menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri tanpa tekanan yang berlebihan. Jadi, pilihlah teman dan komunitas yang mampu mengapresiasi dirimu dan perjalanan hidupmu dengan tulus.

Selain itu, dukungan dari lingkungan positif dapat menjadi pendorong yang kuat saat kamu merasa lelah atau kehilangan arah. Mereka akan mengingatkanmu untuk tetap fokus pada tujuan yang telah kamu tetapkan, dan membantumu untuk kembali bersemangat dalam menjalani hidup.

 

 

6 dari 6 halaman

5. Bersikap Baik dan Lembut pada Diri Sendiri

Sukses./Copyright freepik.com/author/lifestylememory

Ketika perasaan tertinggal menghampiri, terkadang kita malah menjadi terlalu keras pada diri sendiri. Sahabat Fimela, bersikap baik pada diri sendiri sangat penting agar kamu tetap merasa damai dan percaya diri. Ingat, setiap orang memiliki kekuatan dan kelebihannya masing-masing. Beri dirimu waktu dan ruang untuk bertumbuh sesuai dengan ritmemu.

Mulailah dengan berbicara pada diri sendiri secara positif. Alih-alih memarahi atau menyalahkan diri sendiri karena belum mencapai sesuatu, pujilah dirimu atas usaha yang telah dilakukan. Coba renungkan, kamu pasti sudah melalui banyak hal dan mencapai berbagai pencapaian yang mungkin terlupakan. Bersikap baik pada diri sendiri berarti menghargai segala usaha, sekecil apa pun itu.

Selain itu, cobalah untuk selalu ingat bahwa hidup ini penuh dengan tantangan dan proses belajar. Tidak ada yang lahir langsung sempurna atau tanpa perjuangan. Berikan dirimu penghargaan atas usaha yang telah kamu lakukan, dan jadikan setiap pengalaman sebagai pelajaran yang berharga. Ini akan membuatmu lebih damai dan tidak lagi merasa tertinggal dari orang lain.

Menjalani hidup tanpa terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain memang bukan hal yang mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Sahabat Fimela, dengan sikap yang tepat, perasaan tertinggal bisa menjadi kesempatan untuk memahami diri sendiri dan mengembangkan potensi terbaik dalam diri kita.

Mari tetap berfokus pada apa yang benar-benar penting dan berharga, sehingga hidup yang kita jalani bisa dipenuhi dengan kebahagiaan dan kedamaian yang sejati. Ingatlah bahwa perjalanan hidup setiap orang berbeda, dan kamu pun memiliki cerita yang unik dan istimewa.

Tetap semangat, ya!