7 Alasan Mengapa Banyak Orang Menjadi Gemuk setelah Menikah

Endah Wijayanti diperbarui 03 Nov 2024, 08:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Menikah adalah momen bahagia yang ditandai dengan cinta, komitmen, dan berbagi kehidupan dengan orang yang dicintai. Namun, di balik semua kebahagiaan ini, ada fenomena yang sering terjadi: banyak pasangan yang mengalami kenaikan berat badan setelah mengikat janji suci. Banyak yang beranggapan bahwa setelah menikah, pasangan menjadi lebih santai dalam menjaga penampilan. Namun, alasan di balik peningkatan berat badan ini bisa jadi lebih kompleks dan menarik untuk disimak.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tujuh alasan yang mungkin membuat banyak orang menjadi gemuk setelah menikah. Sahabat Fimela, siapkan diri untuk memahami berbagai faktor yang berkontribusi pada perubahan ini. Simak uraiannya di bawah ini, ya.

 

 

What's On Fimela
2 dari 8 halaman

1. Perubahan Pola Makan

Cinta tulus./Copyright freepik.com/author/freepic-diller

Salah satu alasan utama mengapa banyak orang mengalami peningkatan berat badan setelah menikah adalah perubahan pola makan. Ketika pasangan menikah, mereka seringkali mulai berbagi makanan dan menikmati kebiasaan makan bersama. Hal ini bisa membuat mereka lebih terpapar pada makanan yang lebih kaya kalori dan kurang sehat. Selain itu, ada kecenderungan untuk mengandalkan makanan cepat saji atau makanan olahan saat memasak di rumah, terutama jika salah satu pasangan tidak terlalu mahir memasak.

Kebiasaan makan yang dulunya disiplin sering kali tergantikan dengan kebiasaan baru yang lebih santai. Menikmati makanan bersama pasangan memang menjadi momen yang menyenangkan, namun tanpa disadari, porsi dan frekuensi makan bisa meningkat. Sahabat Fimela, penting untuk tetap menjaga keseimbangan dalam pola makan agar tidak terjebak dalam rutinitas makan yang kurang sehat.

Selain itu, tekanan sosial dari lingkungan juga dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan. Saat pasangan berkumpul dengan keluarga atau teman, ada kebiasaan untuk makan berlebihan, terutama pada acara-acara spesial. Makanan sering kali dianggap sebagai bentuk kasih sayang, sehingga sulit untuk menolak tawaran makanan dari orang-orang terkasih.

 

 

3 dari 8 halaman

2. Kurangnya Aktivitas Fisik

Bertepuk sebelah tangan./Copyright freepik.com/author/cookie-studio

Setelah menikah, banyak pasangan yang lebih memilih menghabiskan waktu di rumah bersama daripada berolahraga. Kegiatan seperti menonton film, bersantai di sofa, atau menikmati waktu berkualitas di rumah cenderung menjadi pilihan utama. Meskipun ini adalah cara yang baik untuk menghabiskan waktu bersama, kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penambahan berat badan yang signifikan.

Sahabat Fimela, penting untuk tetap aktif meskipun setelah menikah. Mengatur waktu untuk berolahraga bersama pasangan bisa menjadi solusi yang menyenangkan. Mengajak pasangan bersepeda, berjalan-jalan di taman, atau melakukan aktivitas olahraga lainnya bisa memperkuat hubungan sambil membakar kalori.

Selain itu, banyak pasangan yang mulai merasakan kelelahan setelah menjalani rutinitas harian yang padat, termasuk pekerjaan dan tanggung jawab rumah tangga. Kelelahan ini bisa membuat mereka lebih memilih untuk beristirahat daripada berolahraga, sehingga menambah risiko penambahan berat badan. Merencanakan aktivitas fisik yang menyenangkan bisa menjadi motivasi tersendiri untuk tetap bugar.

 

 

4 dari 8 halaman

3. Stres dan Tanggung Jawab Baru

Cinta yang sepihak./Copyright freepik.com/author/cookie-studio

Menikah membawa serta berbagai tanggung jawab baru, baik itu dalam hal keuangan, pekerjaan, atau mengurus rumah tangga. Tanggung jawab ini sering kali menimbulkan stres, yang bisa mempengaruhi pola makan dan gaya hidup seseorang. Saat menghadapi tekanan, banyak orang cenderung mencari kenyamanan dalam makanan, yang sering kali mengarah pada konsumsi makanan tidak sehat.

Menurut studi yang dipublikasikan di American Journal of Lifestyle Medicine, stres dapat memicu kebiasaan makan emosional, di mana seseorang mengonsumsi makanan untuk mengatasi perasaan tidak nyaman. Sahabat Fimela, mengenali pola makan ini adalah langkah awal untuk menjaga kesehatan. Penting untuk mencari cara lain untuk mengatasi stres, seperti meditasi, olahraga, atau hobi yang menyenangkan.

Selain itu, tidak jarang pasangan baru mengalami konflik dalam komunikasi, yang dapat menambah beban emosional. Ketegangan dalam hubungan dapat membuat seseorang merasa lebih tertekan dan berisiko untuk kembali ke kebiasaan makan yang tidak sehat. Membangun komunikasi yang baik dan saling mendukung dalam menghadapi stres adalah kunci untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.

 

 

5 dari 8 halaman

4. Pengaruh Lingkungan

Hubungan sehat./copyright freepik.com/author/freepik

Lingkungan sosial dan budaya juga berperan penting dalam peningkatan berat badan setelah menikah. Sahabat Fimela, kebiasaan makan dan gaya hidup yang dimiliki pasangan dapat saling mempengaruhi. Jika satu pasangan memiliki pola makan yang tidak sehat, pasangan lainnya mungkin akan ikut terpengaruh tanpa menyadarinya.

Tidak hanya itu, lingkungan tempat tinggal juga dapat memengaruhi kebiasaan makan. Misalnya, jika pasangan tinggal di daerah yang memiliki banyak pilihan makanan cepat saji atau restoran yang menggoda, mereka cenderung lebih sering makan di luar. Hal ini dapat memicu kebiasaan makan yang buruk dan berpotensi menyebabkan penambahan berat badan.

Faktor budaya juga memainkan peran besar dalam hal ini. Di beberapa budaya, makanan sering kali menjadi bagian penting dari perayaan dan pertemuan sosial. Kegiatan seperti ini bisa membuat seseorang merasa tertekan untuk makan lebih banyak daripada yang diperlukan. Kesadaran akan pengaruh lingkungan dan budaya ini sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh.

 

 

6 dari 8 halaman

5. Perubahan Prioritas

Tips cinta./copyright freepik.com/author/pch-vector

Setelah menikah, banyak orang mengalami perubahan prioritas dalam hidup mereka. Fokus yang sebelumnya mungkin terletak pada kesehatan dan kebugaran kini bergeser ke tanggung jawab baru, seperti membangun karier, merawat rumah, atau bahkan merawat anak. Perubahan ini dapat membuat seseorang melupakan pentingnya menjaga kesehatan dan kebugaran.

Sahabat Fimela, penting untuk menyadari bahwa menjaga kesehatan adalah bagian dari tanggung jawab baru. Menetapkan waktu untuk berolahraga dan mempersiapkan makanan sehat harus menjadi prioritas yang tidak bisa diabaikan. Merencanakan waktu untuk diri sendiri bisa membantu menjaga keseimbangan dalam hidup.

Selain itu, kebiasaan menunda waktu untuk berolahraga karena kesibukan sehari-hari dapat menjadi perangkap yang sulit dihindari. Menciptakan kebiasaan positif dan mendisiplinkan diri untuk tetap aktif dapat membantu menjaga berat badan dan kesehatan secara keseluruhan.

 

 

7 dari 8 halaman

6. Faktor Genetik

Berdua./Copyright Image by freepik

Salah satu faktor yang sering diabaikan dalam pembahasan kenaikan berat badan setelah menikah adalah genetik. Beberapa orang mungkin memiliki predisposisi genetik untuk menambah berat badan dengan lebih mudah daripada yang lain. Hal ini dapat membuat mereka lebih rentan terhadap peningkatan berat badan setelah menikah.

Namun, penting untuk diingat bahwa genetik bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi berat badan. Gaya hidup, pola makan, dan aktivitas fisik juga memainkan peran besar. Sahabat Fimela, memahami faktor genetik dapat membantu seseorang lebih mengenali diri sendiri dan mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatan.

Meskipun faktor genetik mungkin sulit untuk diubah, menyadari bahwa kita memiliki kendali atas kebiasaan sehari-hari dapat memberikan motivasi untuk tetap menjaga kesehatan. Menerapkan pola makan sehat dan berolahraga secara teratur adalah langkah yang dapat diambil untuk melawan pengaruh genetik ini.

 

 

8 dari 8 halaman

7. Kebiasaan Bersosialisasi

Tertawa./Copyright Image by Lifestylememory on Freepik

Setelah menikah, kebiasaan bersosialisasi juga bisa berubah. Banyak pasangan yang mulai menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman-teman dan keluarga, sering kali dalam suasana yang melibatkan makanan. Perayaan, pesta, atau makan malam bersama dapat menjadi waktu yang penuh dengan hidangan lezat, dan tanpa disadari, jumlah kalori yang dikonsumsi bisa meningkat.

Sahabat Fimela, bersosialisasi adalah bagian penting dari kehidupan, namun penting untuk tetap menyadari porsi dan jenis makanan yang dikonsumsi saat berkumpul dengan orang-orang terkasih. Menemukan alternatif sehat saat berkumpul bisa menjadi solusi yang baik, seperti membawa hidangan sehat untuk dibagikan bersama.

Selain itu, kebiasaan untuk menjadikan makanan sebagai pusat pertemuan sosial juga dapat meningkatkan kemungkinan mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Membangun kebiasaan bersosialisasi yang lebih aktif, seperti melakukan olahraga bersama atau mengatur kegiatan yang melibatkan gerakan fisik, dapat membantu mengurangi dampak negatif dari kebiasaan makan yang tidak sehat.

Kenaikan berat badan setelah menikah adalah fenomena yang umum terjadi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dari perubahan pola makan, kurangnya aktivitas fisik, hingga pengaruh lingkungan dan perubahan prioritas, setiap pasangan memiliki tantangan tersendiri dalam menjaga kesehatan setelah mengikat janji suci.

Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai faktor-faktor ini, Sahabat Fimela dapat mengambil langkah-langkah positif untuk menjaga kesehatan dan kebugaran.

Menjalani hidup sehat bersama pasangan bukan hanya tentang menjaga penampilan, tetapi juga tentang menciptakan kualitas hidup yang lebih baik dan hubungan yang lebih harmonis.