Keindahan Kain Songket Palembang Dibuat Menjadi Busana Modern oleh Temma Prasetio dan Maya Ratih Bersama PT. Pupuk Indonesia di JFW 2025

Anisha Saktian Putri diperbarui 26 Okt 2024, 13:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Di hari kelima ajang fashion show Jakarta Fashion Week (JFW) 2025 pada (25/10/24) di Pondok Indah Mall 3, kain-kain songket Palembang dibuat menjadi pakaian ready to wear oleh desainer andal Temma Prasetio dan Maya Ratih Meramu.

Kedua desainer tersebut dipercaya oleh PT Pupuk Indonesia (Persero) membuat kain-kain songket tradisional menjadi busana yang kontemporer modern di ajang JFW 2025. Melalui Perkumpulan Istri Karyawan Pupuk Indonesia (PIKA-PI), Pupuk Indonesia membawa karya UMKM binaan Pupuk Indonesia ke JFW 2025.

Saat ini, Pupuk Indonesia tercatat telah memiliki 1.817 UMKM binaan, dengan 336 diantaranya merupakan perajin wastra nusantara. “Melalui pemberdayaan UMKM lokal, kami ingin karya anak bangsa, seperti kain songket Palembang yang kaya nilai budaya, mampu bersaing di kancah global, sehingga mampu menciptakan dampak positif bagi perekonomian dan budaya Indonesia,”’kata Direktur Sumber Daya Manusia Pupuk Indonesia, Tina T Kemala Intan saat konferensi pers

Ketua Umum PIKA-PI Group, Tata Rahmad Pribadi yang juga merupakan seorang pecinta wastra sekaligus penggagas pemberdayaan UMKM yang terlibat dalam ajang JFW mengatakan, berbagai program maupun kolaborasi kreatif yang dilakukan PIKA-PI dirancang untuk mendukung tujuan perusahaan, termasuk salah satunya melalui partisipasi UMKM binaan di JFW 2025.

"Selain mengusung misi pelestarian budaya melalui JFW, kami juga memberdayakan para perajin songket yang selama ini bekerja di balik layar, menuju panggung yang lebih bersinar. Kami percaya bahwa dengan memberikan dukungan bagi tangan-tangan terampil yang melahirkan karya memukau dunia tersebut, dapat menjadi salah satu kekuatan ekonomi dari sektor ekonomi kreatif,” katanya

Lewat tema Pupuk Indonesia Menenun Benang Emas Sriwidjaja, di JFW 2025 menampilkan kain songket Palembang dengan sentuhan elegan yang tetap menonjolkan nilai kebudayaan lokal hasil kolaborasi dengan desainer berbakat yaitu Maya Ratih dan Temma Prasetio. Tema ini memiliki makna yaitu setiap helai songket yang dipamerkan dibentuk dari benang emas dengan liuk motif yang menggambarkan hidup penuh lika-liku seperti pelayaran punggawa Sriwijaya.

 

2 dari 3 halaman

Temma Prasetio

Temma Prasetio di JFW 2025. [Adrian/Fimela]

Temma Prasetio adalah desainer menswear yang memulai debutnya di industri fashion Indonesia setelah menjadi pemenang kedua dari Lomba Perancang Mode (LPM) Menswear 2018 serta sempat menampilkan Tenun NTT di panggung Dubai Fashion Week. 

Koleksi kali ini, Temma meramu kain songket Palembang dengan pewarna alam yang indah menjadi sebuah koleksi busana yang tidak hanya stylish dan trendi, namun juga memiliki daya pakai yang tinggi. Temma Prasetio, mengatakan menggabungkan tradisi dengan tren masa kini adalah tantangan menarik. 

“Dalam koleksi ini, saya ingin menunjukkan bahwa kain songket bukan2 hanya sehelai kain, tapi juga simbol identitas yang bisa relevan dalam gaya hidup modern. Dengan sentuhan kontemporer, saya berharap wastra nusantara dapat diapresiasi lebih luas, baik di dalam negeri maupun di mancanegara," paparnya.

oleksi Temma Prasetio kali ini menghadirkan berbagai jenis pakaian pria namun beberapa bisa juga dikenakan untuk wanita. Mulai dari atasan vest, jas, obi, bawahan celana hingga kain. Dengan look formal hingga kasual. Temma Prasetio berhasil membuat warna-warna songket yang memiliki ciri khas bright, menjadi lebih earth tone pada koleksinya kali ini.  

Temma Prasetio di JFW 2025. [Adrian/Fimela]
Temma Prasetio di JFW 2025. [Adrian/Fimela]
3 dari 3 halaman

Maya Ratih

Maya Ratih di JFW 2025. [Adrian/Fimela]

Designer Maya Ratih memadukan keindahan kain warisan nusantara songket Palembang dengan bahan-bahan mewah seperti jacquard, velvet, taffeta dan linen yang bukan hanya sebagai wujud pelestarian budaya, tetapi juga peran penting UMKM dalam menjaga dan memperkenalkan nilai tradisional serta pemberdayaan perempuan.

"Kain songket Palembang adalah warisan budaya yang sarat akan makna. Dalam koleksi ini, saya meramu elemen-elemen mewah untuk memberikan kesan elegan tanpa melupakan akar tradisionalnya. Bagi saya, ini adalah cara untuk menampilkan kekayaan warisan lokal, sekaligus memberdayakan para perempuan yang bekerja di balik produksi kain tersebut,” ungkap Maya Ratih. 

Maya Ratih membuat berbagai look dari songket Palembang dengan berbagai jenis pakaian, seperti dress, blazer, rok, dan atasan dengan unsur kain tersebut.

Kolaborasi kreatif ini juga dimulai dari penyuluhan serta inspirasi desain yang dilakukan oleh Tata Rahmad Pribadi dan kedua designer kepada UMKM Wastra di Sumatera Selatan serta beberapa kota lainnya, yang menghasilkan motif-motif kreasi baru dalam kain songket Palembang, seperti motif Setir Nahkoda Kapal dan motif Burung Phoenix yang keduanya memiliki makna filosofi kehidupan mendalam. 

Maya Ratih di JFW 2025. [Adrian/Fimela]