Mengenal apa itu Self-Acceptance, Rahasia Bahagia Sederhana

Nadya Aufia diperbarui 08 Nov 2024, 16:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, pernahkah kamu memulai hari tanpa ambisi karena banyaknya pikiran yang menghantui tentang dirimu yang merasa belum sempurna. Perasaan tidak dihargai, sehingga tidak memiliki keinginan untuk menjalani hidup dengan semangat dan tidak mempercayai self-acceptance. Perasaan seperti ini sebenarnya sangat wajar, terutama pada era modern ini.

Namun, perasaan wajar yang seringkali disebutkan ini tidak berarti menuntut kita untuk menormalisasi menerima perasaan negatif secara terus-menerus, kemudian menguasai diri kita dengan emosi negatif. Jika dibiarkan terus-menerus, perasaan ini dapat menghambat kita untuk memanfaatkan banyak kesempatan baik di sekeliling kita. Self-acceptance atau penerimaan diri menjadi semakin penting. 

Self acceptance bukan hanya tentang mencintai diri sendiri, tetapi juga tentang menghargai proses pertumbuhan dan perkembangan diri. Menerima diri sendiri bukan berarti menyerah pada impian atau berhenti berusaha menjadi lebih baik. Justru sebaliknya, self-acceptance akan membantumu untuk lebih fokus pada hal-hal positif dalam hidup dan menemukan tujuan hidup yang sebenarnya.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Kesulitan Menerima Diri

Penerimaan diri adalah keadaan menerima diri sendiri sepenuhnya (Foto: Pexels.com)

Melansir dari positivepsychology.com, penerimaan diri adalah keadaan menerima diri sendiri sepenuhnya. Penerimaan diri yang sejati adalah menerima diri apa adanya, tanpa kualifikasi, syarat, atau pengecualian (Seltzer, 2008). Hal ini menekankan pentingnya menerima semua aspek diri. Tidak hanya dengan menerima hal-hal yang baik, berharga, atau positif dari diri, tapi juga harus menerima bagian yang kurang diinginkan, yang negatif, dan buruk dari diri kita.

Pentingnya Penerimaan Diri

Pernahkah kamu merasa bahwa menerima diri sendiri itu sulit? Ternyata, penerimaan diri memiliki dampak yang sangat besar pada kesehatan mental kita. Semakin kita bisa menerima diri kita apa adanya, semakin baik pula kesehatan mental kita. Ini karena ketika kita menerima diri sendiri, kita lebih mampu menghadapi tantangan hidup dan membangun hubungan yang lebih sehat dengan diri sendiri dan orang lain. Para ahli kesehatan mental sering kali menekankan pentingnya penerimaan diri dalam terapi, karena mereka memahami bahwa penerimaan diri adalah fondasi penting untuk mencapai kesejahteraan emosional.

Memahami tujuan self-acceptance

Jika kamu pernah menjalani terapi, pasti kamu sudah tidak asing lagi dengan konsep penerimaan diri. Terapis biasanya akan membantumu untuk mengenal dirimu lebih dalam, baik sisi positif maupun negatifnya. Tujuannya adalah agar kamu bisa menerima semua aspek dirimu tanpa menghakimi. Dengan begitu, kamu akan merasa lebih tenang dan bebas dari beban untuk menjadi sempurna.

3 dari 3 halaman

Kesalahan dalam Self-Acceptance

Penerimaan diri adalah sebuah komitmen yang membutuhkan kesadaran dari diri sendiri (Foto: Pexels.com)

Salah satu hal penting dalam proses penerimaan diri sendiri adalah pemahaman konsep self-acceptance. Self-acceptance bukan berarti membenarkan semua perilaku buruk yang pernah kita lakukan. Yang mana, kita mengakui bahwa kita adalah manusia biasa yang tidak sempurna dan pernah melakukan kesalahan. Ini memang tentang menerima kenyataan bahwa kita memiliki segala kelebihan dan kekurangan.

Perlu diingat, memaafkan diri sendiri atas semua kesalahan yang pernah dilakukan bisa kita lakukan tanpa harus membenarkannya. Self-acceptance adalah tentang melepaskan diri dari penilaian negatif terhadap diri sendiri dan meningkatkan fokus pada pertumbuhan diri.

Sahabat Fimela, berbagai cara atau tips tentang self-acceptance sudah banyak mengelilingi kita. Namun, pada akhirnya, penerimaan diri adalah sebuah komitmen dan keinginan yang kuat dari dalam diri. Hanya dengan benar-benar memahami manfaat yang akan kita rasakan dengan sendirinya dari menerima diri, kita bisa menemukan titik untuk menemukan ambisi dan motivasi untuk mengupayakan berbagai kesempatan kebahagiaan.

Penulis: Nadya Aufia

#Unlocking the Limitless