Profil Mentereng Stella Christie Calon Anggota Kabinet Prabowo, dari Guru Besar Universitas Tsinghua hingga Ilmuwan Cognitive Science

Hilda Irach diperbarui 17 Okt 2024, 10:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Nama Stella Christie menjadi sorotan di media sosial setelah ia dipanggil oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Selasa, 15 Oktober, ke kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta. Pemanggilan ini menambah deretan perempuan yang dipertimbangkan sebagai calon menteri dalam kabinet Prabowo-Gibran. 

Sebelumnya, enam perempuan dari beragam latar belakang juga telah mendapat panggilan serupa dari Prabowo, di antaranya Sri Mulyani, Veronica Tan, Meutya Hafid, Ribka Haluk, Widiyanti Putri Wardhana, dan Arifatul Choiri Fauzi.

Sosok Stella Christie langsung mencuri perhatian lantaran diketahui ia memiliki profil mentereng. Stella adalah seorang Profesor dan Guru Besar asal Indonesia yang lahir di Medan pada 11 Januari 1979.

 

2 dari 2 halaman

Rekam Jejak Pendidikan

Dari Guru Besar Universitas Tsinghua hingga Ilmuwan Cognitive Science, berikut profil mentereng Stella Christie, calon anggota kabinet Prabowo. [IG: bundaddysazs].

Stella memiliki rekam jejak pendidikan yang mengesankan. Ia meraih gelar S1 dari Harvard University pada 2004 di Fakultas Psikologi dengan predikat Magna Cum Laude with Highest Honor. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di Northwestern University dengan fokus pada psikologi kognitif.

Stella juga menjadi peneliti tamu di Universitas Stanford. Dari 2012-2018, ia menjabat sebagai Guru Besar di Swarthmore College, dan sejak 2018, ia menjadi Guru Besar di Universitas Tsinghua.

“Saya sudah menjadi Guru Besar di Swarthmore Colleges, itu nomor 3 Universitas paling baik di Amerika Serikat, dan sekarang menjabat Guru Besar Tsinghua University,” kata dia seperti yang dikutip dari kanal News Liputan6.com (17/10).

Stella menjelaskan bahwa ia juga merupakan seorang ilmuwan di bidang ilmu kognitif. Ia menyebutkan bahwa bidang tersebut berfokus pada cara kerja pikiran seseorang. 

“Jadi tentang otak dan cara pikiran yang memasukkan manusia, hewan, dan artificial intelligent (AI),” kata dia.

Sementara itu, belum diketahui, posisi apa yang akan dijabatnya. Namun, dia tidak menampik saat disebut mengisi pos Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi.

“Nanti Pak Prabowo saja ya (yang menjelaskan),” ucapnya.