Fimela.com, Jakarta Anak-anak masa kini tumbuh dalam lingkungan yang dikelilingi teknologi. Tablet, smartphone, dan televisi seakan telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keseharian mereka. Itu sebabnya, terkadang mengelola screen time anak bisa menjadi tantangan bagi para orang tua. Terutama ketika teknologi menawarkan hiburan yang sulit ditolak oleh si kecil.
Padahal, terlalu banyak waktu di depan layar dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental anak. Mulai dari gangguan tidur hingga penurunan konsentrasi, dampaknya bisa cukup serius. Karena itu, penting bagi orangtua untuk menemukan cara yang efektif mengatur screen time tanpa menciptakan konflik.
Tak perlu drama dalam menciptakan batasan yang sehat untuk screen time anak. Beberapa pendekatan sederhana dapat membantu anak memahami pentingnya keseimbangan antara waktu bermain di layar dan aktivitas lainnya, sekaligus membuat prosesnya lebih mudah dan menyenangkan bagi semua pihak. Berikut tiga diantaranya.
What's On Fimela
powered by
1. Buat Jadwal Screen Time yang Konsisten
Menerapkan jadwal screen time yang konsisten adalah langkah pertama yang dapat dipiih. Tentukan waktu khusus kapan anak boleh menggunakan gadget, misalnya setelah menyelesaikan tugas sekolah atau kegiatan lainnya. Dengan membuat aturan yang jelas, anak kapan lebih memahami kapan waktu mereka dapat bermain di depan layar dan kapan harus beralih ke aktivitas lain. Hal ini membantu anak membangun rutinitas yang sehat dan menghindari kebingungan tentang kapan mereka bisa bermain gadget.
Melibatkan anak dalam pembuatan jadwal ini juga tak ada salahnya. Memberikan mereka sedikit kendali atas waktu mereka sendiri dapat membuat mereka merasa lebih bertanggung jawab dan memahami alasan di balik aturan tersebut. Ketika anak merasa terlibat, mereka lebih cenderung mengikuti aturan tanpa banyak perlawanan.
2. Alihkan Perhatian dengan Kegiatan Menarik
Salah satu alasan anak cenderung sulit melepaskan gadget adalah kurangnya alternatif aktivitas yang menarik. Orang tua bisa mengatasi hal ini dengan menyediakan berbagai pilihan aktivitas lain yang menyenangkan, seperti bermain di luar ruangan, mengerjakan proyek kreatif, atau bermain board game bersama keluarga. Dengan banyaknya aktivitas seru, anak akan lebih mudah melupakan gadget mereka.
Selain itu, penting juga untuk memberikan teladan yang baik. Orang tua yang juga aktif dalam aktivitas non-digital akan menginspirasi anak untuk melakukan hal yang sama. Kebiasaan ini bisa menciptakan momen berharga dalam keluarga, di mana semua anggota bisa berinteraksi lebih intens tanpa gangguan layar.
3. Gunakan Pengingat Visual untuk Batasan Waktu
Untuk membantu anak memahami dan mengikuti batasan screen time, gunakan pengingat visual seperti jam atau alarm. Alat ini membantu anak secara mandiri mengetahui kapan waktunya berhenti tanpa harus terus menerus diingatkan oleh orang tua. Dengan adanya pengingat yang jelas, anak akan lebih mudah menghormati aturan dan mengurangi drama saat waktu penggunaan gadget berakhir.
Metode ini juga melatih anak dalam mengelola waktu dan tanggung jawabnya sendiri. Ketika alarm ataupun jam berbunyi, mereka akan paham bahwa waktunya bermain gadget telah selesai. Pendekatan ini lebih efektif daripada sekadar perringatan lisan dan bisa mengurangi perdebatan saat waktu penggunaan gadget berakhir.
Mengelola screen time anak memerlukan kesabaran dan konsistensi. Namun dengan pendekatan yang tepat, screen time dapat lebih terkontrol tanpa menimbulkan konflik di rumah.