Kian Ramai, PLBN Skouw Jadi Destinasi Favorit Warga Tapal Batas Papua

Gloria Trivena May Ary pada 15 Okt 2024, 11:25 WIB

Fimela.com, Jakarta Matahari baru saja terbit dari Timur, sementara jemari lincah wanita berkerudung biru itu sibuk merobek sachet kopi dan susu yang tersusun rapi di gerobak motornya. Air panas dari termosnya terus mengalir, disusul racikan minuman hangat yang ia siapkan dengan telaten untuk setiap pelanggan. Dialah Siti Badriyah, yang cekatan mengantarkan pesanan dengan senyum ramah.

Siti terlihat bahagia. Mata berbinar. Senyum di bibir terus mengembang. Satu per satu pembeli terus berdatangan. Pagi itu dagangan kopi keliling dan makanannya di tapal batas Indonesia dengan Papua Nugini, laris manis.

Walau hanya berprofesi sebagai 'starling' atau penjual kopi keliling, bisa dibilang Siti cukup sukses di sana. Bayangkan, omzetnya saja mencapai Rp2 juta saban hari. Kalau dikalikan sebulan, berarti puluhan juta omzetnya.

"Perputaran uang di sini lebih bagus dibanding kampung saya di Jawa. Di sini penghasilannya lebih bagus," cerita Siti sudah tinggal di kawasan perbatasan Papua sejak umur 7 tahun.

Sejak tahun 1982, Siti mengaku orang tuanya mengikuti program transmigrasi dari Banyuwangi ke Papua. Dan di wilayah tapal batas itu, menjadi tempat bagi Siti meraup rezeki.

Menurut Siti, pesatnya perputaran uang di wilayah tersebut tak lepas dari adanya pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, Muara Tami, Kota Jayapura. Seiring dengan PLBN yang telah berdiri mewah nan megah, kegiatan ekonomi juga terus berkembang di sana.

PLBN Skouw. (c) Pemprov Papua

Dua tahun lalu, kata Siti mengenang, sebelum PLBN diresmikan pada 2017, pendapatannya paling banter Rp1 juta per hari. Namun sekarang, omzetnya meningkat 2 kali lipat.

Tak heran, pelanggan yang dimiliki Siti bukan cuma orang-orang Indonesia, tapi juga dari negara sebelah, Papua Nugini. Siti melayani pembayaran baik dengan rupiah dan kina, mata uang Papua Nugini.

Siti menjual segelas kopi seharga Rp10 ribu untuk orang Indonesia dan 3 kina untuk Papua Nugini. Sementara untuk nasi dengan beragam lauk seperti ayam, ikan, serta telur, dihargai sekitar Rp20.000 dan 5 kina. Asal tahu saja, 1 kina kira-kira senilai Rp3.500-4.000, tapi tergantung dari nilai kurs yang berlaku.

Apa yang dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam upaya pembangunan wilayah perbatasan dari Pos Lintas Perbatasan, serta pasar di sekitarnya, sangat dirasakan betul manfaatnya oleh Siti dan warga lainnya di tapal batas.

"Sekarang saja sudah alhamdulillah sudah bagus semua, sekarang juga kan lagi dibangun jembatan Holtekamp itu, kalau dibangun terus ya kita warga sini pasti senang," ujar Siti.

Hal serupa juga dirasakan Rasmi, salah satu pedagang di pasar yang letaknya 500 meter dari PLBN Skouw. Selama 10 tahun, Rasmi setiap hari pulang-pergi Abepura-Skouw untuk berjualan.

"Alhamdulillah, di sini menguntungkan, saya bisa makan dan menyekolahkan anak," ujar Rasmi yang merupakan perantau asal Makassar, Sulawesi Selatan.

Sejak pos lintas batas diperbaiki, pengunjung pasar pun bertambah ramai. Menurut dia, Warga PNG yang berbelanja ke Indonesia biasa datang di hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Biasanya mereka membeli sembako, karpet-karpet, jaring dan lain-lain.

2 dari 4 halaman

Memutar Ekonomi di Perbatasan Negeri

Kunjungan lapangan istri Menteri KP RI ke PLBN Skouw. (c) BNPP

Saat peresmian PLBN Skouw di 2017, Presiden Joko Widodo sudah berpesan tegas, kehadiran pos perbatasan yang diperbaiki ini harus memberikan efek nyata bagi kesejahteraan masyarakat perbatasan.

"Sejak hari pertama saya dilantik, saya menyampaikan, pemerintah sudah jelas menyatakan bahwa daerah-daerah perbatasan tidak boleh dilupakan karena merupakan beranda-beranda terdepan Indonesia. Seperti di mana kita berada sekarang ini, di Skouw, harus menjadi kebanggaan kita semuanya, kebanggaan masyarakat Papua, dan kebanggaan Indonesia," ujarnya

Sehingga, kata Jokowi, keberadaan PLBN dapat berfungsi sebagai sentra ekonomi, sekaligus menghilangkan praktik penyelundupan di wilayah perbatasan.

"Saya minta juga nanti agar ada pembinaan sehingga barang-barang yang dijual itu jangan hanya itu-itu saja, dikembangkan. Tidak hanya urusan sembako dan garmen, yang lain-lain juga seperti elektronik misalnya," ucapnya.

Kawasan PLBN Skouw memiliki luas 10,7 Ha, dibangun sejak Desember 2015 hingga November 2016 oleh kontraktor PT. Nindya Karya (Persero) dengan anggaran Rp165,9 miliar.

PLBN ini dapat ditempuh melalui perjalanan darat sekitar 90 menit dari Kota Jayapura. Kondisi jalan nasional sepanjang 69 Km kini dapat dilalui dalam kondisi bagus.

Desain PLBN Skouw mengusung budaya lokal Papua. Desainnya mengadaptasi bentuk bangunan khas Rumah Tangfa, rumah pesisir di daerah Skouw, yang memiliki atap dengan bentukan perisai dan dua ruang panjang untuk masyarakat berkumpul.

Makin terlihat cantik dengan ada penggunaan ornamen lokal, serta penerapan prinsip-prinsip bangunan hijau (green building). Keren!

PLBN didesain bukan hanya untuk pelayanan lintas batas negara semata. Tetapi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di perbatasan negara.

Selain layanan pelintas batas di Zona inti, juga dibangun zona penunjang yang dilengkapi pasar wisata, layanan perbankan, wisma indonesia, serta fasilitas layanan publik lainnya.

3 dari 4 halaman

Perputaran Duit Rp3 Miliar

Pasar dan pusat oleh-oleh di PLBN Skouw yang berdiri atas lahan seluas 3.600 m2 dengan total 506 kios, merupakan perwujudan Inpres Nomor 1 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi pada Kawasan Negara di Aruk, Motaain dan Skouw.

Berdasarkan data yang ada di Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-PNG Yonif 122 Tombak Sakti sebagai pos pertama sebelum masuk ke area PLBN Terpadu Skouw ini, tercatat di luar hari pasar setelah renovasi PLBN selesai, pengunjung mencapai 300-500, bahkan di hari libur tembus hingga di atas 1.500 pengunjung.

Menurut data Bank Indonesia perwakilan Provinsi Papua pada 2018, setiap harinya terdapat perputaran uang senilai Rp3 miliar di Pasar Skouw, yang  kini menjadi destinasi favorit para pelintas batas asal Papua Nugini untuk berbelanja kebutuhan pokok.

4 dari 4 halaman

Banyak Hidden Gem

PLBN Skouw tak hanya memiliki fungsi utama sebagai lintas penyeberangan, tapi juga jadi destinasi unik berwisata. Bahkan jadi tempat swafoto alias selfie orang-orang perbatasan dua negara.

Banyak spot-spot foto menarik di sana yang dipadukan dengan ornamen khas budaya lokal serta keasrian lingkungannya.

"Jadi sebenarnya PLBN ini juga menjadi destinasi wisata," ujar Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Zudan Arif Fakrulloh.

Di perbatasan Skouw, masyarakat dapat menikmati kuliner khas Papua Nugini. Seperti daging domba, sosis sebesar singkong, pisang goreng dan minuman kaleng lokal.

Wisatawan juga bisa mengunjungi hidden gem, yakni Kampung Harapan, desa adat yang ada dekat perbatasan. Pemandangannya juara banget! kalian akan disuguhkan hamparan sawah, perbukitan dan sungai.

Belum lagi keindahan Air Terjun Sroba yang memiliki ketinggian sekitar 50 meter dan dikelilingi hutan tropis yang hijau dan lebat. Untuk mencapainya, wisatawan harus singgah di Kampung Harapan, lalu berjalan sekitar 30 menit untuk sampai ke lokasi.

Atau bisa juga singgah ke Danau Maribu. Punya keindahan alam yang luar biasa. Airnya jernih dan pemandangan pegunungan yang hijau. Jaraknya sekitar 2 kilometer dari PLBN Skouw.

Guna menggairahkan wisatawan di perbatasan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menghidupkan kembali Festival Cross Border di Jayapura.

"Nantinya akan kita sajikan kegiatan seni, budaya, musik, film sampai lari," ujar Menteri Sandiaga Uno kala melakukan kunjungan di PLBN Skouw.

Sandiaga menargetkan sebanyak 2.000 wisatawan mancanegara akan hadir dalam festival itu.

"Saya ingin kembalikan 1.500 pelintas batas setiap hari melintas di PLBN ini. Itu adalah catatan terbaik yang akan kita terus tingkatkan. Lalu kita targetkan dalam Cross Border diikuti sebanyak 2.000 peserta wisatawan mancanegara," paparnya.

Untuk mengoptimalkannya, maka ke depannya akan dimudahkan dari sisi visa kedatangan dengan memberikannya free. Lalu program kreatif yang ada di wilayah PLBN akan dikolaborasikan dengan Papua Youth Creative Hub (PYCH) yang sudah diresmikan Presiden Jokowi.