Fimela.com, Jakarta Perjalanan hidup Ariel Tatum tidak selalu terlihat seperti kilau gemerlap dunia hiburan. Artis berusia 27 tahun ini, yang kini sering diundang sebagai pembicara kesehatan mental, pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya.
Dalam acara bertajuk "Mendengar Jiwa" yang diselenggarakan untuk merayakan Hari Kesehatan Mental Sedunia, Ariel berbicara di hadapan publik tentang pentingnya kesehatan mental. Dengan sikap terbuka dan penuh empati, ia menceritakan perjalanan batinnya dalam melawan gangguan kepribadian yang ia alami sejak remaja.
Menghadapi segala tantangan hidup, Ariel menemukan panduan hidupnya dalam filsafat Stoikisme. Berikut adalah cerita dan tips dari Ariel Tatum dalam melawan tantangan kesehatan mental, dari praktik self-love hingga kebiasaan yang ia terapkan sehari-hari.
Penerapan Stoikisme dalam Kehidupan Sehari-Hari
Ariel Tatum mempelajari dan menerapkan Stoikisme, sebuah aliran filsafat yang menekankan pengendalian diri. Baginya, Stoikisme menjadi pegangan yang membuatnya lebih bijak dalam menghadapi berbagai tantangan.
Dengan filosofi ini, Ariel percaya bahwa kita harus mengupayakan yang terbaik dalam hidup, namun jika hasilnya tidak sesuai harapan, hal itu sudah di luar kendali kita.
Perjalanan Melawan Borderline Personality Disorder Sejak Usia 13 Tahun
Ariel pertama kali divonis mengalami Borderline Personality Disorder (BPD) pada usia 13 tahun. Ia mengaku bahwa proses penyembuhannya tidak mudah dan melibatkan terapi jangka panjang.
Namun, berkat dukungan dari orang-orang di sekitarnya dan kesadaran untuk terus berusaha, Ariel mampu bertahan dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
Kampanye Kesehatan Mental: Berbagi Pengalaman dan Tips
Sudah lima tahun terakhir Ariel aktif mengampanyekan pentingnya kesehatan mental. Dari pengalaman pribadinya, ia sering berbagi tips tentang cara menghadapi tantangan mental, seperti dengan menjalani praktik self-love dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan waktu pribadi.
Ariel percaya bahwa menjaga kesehatan mental adalah proses yang terus berlangsung.
Journaling Sebagai Alat untuk Mengatasi Stres
Salah satu rutinitas yang Ariel lakukan untuk mengatasi stres adalah journaling. Ia mencatat segala aktivitasnya, mulai dari pekerjaan hingga perasaannya selama menjalani hari-hari sibuk.
Menurut Ariel, journaling membantunya untuk lebih memahami dirinya sendiri dan menata emosinya dengan lebih baik.
Self-Care Setiap Minggu
Ariel selalu menyempatkan diri untuk istirahat di hari Minggu. Di tengah jadwalnya yang padat, ia memilih tidak menerima pekerjaan di hari tersebut dan memanfaatkannya untuk melakukan hal-hal yang bisa meningkatkan mood-nya, seperti yoga atau bermain piano.
Baginya, self-care adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental.
Menemukan Titik Balik dalam Setiap Perjalanan Hidup
Ariel mengungkapkan bahwa hidupnya dipenuhi dengan berbagai titik balik, yang sering kali emosional. Namun, setiap kali melewati masa sulit, ia merasa bahwa ia menjadi lebih kuat dan lebih mengenal dirinya sendiri.
Baginya, setiap tantangan yang ia hadapi membawa pelajaran berharga yang membentuk dirinya hingga saat ini.
Penulis: Rianti Fitri Wulandari
#UnlockingTheLimitless