Pahami 4 Fase Menstruasi yang Berpengaruh secara Fisik dan Mental

Ajeng Yuniarta diperbarui 27 Okt 2024, 20:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Begitu Sahabat Fimela memasuki fase pubertas, pasti akan mengalami proses alami pada sistem reproduksi wanita yang ditandai dengan keluarnya darah pada vagina, atau yang biasa disebut menstruasi. Ada baiknya untuk mengetahui siklus menstruasi yang tentu sangat penting agar kita nantinya tidak kaget dan tahu cara mengatasinya. Pengetahuan ini memang terkesan terlalu ilmiah, namun nyatanya sangat bermanfaat untuk membantu kita saat mengahadapi siklus-siklus tersebut. Tak hanya itu, kita juga bisa lebih memahami bagaimana tubuh kita bekerja dalam menghadapi beragam siklus menjelang siklus menstruasi

Fase siklus yang dilalui seorang wanita setiap bulannya pada umumnya terbagi menjadi 4 yakni, fase menstruasi, fase folikular, fase ovulasi, serta fase luteal. Semua fase tersebut memiliki arti dan hubungan yang kuat pada perubahan mood, fisik, serta organ dalam tubuh kita. Lantas, bagaimana pengaruh 4 fase tersebut? Yuk, simak penjelasannya berikut ini! 

2 dari 5 halaman

1. Fase Menstruasi

woman menstruation/ccopyright pexels/Kaboompics.com

Seperti pada umumnya, fase ini mengantarkan kita pada proses lapisan dinding dalam rahim yang mengandung darah, sel-sel dinding rahum, dan lendir atau dikenal dengan endometrium akan keluar dan luruh melalui vagina. Rentan waktunya dimulai sejak har pertama siklus menstruasi dimulai hingga 4 sampai 6 hari ke depan. Pada fase ini, umumnya wanita akan merasakan nyeri di perut bagian bawah dan keram pada punggung, sebeb otot rahim berkontrasksi untuk membantu meluruhkan cairan yang ada pada rahim kita, seperti endometrium.

Adapun perubahan mood yang terjadi pada fase ini antara lain, mudahnya merasa lelah, lesu serta berkurangnya energi, tingkat sensivitas emosional yang tinggi, serta perasaan depresi dan sedih. Oleh karena itu tak heran jika kamu menemui perempuan yang berada dalam fase ini, mereka akan merasa mudah tersinggung dan cenderung lebih emosional saat menghadapi suatu kejadian, sebab rasa tidak nyaman secara fisik yang dialaminya seperti, kram dan nyeri, sangat mempengaruhi bagaimana mood mereka berjalan.

3 dari 5 halaman

2. Fase Folikular

woman happy/copyright pexels/ Andrea Piacquadio

Pada tahapan ini, ovarium memproduksi folikel yang berisi sel telur, sehingga menyebabkan endometrium menjadi tebal. Rentan waktunya terjadi bersamaan dengan fase menstruasi hingga memasuki fase ovulasi, pada umumnya sekitar terjadi pada hari ke-10 dari 28 hari siklus menstruasi. Lama waktu yang dihabiskan dalam fase ini akan menentukan berapa lama siklus menstruasi akan berlangsung nantinya. 

Adapun perubahan mood yang terjadi dalam fase ini pada umumnya perempuan sudah mulai menunjukkan moodnya yang membaik, sebab hormon estrogen yang emingkat. Estrogen dikenal sebagai hormon yang meningkatkan dan memperbaiki suasana hati. Mereka akan kembali ke mood yang lebih stabil, positif, semangat dan kreativitas kembali naik, lebih kuat secara mental, dan bergairah untuk bersosialisasi dengan yang lain. 

4 dari 5 halaman

3. Fase Ovulasi

woman in bed/copyright pexels/Pixabay

Pada fase ovulasi, sel telur sudah mulai dilepaskan dan siap untuk dibuahi yang nantinya akan bergerak ke tuba fallopi dan menempel pada dinding rahim. Rentan keaktifan sel telur ini pada umumnya hanya mampu bertahan selama 24 jam saja, selebihnya mereka akan mati jika tidak dibuahi. Sebaliknya, jika ia bertemu dan dibuahi oleh sperna, maka kehamilan akan sangat mungkin untuk terjadi. Tahapan ini juga dikenal sebagai masa subur wanita dan biasanya terjadi sekitar dua minggu sebelum siklus mesntruasi berikutnya dimulai.

Adapun perubahan mood yang terjadi di fase ini yakni mereka cenderung lebih aktif dan antusias, suasana hati yang lebih positif, bahagia dan penuh gairah. Sebab kadar estrogen yang mencapai puncaknya, sementara hormon luteinizing (LH) dan testosteron juga mengalami kenaikan, sehingga kondisi membuat sebagian besar wanita merasa lebih energik dan bersemangat untuk menjalani kegiatan. Tak jarang juga wanita yang ada pada fase ini memiliki peningkatan libido dan dorongan seksual yang tinggi, karena peningkatan hormon tersebut.

5 dari 5 halaman

4. Fase Luteal

fase menstruasi/copyright pexels/cottonbro studio

Selepas fase ovulasi, folikel yang telah pecah akan mengeluarkan sel terlur yang nantinya membentuk korpus luteum, sehingga hormon progesteron yang mepertebal lapisan dinding rahim mengalami peningkatan. Pada tahap ini kerap kita sebut dengan PMS atau Pre-Menstrual Syndrome.

Adapun gejala yang perempuan hadapi alam fase ini sangat beragam dari perubahan suasana hati yang cepat atau mood swings, kecemasan yang berlebih, mudah tersinggung, pikiran menjadi stres dan depresi, hingga terdapat perubahan fisik yang terjadi antara lain, sakit yang terjadi pada payudara, munculnya jerawat pada wajah, perut kembung sehingga perubahan mood pun semakin terjadi.

Itulah beberapa fase menstruasi yang wajib perempuan ketahui guna mengenal lebih baik tubuh kita serta menjadi sigap untuk mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi. Jika perubahan suasana hati sangat mengganggu kehidupan sehari-hari, Sahabat Fimela mungkin bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mengurang gejala tersebut.