5 Bahaya Mengonsumsi Garam Berlebihan

Anastasia Trifena diperbarui 09 Okt 2024, 19:47 WIB

Fimela.com, Jakarta Garam merupakan bumbu dapur yang tak terpisahkan dari hampir setiap hidangan. Meski memberikan rasa gurih yang nikmat, mengonsumsi garam secara berlebihan ternyata dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Banyak orang mungkin tidak sadar bahwa asupan garam yang terlalu tinggi bisa memicu berbagai masalah serius yang mengancam tubuh.

Tubuh hanya membutuhkan sedikit garam untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Jika asupan garam melebihi batas wajar, dampaknya bisa langsung terasa pada organ penting seperti jantung, ginjal, hingga pembuluh darah. Berikut 5 bahaya yang mengintai jika terlalu banyak mengonsumsi garam.

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

1. Meningkatkan Risiko Tekanan Darah Tinggi

Ilustrasi tekanan darah tinggi. (Copyright Pexels/Thirdman)

Mengonsumsi garam secara berlebihan tidak hanya meningkatkan risiko hipertensi, tetapi juga dapat membebani berbagai organ tubuh. Salah satu dampak utama adalah tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh penumpukan natrium. Ketika kadar natrium dalam tubuh meningkat, cairan yang tertahan dalam darah menyebabkan tekanan darah naik. Jika tidak diatasi, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti stroke dan serangan jantung. 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), konsumsi garam harian yang direkomendasikan tidak boleh melebihi 5 gram, atau setara dengan satu sendok teh. Namun, sayangnya rata-rata konsumsi garam di banyak negara masih jauh melampaui angka ini. Dengan menjaga asupan garam tetap terkendali, kita dapat mencegah berbagai masalah kesehatan serius di kemudian hari.

3 dari 6 halaman

2. Membebani Fungsi Ginjal

Ilustrasi sakit. (Copyright Pexels/SHVETS production)

Ginjal berperan penting dalam menyaring limbah dan mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Ketika konsumsi garam melebihi batas yang disarankan, ginjal harus bekerja ekstra keras untuk mengeluarkan kelebihan natrium. Hal tersebut dapat membebani organ vital ini dan mengganggu fungsi normalnya, yang berpotensi menyebabkan kerusakan ginjal dalam jangka panjang.

Kerusakan ginjal dapat berkembang tanpa gejala awal yang jelas, sehingga sering kali terlambat terdiagnosis. Jika tidak ditangani, masalah ini dapat berkembang menjadi penyakit ginjal kronis dan bisa berujung pada kebutuhan untuk cuci darah atau transplantasi ginjal. Karena itu, menjaga asupan garam yang seimbang sangat penting untuk kesehatan ginjal yang optimal.

4 dari 6 halaman

3. Meningkatkan Risiko Penyakit Lambung

Ilustrasi tekanan darah tinggi. (Copyright Pexels/Andrea Piacquadio)

Konsumsi garam yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit lambung, termasuk gastritis dan kanker lambung. Garam berlebih dapat merusak lapisan pelindung lambung, sehingga meningkatkan risiko peradangan dan iritasi. Ketika lapisan ini terganggu, lambung menjadi lebih rentan terhadap asam, yang dapat menyebabkan masalah pencernaan dan rasa sakit.

Selain itu, pola makan tinggi garam dapat berkontribusi pada perkembangan kanker lambung. Kelebihan garam dapat merangsang pertumbuhan bakteri berbahaya dalam lambung dan mengganggu keseimbangan mikrobiota. Karena itu, mengurangi asupan garam bukan hanya penting untuk kesehatan jantung, tetapi juga untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan secara keseluruhan. 

5 dari 6 halaman

4. Meningkatkan Risiko Osteoporosis

Ilustrasi sakit punggung. (Copyright Pexels/isaac1112)

Konsumsi garam yang tinggi dapat mempercepat pengeluaran kalsium dari tubuh melalui urin. Padahal, kalsium sangat penting untuk kesehatan tulang. Kekurangan kalsium dalam jangka panjang dapat menyebabkan pengeroposan tulang atau osteoporosis. Hal ini dapat menyebabkan tulang menjadi lemah dan lebih rentan patah.

Osteoporosis adalah kondisi yang sering tidak terdiagnosis, sehingga penting untuk selalu menjaga asupan kalsium dan membatasi konsumsi garam. Melakukan langkah-langkah pencegahan, seperti mengurangi garam dalam makanan dan meningkatkan asupan makanan kaya kalsium, sangatlah penting untuk menjaga kesehatan tulang di usia tua.

6 dari 6 halaman

5. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

Ilustrasi sakit jantung. (Copyright Pexels/Puwadon Sang-ngern)

Seperti yang telah dijelaskan di atas, tekanan darah tinggi yang diakibatkan kebanyakan natrium dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Sebab saat tekanan darah meningkat, arteri bisa mengalami penebalan dan pengerasan. Kondisi ini disebut aterosklerosis yang dapat menganggu aliran darah dan meningkatkan kemungkinan serangan jantung.

Karena itu, penting untuk membatasi asupan garam agar kesehatan jantung tetap terjaga. Dengan menjaga pola makan seimbang dan mengurangi konsumsi garam, kita dapat mencegah risiko penyakit jantung dan meningkatkan kualitas hidup.

Mengurangi asupan garam tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan jantung dan ginjal, tetapi juga berperan penting dalam mencegah masalah pencernaan dan menjaga keseimbangan cairan tubuh. Dengan langkah-langkah sederhana, kita dapat menjaga kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.