Fimela.com, Jakarta Kanker payudara menjadi momok bagi banyak orang, khususnya perempuan. Pasalnya, kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker.
Data Globocan tahun 2020 mencatat, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sedangkan, untuk jumlah kematian mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.
Melihat hal tersebut, untuk memberikan edukasi sejak dini terkait kanker payudara, PT Uni-Charm Indonesia Tbk (Charm) bersama Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) menggelar kampanye Ayo SADARI Setelah Menstruasi kepada 400 siswi SMP dan SMA se-Jakarta di Balai komando Cijantung, Jakarta, Rabu (2/10/2024).
Sales Director PT Uni-Charm Indonesia Tbk, Sri Haryani mengatakan bahwa kolaborasi dengan YKPI sangat cocok untuk bisa menyampaikan makna dari kampanye SADARI hingga seluruh Indonesia.
“Dengan kolaborasi tersebut, masyarakat Indonesia, khususnya wanita bisa menyadari sejak dini terkait kanker payudara,” katanya.
“Kolaborasi dengan YKPI dimulai di tahun 2021 dan kami berharap ini akan terus berlanjut untuk bisa memberikan edukasi hingga ke pelosok daerah yang sulit mendapatkan akses informasi edukatif terkait kanker payudara,” jelas Sri.
Dirinya pun menyebut, sudah lebih dari 15 ribu wanita yang teredukasi sejak berkolaborasi dengan YKPI menggaungkan kampanye Ayo SADARI.
“Jumlah yang sudah teredukasi secara langsung berdasarkan laporan YKPI sudah lebih dari 15 ribu wanita sejak 2021 lalu dan pastinya jumlah tersebut akan bisa lebih banyak lagi di kemudian hari,” sebut Sri.
Di sisi lain, Ketua dan Pendiri YKPI, Linda Agum Gumelar menilai bahwa apa yang telah dilakukan PT Uni-Charm Indonesia Tbk lewat kampanye Ayo SADARI dan menyasar anak muda sangat tepat.
“Apa yang dilakukan Uni-Charm sangat menarik karena mereka melihat ke depan, penting mendatangi anak-anak muda, khususnya perempuan yang nantinya menjadi generasi penerus bangsa,” ujarnya.
Linda juga mengungkapkan, dengan bantuan Uni-Charm, YKPI mengkampanyekan Ayo SADARI hingga ke daerah.
“Kami pun melakukan kampanye Ayo SADARI hingga ke daerah, mulai dari ujung Sumatra sampai ujung Timur Indonesia dan sema dibantu oleh Uni-Charm,” ungkapnya.
“Yang kami lakukan adalah mendatangi SMP, SMA, Universitas, dan Sekolah Polwan dengan membawa alat peraga kanker payudara, agar para perempuan bisa mengetahui lebih lengkap terkait penyakit tersebut,” jelas Linda.
Aware Tentang Kanker Payudara
Syifa Hadju menuturkan bahwa ia pernah memiliki keluarga yang terkena kanker payudara. Hal itu pun membuat Syifa semakin aware dengan kanker payudara.
“Aku tuh ada tante yang terkena kanker payudara waktu bekerja sebagai diplomat di Jerman, dan itu menjadi titik balik di mana aku aware terkait kanker payudara, keluarga aku juga sudah ajarin kampanye SADARI sejak aku kecil,” tuturnya.
Syifa pun akan mengedukasi ke pengikutnya di media sosial dan fans-nya agar semakin aware dengan kanker payudara.
“Alhamdulillah YKPI bekerja sama dengan Charm dan aku sebagai brand ambassador bisa berkontribusi lebih besar untuk mengedukasi pengikut dan fans aku di media sosial terkait kanker payudara,” ujarnya.
“Aku harap, mereka bisa membantu menebar kebaikan (edukasi) terkait kanker payudara tersebut ke teman-teman lainnya,” imbuh Syifa.
Deteksi Dini Kanker Payudara
Konsultan Bedah Onkologi RS Kanker Dharmais, dr. Iskandar membeberkan bagaimana cara mendeteksi dini kanker payudara pada perempuan. Ia menyebut, terdapat tiga cara untuk mendeteksi kanker payudara.
“Pertama SADARI (pemerikSAan payuDAra sendiRI), kedua SADANIS (pemerikSAan payuDAra secara kliNIS), dan yang ketiga adalah mammografi untuk wanita yang berusia di atas 40 tahun, jadi deteksi dini itu penting” bebernya.
dr. Iskandar pun menyebut, waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan apakah terkena kanker payudara atau tidak.
“Kapan yang paling bagus? 7-10 hari setelah menstruasi hari pertama karena di situ payudara mulai normal dan itu dilakukan setiap bulan dan dianjurkan melakukan pemeriksaan tersebut mulai dari mens pertama,” sebutnya.
“Dan untuk wanita berusia 20-40 tahun, dianjurkan memeriksa setiap tiga tahun atau setiap tahun jika usianya lebih dari 40 tahun yang biasa disebut mamografi,” jelas dr. Iskandar.
(*)