Ternyata Kebiasaan-kebiasaan ini Merupakan Toxic Productivity, Kamu Pernah Melakukannya?

Anastasia Trifena diperbarui 22 Okt 2024, 14:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Produktivitas sering kali menjadi tolok ukur kesuksesan, terutama dalam era yang menuntut kita untuk selalu aktif dan menghasilkan sesuatu. Padahal tidak semua kebiasaan produktif berdampak positif. Ada kalanya, dorongan untuk terus-menerus bekerja justru berbalik menjadi toxic productivity. Keadaan tersebut membuat seseorag merasa harus terus produktif, bahkan hingga mengorbankan kesehatan fisik dan mentalnya. Lambat laun, kebiasaan ini bisa merugikan diri sndiri dan menimbulkan tekanan yang berlebihan.

Menurut penelitian International Journal of Behavioral Science (2023), toxic productivity dapat menyebabkan kelelahan kronis, kecemasan, hingga berkurangnya kualitas hidup. Lalu sebenarnya apa saja jenis kebiasaan toxic productivity itu? Berikut beberapa diantaranya.

What's On Fimela
2 dari 5 halaman

Tidak Pernah Beristirahat Selama Bekerja

Ilustrasi bekerja terus-menerus. (Copyright Pexels/Towfiqu barbhuiya)

Memaksakan diri untuk terus bekerja tanpa istirahat dianggap produktif oleh sebagian orang. Padahal hal ini justru dapat menurunkan kinerja. Tanpa jeda yang cukup, otak dan tubuh tidak memiliki waktu untuk pulih, yang akhirnya menyebabkan kelelahan fisik dan mental. Beristirahat secara berkala penting untuk menjaga fokus dan meningkatkan produktivitas. 

3 dari 5 halaman

Merasa Bersalah Ketika Tidak Bekerja

Ilustrasi bermain HP. (Copyright Pexels/Kevin Yudhistira Alloni)

Kebiasaan merasa bersalah saat tidak melakukan sesuatu yang dianggap produktif adalah kebiasaan toxic productivity yang berikutnya. Rasa bersalah ini muncul meskipun waktu tersebut digunakan untuk beristirahat atau melakukan aktivitas yang menyenangkan. Padahal, memberikan waktu untuk diri sendiri sangat penting dalam menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. 

4 dari 5 halaman

Multitasking Berlebihan

Ilustrasi multitasking. (Copyright Pexels/Karolina Kaboompics)

Meski multitasking sering dianggap efisien, kenyataannya kebiasaan ini dapat mengurangi kualitas pekerjaan. Mengerjakan banyak tugas sekaligus membuat fokus terbagi dan sering kali menghasilkan pekerjaan yang kurang maksimal. Alih-alih meningkatkan produktivitas, multitasking berlebihan justru menambah stres dan memperlambat penyelesaian tugas. 

5 dari 5 halaman

Selalu Mengutamakan Pekerjaan di Atas Kesehatan

Ilustrasi lelah bekerja. (Copyright Pexels/Mizuno K)

Mengabaikan kesehatan demi menyelesaikan pekerjaan adalah kebiasaan lain yang paling berbahaya dari toxic productivity. Terlalu sering begadang, melewatkan makan, atau tidak berolahraga karena menyelesaikan pekerjaan dapat berdampak buruk pada tubuh dalam jangka panjang. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Dr. Richard Lee dalam podcastnya, bahwa begadang dan gaya hidup tidak sehat lainnya dapat "mengurangi" umur kita di masa depan. 

Jadi bagaimana, apakah kebiasaan-kebiasaan di atas sempat atau bahkan masih Sahabat Fimela lakukan? Mulai kurangi ya, keseimbangan hidup dan produktivitas yang sehat harus jadi prioritas utama.