Fimela.com, Jakarta Rehabilitasi kardiovaskular atau cardiac rehabilitation (CR) adalah proses yang penting setelah kateterisasi jantung, tindakan bedah jantung, pemasangan ring bahkan alat pacu jantung permanen (PPM), termasuk penanganan gagal jantung kongestif (CHF).
Prof. Dr.dr. Budhi Setianto, Sp.JP, Subsp.PRKv(K), dokter spesialis jantung dan pembuluh darah; subspesialis preventif-rehabilitasi kardiovaskular (konsultan) RS Siloam Jantung Diagram Cinere mengatakan tujuan utama dari CR adalah membantu pasien pulih dengan cepat dan efektif, meningkatkan kualitas hidup, dan mencegah masalah kesehatan di masa depan.
“Proses ini melibatkan tim medis multidisiplin yang bekerja sama untuk menyediakan perawatan yang menyeluruh,” kata Prof Budhi.
Prof Budhi menyampaikan rehabilitasi kardiovaskular atau cardiac rehabilitation (CR) adalah program perawatan yang dirancang untuk membantu pasien yang baru saja menjalani prosedur bedah/intervensi jantung atau pascarawat gagal jantung. Program ini biasanya mencakup pemantauan medis, latihan fisik, nutrisi sehat, dukungan mental, dan pendidikan kesehatan.
“Tujuan dari CR adalah untuk memperbaiki kesehatan jantung, meningkatkan stamina, dan membantu pasien kembali ke aktivitas sehari-hari mereka dengan aman dan berkelanjutan,” katanya.
Adapula beberapa tujuan rehabilitasi kardiovaskular dari CR seperti meningkatkan dan memperbaiki fungsi jantung melalui latihan fisik yang aman dan efektif. Mengurangi faktor risiko penyakit jantung, dengan mengadopsi gaya hidup sehat, termasuk diet yang seimbang dan aktivitas fisik rutin, CR membantu mengurangi faktor risiko penyakit jantung seperti hipertensi, diabetes, dan kadar kolesterol yang tinggi serta upaya berhenti merokok.
Program CR tidak hanya fokus pada perbaikan fisik, tetapi juga menyangkut kesehatan mental, emosional pasien. Memberikan dukungan mental, spiritual dengan manajemen stres guna membantu pasien merasa lebih nyaman, bahagia dan merasa lebih sehat secara keseluruhan. Dengan komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan jantung serta menawarkan gaya hidup sehat, CR membantu mencegah komplikasi penyakit lain dan munculnya masalah kesehatan di masa depan.
Komponen Utama dalam Rehabilitasi Kardiovaskular CR
Rehabilitasi Kardiovaskular CR memiliki beberapa komponen utama dalam pelaksanaannya, seperti evaluasi rutin untuk memantau kemajuan pasien, menilai respons terhadap program rehabilitasi, dan membuat penyesuaian yang diperlukan untuk memastikan efektivitas perawatan.Identifikasi dan pengelolaan faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, dan kebiasaan merokok. Program ini juga melibatkan pengawasan terhadap pengobatan, pencegahan dan modifikasi perilaku yang diperlukan untuk mengelola masalah jantung.
Program latihan yang dirancang khusus untuk meningkatkan daya tahan kardiovaskular dan respirasi. Memperhatikan masalah pernafasan serta kekuatan otot, tulang dan sendi termasuk keseimbangan gerak, integrasi dan fleksibilitasnya serta akomodasinya terhadap musik pengiring olahraga. Latihan ini biasanya dilakukan secara bertahap, berkelanjutan dan disesuaikan dengan kemampuan serta kebutuhan individu pasien.
Jenis latihan dapat mencakup jalan kaki, bersepeda, berenang, dan latihan penguatan otot, tulang dan sendi. Pasien mendapatkan komunikasi, informasi dan edukasi mengenai bagaimana cara menjaga kesehatan jantung, termasuk pemahaman tentang diet sehat jantung, manajemen stres, menanggulangi faktor risiko, mencegah komplikasi lain seperti stroke serta cara menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan. CR sering kali mencakup dukungan psikologis untuk membantu pasien mengatasi kecemasan, stres atau depresi yang mungkin timbul setelah mengetahui diagnosis penyakitnya atau prosedur intervensi jantung yang akan dilaluinya.
“CRPendekatan yang terpadu dalam CR berarti bahwa semua anggota tim medis dan paramedis bekerja sama untuk memberikan perawatan yang menyeluruh. Ini memastikan bahwa setiap aspek kesehatan pasien (fisik, mental, spiritual dan sosiokultural) ditangani secara efektif. Misalnya, jika seorang pasien mengalami masalah dengan detak jantung, kardiolog akan menangani masalah tersebut, sementara psikolog akan memberikan dukungan emosional dan dokter gizi klinisakan menyesuaikan diet untuk mendukung kesehatan jantung seraya memperhatikan aspek spirituo-sosio-kulturalnya,” kata Prof Budhi
Bisa Melanjutkan di Rumah
Pasien juga dapat melanjutkan rehabilitasi di rumah dengan melakukan latihan Soleus Push-Up (SPU) yaitu suatu program latihan kaki ringan yang menguntungkan dalam CR.
“Sambil duduk, tangan dapat melakukan kegiatan apa saja. Waktu olahraganya dalam hitungan beberapa jam (bukan menit), tanpa merasa lelah,” kata Prof Budhi.Soleus push-up adalah latihan yang sederhana, mengangkat tumit kaki keatas kemudian melepaskannya berulang kali, sambil duduk.
Latihan ini fokus pada otot soleus, yang terletak di tungkai bawah, di depan betis, keduanya hanya 1/100 Berat Badan. Otot ini berperan menurunkan kadar gula dan lemak darah dalam dinamikanya memompa darah kembali ke jantung.
Penelitian ini dipublikasikan tahun 2022 di iScience oleh penemunya Prof. Marc Hamilton dari Universitas Houston. Kombinasi latihan-latihan ini yang dipandu oleh para dokter rehabilitasi niscaya membantu meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi risiko pembekuan darah, serta memperkuat otot-otot dan sendi kaki. Upaya ini penting dalam pemulihan pascabedah jantung.