Cita Tenun Indonesia Berkolaborasi dengan Qanagara, Toko Didiyo, dan Money Man Works, Ciptakan Pakaian Modern dari Tenun Nusantara

Anisha Saktian Putri diperbarui 29 Sep 2024, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Cita Tenun Indonesia (CTI) kembali manggaet generasi muda untuk menyukai kain-kain wastra nusantara terutama tenun dan bisa mengenakannya sebagai daily ware. Kali ini, lewat Fashion Nation di Senayan City, pada (25/9/24) CTI berkolaborasi dengan tiga brand lokal.

Brand lokal tersebut, diantaranya Qanagara, Toko Didiyo, dan Money Man Works. Ketiga brand lokal yang menyasar generasi muda ini membuat berbagai model pakaian mengenakan kain tenun sesuai karakteristik masing-masing dan busana lebih modern dan cocok dikenakan untuk sehari-hari.

CTI pun menggunakan berbagai tenun seperti Tenun Endek Bali, Tenun Lurik Solo, Tenun Sobi Muna, Tenun Ikat Sengkang, Tenun Songket Lombok, Tenun Sabuk Anteng Lombok untuk ketiga brand tersebut lewat tema “Versi”

Fashion show yang dimulai pada pukul 19.00 WIB ini pun dimulai dari brand Qanagara dengan busana yang dibuat dengan warna earth tone, lalu beralih kepada Toko Didiyo dengan warna-warna colorfull dengan mendatangkan muse seperti Alika Islamadina hingga Nadila Ernesta, dan Monkey Man Works dengan nuansa pakaian lebih gelap lebih edge yang diperagan salah satunya oleh Shalom.

Lalu penasaran bagaimana hasil busana dari tenun menjadi pakaian modern? Yuk intip

2 dari 9 halaman

Qanagara label mode yang didirikan dan diarahkan oleh Qiara Amarullah mengakat tema Nona Lisa. Terinspirasi oleh era Elizabethan, menafsirkan kembali kemegahan masa lalu melalui sudut pandang modern.

Qanaraga di Fashion Nation. [Adrian/Fimela]
3 dari 9 halaman

Qanagara membuat pakaian seperti blazer, long outer, atasan dari tenun Endek Bali, tenun Lurik Solo, tenun Sobi Muna, dan tenun Ikat Sengkang. Dipadukan aksesori dan alas kaki girly dengan aksen bunga mawar.

Qanaraga di Fashion Nation. [Adrian/Fimela]
4 dari 9 halaman

Fashion show pun dilanjut dengan koleksi Toko Didiyo lewat tema Shachi yang terinspirasi kecantikan ilahi dan kecantikan Indrani yang dikenal sebagai Shachi. Sebagai ratu para dewa dalam mitologi Hindu, Shachi dipuja karena keanggunan surgawinya dan perwujudan keagungan dan kebaikannya.

Toko Didiyo di Fashion Nation. [Adrian/Fimela]
5 dari 9 halaman

Toko Didiyo memilih bahan tenun Endek Bali, tenun Lurik Solo, dan tenun Sabuk Anteng Lombok yang dibuat menjadi pakaian bergata Demure. Tenun tersebut dibuat menjadi atasan lengan pendek dan panjang dengan aksen lace. Serta bawahan celana panjang juga dengan memiliki aksen lace.

Toko Didiyo di Fashion Nation. [Adrian/Fimela]
6 dari 9 halaman

Memiliki ciri khas nyaman namun klasik, brand yang berdiri sejak 2016 ini juga membuat tenun tersebut menjadi dress tanpa lengan, vest, hingga kemeja yang lagi-lagi dipadukan lace.

Toko Didiyo di Fashion Nation. [Adrian/Fimela]
7 dari 9 halaman

Sementara itu, Money Man Works menampilkan koleksi dengan tema Mixpatroon memadukan seni tenun yang tak lekang oleh waktu dengan gaya streetwear modern yang berani dan menarik.

Money Man Works. [Adrian/Fimela]
8 dari 9 halaman

Brand ini memilih mengenakan tenun Endek Bali, tenun Lurik Solo, dan tenun Songket Lombok yang dibuat menjadi pakaian bergaya street wear. Seperti Shalom yang mengenakan oversize ungu model blazer dipadukan celaan pendek selutut warna hijau dan inner bra leather.

Money Man Works. [Adrian/Fimela]
9 dari 9 halaman

Tenun-tenun tersebut juga dibuat berbagai model pakaian yang modern seperti celana, atasan, outer. Dipadukan aksesori kekinian.

Money Man Works. [Adrian/Fimela]