Fimela.com, Jakarta Belakangan ini, kasus pelecehan seksual kembali marak terjadi. Tercatat perempuan masih menjadi korban terbanyak, yakni 71% (The Conversation, 2020). Namun, tidak menutup kemungkinan siapapun dapat menjadi korbannya, tanpa dibatasi usia maupun gender. Platform media sosial dan aplikasi pesan instan sering kali menjadi ruang bagi perilaku tidak pantas.
Pelaku biasanya melancarkan aksinya dengan berkomentar hal-hal yang tidak senonoh pada postingan yang bahkan sebenarnya tidak mengundang penonton untuk berpikiran negatif. Kemudahan akses dan anonimnya identitas pelaku membuat pelecehan seksual online sulit dihindari, bahkan sering kali terjadi tanpa disadari.
Meski dampaknya dapat begitu besar, banyak korban yang bingung bagaimana cara merespons atau menghadapi situasi tersebut. Berikut kami rangkumkan
1. Lindungi Privasi dan Informasi Pribadi
Menjaga privasi di media sosial adalah langkah penting untuk mencegah pelecehan online. Pastikan pengaturan privasi di platform seperti Facebook, Instagram, atau TikTok diatur sehingga hanya orang-orang terpercaya yang dapat melihat informasi pribadi. Jangan bagikan data sensitif seperti alamat rumah, nomor telepon, atau lokasi secara publik di media sosial karena hal tersebut bisa menjadi target bagi pelaku pelecehan.
Selain itu, batasi interaksi dengan akun-akun yang tidak dikenal, terutama yang menunjukkan perilaku mencurigakan. Dengan semakin berhati-hati dalam menyebarkan informasi di dunia maya, risiko menjadi korban pelecehan seksual online juga akan berkurang. Langkah pencegahan ini dapat menciptakan lingkungan digital yang lebih aman.
2. Gunakan Keamanan Akun yang Kuat
Perkuat keamanan akun dengan kata sandi yang kuat dan tidak mudah ditebak. Hindari menggunakan informasi umum seperti tanggal lahir, nama, atau angka yang terlalu sederhana. Sebaiknya, gunakan kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol untuk menciptakan kata sandi yang sulit ditebak oleh orang lain.
Aktifkan juga autentikasi dua faktor di platform digital yang mendukung fitur tersebut. Dengan autentikasi dua faktor, Sahabat Fimela menambah lapisan keamanan ekstra yang membuat akun akan lebih sulit diakses oleh orang tidak berwenang. Ini sangat membantu dalam mencegah pelaku memanfaatkan akunmu untuk tujuan yang merugikan.
3. Blokir dan Laporkan Pelaku
Jika terjadi pelecehan, segera blokir pelaku di platform media sosial yang digunakan. Dengan memblokir mereka, komunikasi lebih lanjut akan terputus dan mereka tidak bisa lagi mengakses akunmu. Ini adalah langkah cepat dan sederhana untuk melindungi diri dari interaksi tidak diinginkan.
Selain itu, laporkan perilaku pelaku ke pihak platform. Sebab, hampir semua platform media sosial memiliki kebijakan yang melindungi pengguna dari pelecehan, dan setiap laporan dapat memberi jera pelaku. Salah satunya dengan penangguhan akun. Langkah ini tidak hanya membantumu, tetapi juga bisa melindungi orang lain dari perilaku serupa di kemudian hari.
4. Kumpulkan Bukti Pelecehan
Jika pelecehan terus berlanjut, penting untuk mengumpulkan bukti berupa tangkapan layar (screenshot) atau rekaman percakapan. Bukti ini bisa menjadi sangat berguna jika Sahabat Fimelaa memutuskan untuk melaporkan pelecehan ke pihak berwenang atau menempuh jalur hukum. Simpan semua bukti dengan baik untuk berjaga-jaga jika diperlukan di kemudian hari.
Dengan adanya bukti yang kuat, pelaporan ke pihak yang berwenang akan memiliki dasar yang jelas dan memudahkan penegak hukum dalam mengambil tindakan terhadap pelaku. Mengumpulkan bukti ini juga bisa membantu menghindari tuduhan yang tidak berdasar dan mempercepat proses penyelesaian masalah.
5. Cari Dukungan dan Bantuan Profesional
Menghadapi pelecehan seksual online bisa sangat melelahkan secara emosional. Karena itu, penting untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau komunitas yang bisa dipercaya. Berbagi pengalaman dengan orang lain bisa membantumu merasa lebih aman dan mendapatkan pandangan baru tentang cara menghadapi situasi ini.
Jika pelecehan semakin parah, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari profesional, seperti konselor, psikolog, atau pengacara. Beberapa organisasi atau lembaga khusus menangani korban pelecehan seksual online dan dapat memberikan bantuan hukum serta dukungan psikologis. Dengan dukungan yang tepat, proses penyelesaian pelecehan ini akan lebih mudah diatasi, baik secara emosional maupun legal.
Menghadapi pelecehan seksual online memang tidak mudah, namun dengan langkah-langkah yang tepat, Sahabat Fimela dapat melindungi diri serta menjaga keamanan dan kenyamanan di dunia maya. Selalu ingat bahwa pelecehan dalam bentuk apa pun tidak boleh dianggap remeh, dan penting untuk melaporkan serta mencari bantuan bila diperlukan. Mari kita berkontribusi dalam menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan menghargai privasi setiap individu.