Fimela.com, Jakarta Tren fashion berkain sedang booming dan diminati oleh berbagai kalangan, dari anak muda hingga orang tua. Penggunaanya tidak terhalang pada acara formal saja, bahkan anak muda kini banyak yang menggunakan berkain dalam setiap kesempatan. Mulai dari untuk pakaian sehari-hari, outfit ngampus, ngantor, bahkan berkencan sekalipun.
Salah satu jenis kain yang paling populer adalah batik, yang kini tidak hanya hadir dalam bentuk kain tradisional tetapi juga sudah menjadi pakaian ready-to-wear. Namun, tahukah kamu bahwa batik awalnya bukanlah pakaian jadi, melainkan hanya kain yang digunakan dengan cara diikat, dililit, atau dilipat sesuai kebutuhan? Yuk, simak fakta menarik tentang tren fashion berkain dan sejarah batik yang sebetulnya berasal dari kain, bukan pakaian siap pakai.
1. Sejarah Batik: Dari Kain hingga Pakaian Modern
Batik awalnya adalah selembar kain dengan motif yang dihasilkan dari teknik pewarnaan khusus menggunakan lilin. Kain ini digunakan dalam berbagai upacara adat, acara formal, atau sebagai simbol status sosial. Sebelum era modern, batik tidak dijahit menjadi pakaian seperti sekarang. Sebaliknya, kain batik dililit sebagai sarung, selendang, atau kain panjang yang dikenakan dengan cara-cara tertentu.
Baru pada awal abad ke-20, batik mulai dijahit menjadi pakaian ready-to-wear, terutama setelah masuknya pengaruh Barat yang memperkenalkan konsep busana modern. Pakaian batik seperti blus, gaun, hingga outer kini menjadi salah satu item fashion yang diminati, karena memadukan nilai budaya dengan desain kontemporer.
2. Berkain Memberikan Kebebasan dalam Berkreasi
Salah satu daya tarik utama berkain adalah fleksibilitasnya. Kamu bisa mengubah selembar kain menjadi berbagai jenis pakaian dengan teknik yang sederhana, seperti rok lilit, outer, atau bahkan gaun dengan sentuhan kreatif. Berbeda dengan pakaian jadi, berkain memungkinkan kamu untuk menyesuaikan gaya sesuai suasana hati dan acara.
3. Berkain untuk Semua Kalangan: Dari Generasi Tua hingga Gen Z
Meskipun batik dan kain tradisional sering kali dianggap kuno, tren fashion berkain terus berkembang dan disesuaikan dengan selera anak muda. Bahkan para Gen Z kini terlihat menyukai padu padan antara berkain rok lilit dengan atasan formal. Ketika diminta mengenakan batik, tak sedikit yang memilih berkain sebagai referensi utama. Tren ini membuktikan bahwa berkain tidak hanya milik generasi tua tetapi juga relevan bagi Gen Z sekalipun.
4. Menjawab Tantangan Fast Fashion: Tren Berkain yang Lebih Berkelanjutan
Fashion berkain juga menjadi salah satu solusi untuk melawan tren fast fashion yang tidak ramah lingkungan. Kain-kain tradisional umumnya dibuat dengan teknik yang lebih berkelanjutan, seperti pewarnaan alami dan pengerjaan manual oleh para perajin. Dengan berkain, kamu mendukung slow fashion yang lebih peduli pada kualitas, keberlanjutan, dan etika produksi.
Selamat mencoba tren fashion berkain dan jadilah bagian dari pelestari budaya yang stylish!