5 Gaya Hidup yang Harus Dinormalisasi untuk Menjaga Bumi

Arawinda Dea Alisia diperbarui 15 Okt 2024, 19:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Laju konsumsi yang terlalu cepat dan berlebihan memberi tekanan besar pada bumi. Dari produksi limbah hingga penggunaan sumber daya alam yang terus menipis, gaya hidup modern sering kali menjadi beban bagi lingkungan. Untuk menjaga bumi tetap lestari, sudah saatnya kita mulai mempraktikkan gaya hidup yang lebih bijak dan berkelanjutan. 

Berikut adalah 5 gaya hidup yang harus dinormalisasi untuk menjaga bumi

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

1. Outfit Repeater: Bangga Memakai Pakaian yang Sama

Outfit Repeater: Bangga Memakai Pakaian yang Sama | copyright freepik

Istilah outfit repeater mengacu pada kebiasaan memakai pakaian yang sama berulang kali. Di dunia yang sering kali mendorong kita untuk terus membeli pakaian baru, normalisasi outfit repeater adalah salah satu cara efektif untuk mengurangi limbah mode dan dampak negatif industri fashion.

Fast fashion menjadi penyumbang besar polusi dan limbah, dengan banyaknya pakaian yang hanya dipakai sekali atau dua kali sebelum dibuang. Dengan bangga memakai kembali pakaian yang sama, kamu tidak hanya menghemat uang tetapi juga membantu mengurangi produksi limbah tekstil yang mencemari lingkungan.

Tipsnya, kamu bisa mix and match pakaian kamu agar tetap tampak modis. Belilah baju netral yang bisa saling dipadu padankan, dan terapkan capsule wardrobe supaya tidak bingung harus pakai baju yang mana. 

3 dari 6 halaman

2. Menikmati Kopi Bisa dari Rumah Saja

Menikmati Kopi Bisa dari Rumah Saja | copyright freepik

Budaya minum kopi di kafe memang menyenangkan, tetapi membawa cangkir sekali pakai setiap hari bisa berdampak besar pada lingkungan. Mulailah mempraktikkan nongkrong di rumah saja, di mana kamu bisa menikmati kopi dengan kualitas yang sama baiknya dari kenyamanan rumah. Selain mengurangi limbah plastik dan kertas dari cangkir sekali pakai, membuat kopi di rumah juga menghemat energi dan sumber daya.

Kamu juga bisa berkreasi dengan berbagai resep kopi favoritmu, tanpa perlu membuang limbah tambahan. Tidak ada salahnya sesekali pergi ke kafe, tapi menjadikan kebiasaan membuat kopi di rumah sebagai rutinitas akan memberikan dampak positif bagi bumi.

4 dari 6 halaman

3. Konsumsi Makanan Alami dan Masak di Rumah

Konsumsi Makanan Alami dan Masak di Rumah | copyright freepik

Real foods adalah makanan yang tidak diproses secara berlebihan dan lebih alami. Memasak makanan di rumah dengan bahan segar dan alami, selain lebih sehat, juga mengurangi dampak lingkungan dari makanan olahan yang banyak mengandung kemasan plastik, pengawet, dan bahan kimia. Memilih untuk mengonsumsi real foods berarti mengurangi jejak karbon yang dihasilkan oleh rantai distribusi makanan olahan dan makanan cepat saji.

Dengan memasak di rumah, kamu juga bisa mengontrol porsi makanan sehingga mengurangi sisa makanan yang terbuang. Selain itu, memasak di rumah mendukung pola makan yang lebih sehat sekaligus lebih ramah lingkungan.

5 dari 6 halaman

4. Composting: Mengubah Sampah Organik Menjadi Pupuk

Composting: Mengubah Sampah Organik Menjadi Pupuk | copyright freepik

Composting atau pengomposan adalah proses mengubah sampah organik seperti sisa makanan dan dedaunan menjadi pupuk alami. Daripada membuang sisa makanan dan sampah organik ke tempat pembuangan akhir yang justru memperparah emisi gas metana, kamu bisa mulai melakukan composting di rumah.

Dengan membuat kompos, kamu tidak hanya membantu mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA, tetapi juga menciptakan sumber pupuk yang berguna untuk tanaman. Cara ini adalah langkah sederhana yang bisa dilakukan di rumah, baik dalam skala kecil seperti di pekarangan atau menggunakan komposter.

6 dari 6 halaman

5. Second Hand Furniture: Membeli Perabot Bekas

Second Hand Furniture: Membeli Perabot Bekas | copyright freepik

Membeli perabot rumah dari toko barang bekas atau second hand furniture adalah salah satu cara untuk mengurangi konsumsi berlebihan. Perabot bekas seringkali masih memiliki kualitas yang bagus dan bisa digunakan untuk jangka waktu yang lama.

Selain lebih hemat, memilih perabot bekas juga membantu mengurangi permintaan untuk produksi furnitur baru yang biasanya membutuhkan kayu, energi, dan sumber daya alam lainnya. Hal ini juga mengurangi limbah furnitur yang sering kali berakhir di tempat pembuangan sampah.

Bumi tidak akan kuat menanggung laju konsumsi yang terlalu cepat. Oleh karena itu, kita harus mulai menormalisasi gaya hidup yang lebih bijak dan berkelanjutan. Mari berkontribusi untuk masa depan yang lebih hijau dengan mengurangi konsumsi yang berlebihan dan memilih gaya hidup yang ramah lingkungan!