Mengetahui Penyakit Kardiomiopati yang Bisa Menyebabkan Henti Jantung, Begini Cara Mencegahnya

Anisha Saktian Putri diperbarui 25 Sep 2024, 10:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Salah satu kondisi jantung yang mungkin belum familiar bagi banyak orang adalah kardiomiopati. dr. Leonardo Paskah Suciadi, Sp.JP, FIHA, FAPSC, FESC, FHFA, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah mengatakan jika Kardiomiopati adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan kelainan pada otot jantung dikarenakan sebab yang spesifik.

“Pada hakikatnya, jantung merupakan organ otot, sehingga apabila otot jantung mengalami perubahan struktural atau fungsional, maka kemampuannya untuk memompa darah ke seluruh tubuh dapat terganggu. Kondisi demikian dikenal sebagai gagal jantung,” katanya.

Kardiomiopati dapat berkembang secara bertahap dan sering kali tidak menunjukkan gejala khas pada awalnya, sehingga banyak orang baru menyadari kondisi ini saat sudah dalam tahap lanjut. Kondisi ini dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup dan memerlukan perhatian medis yang intensif. Apalagi kebanyakan kasus kardiomiopati terjadi pada usia muda, yaitu puncaknya di sekitar usia 30-40 tahun.

dr. Leonardo mengatakan sebagian besar kasus kardiomiopati dapat menimbulkan risiko terjadinya aritmia fatal dan henti jantung yang berakibat pada kematian jantung mendadak. Sering kali kejadian ini justru dialami pada penderita yang relatif bergejala ringan atau bahkan tanpa gejala sebelumnya.

“Dengan kata lain, komplikasi fatal ini dapat terjadi sebagai manifestasi awal pada penderita dengan kardiomiopati, sebelum gejala lain atau gagal jantung muncul,” paparnya

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Cara mencegah kardiomiopati

Ilustrasi Cara mencegah kardiomiopati. (c) Shutterstock/GBJSTOCK

dr. Leonardo mengatakan ada beberapa cara mencegah penyakit ini diantaranya, diet sehat dengan mengurangi konsumsi garam dan makanan berlemak untuk mengelola tekanan darah dan berat badan. Asupan cairan juga direkomendasikan apabila sudah terdapat gagal jantung.

Menurunkan berat badan, agar beban kerja jantung berkurang, antara lain dengan pengaturan diet, olahraga rutin, maupun bantuan obat atau intervensi medis tertentu. Latihan fisik yang terukur tetap direkomendasikan untuk meningkatkan stamina dan kebugaran secara umum.

"Umumnya penderita kardiomiopati tidak disarankan untuk menjalani olahraga berat atau ekstrem dikarenakan risiko aritmia dan heni jantung mendadak. Menghindari alkohol dan rokok, kebiasaan ini dapat memperburuk kondisi jantung," papar dr. Leonardo.

Terlepas dari usia atau jenis kelamin, beberapa kelompok lebih berisiko terkena kardiomiopati: Riwayat keluarga: Risiko tertinggi apabila terdapat anggota keluarga yang menderita kardiomiopati serupa, penyakit jantung lain, atau kematian jantung mendadak pada usia muda. Genetik: Risiko meningkat pada mereka yang mewarisi gen yang termutasi. Tes genetik dapat mengungkap hal ini.

Riwayat infeksi atau peradangan jantung (miokarditis): Paling sering disebabkan oleh beberapa virus tertentu. Sering kali saat terkena infeksinya gejala nya ringan layaknya flu biasa.Penyakit sistemik: penyakit jaringan ikat atau autoimun tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya kardiomiopati, khususnya jenis dilatasi dan restriktifz Penyintas kanker: terutama yang pernah atau sedang mendapatkan radioterapi, kemoterapi, atau imunoterapi tertentu yang berpotensi toksik bagi otot jantung.

3 dari 3 halaman

Layanan Advanced Cardiac Care Clinic (ACCC)

Ilustrasi Layanan Advanced Cardiac Care Clinic. (c) Shutterstock/Tharathorn Photography

SHKJRS Siloam Kebon Jeruk menawarkan layanan Advanced Cardiac Care Clinic (ACCC) sebagai pendukung pelayanan konsultasi di klinik spesialis jantung yang mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu untuk memberikan perawatan komprehensif pasien dengan penyakit jantung yang kompleks seperti misalnya gagal jantung.

Tim yang berdedikasi khusus di ACCC terdiri atas dokter umum, perawat, farmasi klinis dan ahli gizi yang dilatih khusus dan tersertifikasi nasional untuk pelayanan khususnya di bidang gagal jantung.Pengecekan potensi interaksi obat juga dilakukan untuk pasien yang mengkonsumsi banyak obat dari beberapa dokter yang berbeda (polifarmasi).

"Layanan ACCC di RS Siloam Kebon Jeruk bertujuan untuk memberikan pendekatan holistik dan terkoordinasi dalam perawatan pasien dengan penyakit jantung yang kompleks, khususnya gagal jantung, dengan fokus pada peningkatan kualitas hidup dan pengelolaan jangka panjang secara berkesinambungan," kata dr. Leonardo.

Gejala Umum KardiomiopatiGejala kardiomiopati sering kali bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit. Gejala umum yang mungkin dialami meliputi: Sesak napas: Terutama saat aktivitas fisik atau ketika berbaring. Kelelahan: Merasa cepat lelah bahkan setelah aktivitas ringan.

Pembengkakan: Terutama pada kaki, pergelangan kaki, dan perut, akibat penumpukan cairan. Nyeri dada: Rasa nyeri atau ketidaknyamanan di dada yang dapat menyebar ke lengan, bahu, atau leher. Berdebar: Merasakan detak jantung yang tidak teratur atau berdebar-debar. Pingsan: terutama saat sedang berolahraga