Terjebak Friendzone? Kenali Tanda-tandanya Sebelum Terlambat!

Nadya Aufia diperbarui 26 Okt 2024, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Masih menunggu kepastian dari seseorang yang spesial? Kamu sering bertanya-tanya, apakah dia merasakan hal yang sama seperti kamu? Jika kamu sering merasa seperti ini, mungkin saja kamu sedang terjebak dalam friendzone

Zona teman, atau friendzone, adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan situasi di mana salah satu pihak memiliki perasaan lebih dari sekadar teman, namun pihak lainnya hanya menganggap hubungan kalian sebagai pertemanan. Melansir dari psychologytoday.com, relationship menjadi salah satu aspek utama di kehidupan kita. Ada baiknya kita memahami apa yang sedang terjadi dalam hubungan yang kita jalani. 

Terjebak dalam friendzone bisa sangat menyakitkan. Harapan yang kita bayangkan terus pupus dan waktu terasa sia-sia. Namun, jangan khawatir, tentu banyak orang yang pernah mengalami hal serupa. Ingin tahu bagaimana tanda-tandanya? Mari kita kenali tanda-tandanya agar kamu bisa mengambil langkah yang tepat.

2 dari 3 halaman

Tanda Kamu Terjebak Friendzone

Terkadang hubungan menjadi lebih tegang dan canggung setelah adanya upaya untuk beralih ke percintaan (Foto: Pexels.com)

Friendzone tidak sama dengan persahabatan. Secara keseluruhan, terkadang hubungan menjadi lebih tegang dan canggung setelah adanya upaya untuk beralih ke percintaan, terlepas dari apakah ada percobaan, atau langsung masuk ke zona pertemanan.

Hasil dari friendzone akan berbeda tergantung pada apakah tujuan si dia atau kamu terjadi dalam konteks persahabatan yang “kuat” atau persahabatan yang lebih baru dan renggang. Namun, kebanyakan dari persahabatan yang solid lebih mungkin untuk bertahan dari ketertarikan romantis, terlepas dari apakah mereka memutuskan untuk beralih ke romansa atau tetap bersahabat. Sadari tanda-tanda berikut sebelum kamu memulai suatu keputusan.

1. Perlakuan yang Sama Seperti Teman Lainnya:

Sebelum kamu memperdalam perasaan, pastikan perasaan si dia. Jika kamu diperlakukan sama seperti teman-temannya yang lain, seperti diajak nongkrong bareng teman-teman lainnya atau sering diajak curhat tentang masalahnya, ini bisa menjadi tanda bahwa dia hanya menganggapmu sebagai teman.

2. Perhatian Khusus:

Cobalah untuk berpikir dengan logika. Ketika kamu memberikan perhatian lebih, dia tidak membalas dengan cara yang sama. Dia mungkin tidak mengingat hari-hari pentingmu seperti ulang tahun atau tidak memberikan hadiah spesial untukmu. Pikirkan kembali untuk mencari kepastian.

3. Zona Teman Adalah Status Quo:

Ketika kamu memiliki keinginan untuk mencoba mengungkapkan perasaanmu, dia selalu menghindar atau mengatakan bahwa dia hanya menganggapmu sebagai teman. Siapkanlah ketegaran untuk menerima. Hindari asumsi yang membawa pikiran negatif ke dalam diri. Apapun tandanya, komunikasikanlah jika kamu sudah siap untuk mempertanyakannya pada situasi yang tepat.

3 dari 3 halaman

Mengatasi Friendzone

Mencari solusi untuk hubungan yang terjadi (Foto: Pexels.com)

 

Terimalah dan siapkan hatimu atas kenyataan bahwa perasaanmu mungkin tidak berbalas. Memberi jarak pada diri sendiri dari orang tersebut akan membantumu untuk move on lebih cepat. Fokuslah pada pengembangan diri dan lakukan hal-hal yang membuatmu bahagia. Jangan takut untuk kembali membuka hati pada orang lain dan mencari cinta yang baru ketika kamu sudah menemukan kebahagiaan pada dirimu sendiri.

Setiap pengalaman, baik itu menyenangkan maupun menyakitkan, adalah sebuah pelajaran. Dari pengalaman berada di friendzone, kamu bisa belajar banyak hal tentang dirimu sendiri dan hubungan. Kamu akan lebih memahami pentingnya komunikasi yang terbuka dan menghargai perasaan diri sendiri. Ingatlah, kamu pantas mendapatkan cinta yang tulus dan saling menghargai.

Perasaan yang hadir saat ini mungkin belum diketahui bagaimana mengakhirinya. Terimalah emosi negatifmu hingga kamu berdamai dengan sendirinya. Ingatlah bahwa masa depan dan kisah hidup masih akan berjalan dan jawaban lain mungkin sedang menanti. Jangan biarkan pengalaman ini menjadi penghalang untuk terus maju dan meraih impian.

 

Penulis: Nadya Aufia

#Unlocking the Limitless