5 Tips Mendidik Anak Perempuan agar Terhindar dari Virtual Sexual Abuse dan Kejahatan Seksual

Nadya Aufia diperbarui 03 Okt 2024, 19:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Bagaimanakah perkembangan anak-anak dan dunia digital saat ini? Dunia maya yang seharusnya menjadi ruang bermain dan belajar yang aman bagi anak-anak, kini telah menjadi salah satu kemudahan bagi para pelaku kejahatan seksual terhadap anak. Dengan mudahnya, mereka menyusup ke dalam kehidupan digital anak-anak melalui berbagai platform seperti game online dan aplikasi chatting. 

Di balik layar yang menemani anak-anak, banyak ancaman yang hadir membersamai hiburan anak. Ancaman-ancaman yang bahkan tidak terduga sangat memungkinkan hadir di sekeliling anak-anak. Para pelaku membangun hubungan dengan korban, seringkali dengan menyamar sebagai teman sebaya atau tokoh yang disukai atau dengan hal lainnya.

Melansir dari nytimes.com, salah satu modus yang umum digunakan oleh pelaku kejahatan seksual online adalah "sextortion". Setelah berhasil menjalin hubungan dengan korban, pelaku akan mulai meminta korban mengirimkan foto atau video yang bersifat eksplisit. Jika korban menolak, pelaku akan mengancam akan menyebarkan konten tersebut kepada teman-teman atau keluarga korban.

Hal-hal seperti inilah yang membuat banyak anak-anak selaku korban akhirnya terjebak dan takut untuk melawan. Penting bagi para orang tua untuk memperhatikan anak-anak dengan lebih, apa yang perlu orang tua lakukan dan bagaimana tips nya?

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Tips menghindari virtual abuse terhadap anak

Interaksi anak-anak dengan dunia digital (Foto: Pexels.com)

Tetapkan Aturan Penggunaan Internet

Salah satu langkah penting adalah menetapkan aturan yang jelas tentang kapan dan bagaimana anak-anak dapat berinteraksi dengan orang lain secara online. Komunikasi terbuka dan jujur akan selalu membangun kepercayaan antara orang tua dan anak. 

Pendidikan tentang Keamanan Online

Luangkan waktu untuk membersamai anak-anak dan diskusi tentang keamanan online. Jelaskan kepada para anak tentang pentingnya menjaga informasi pribadi dan tidak berbicara dengan orang asing yang tidak mereka kenal. Ajari mereka untuk tidak mengirimkan gambar atau video pribadi kepada siapapun, terutama jika mereka merasa tidak nyaman.

Awasi Aktivitas Online Anak 

Pantau aktivitas online anak-anak Anda secara teratur. Perhatikan dengan siapa mereka berinteraksi, apa yang mereka lakukan, dan bagaimana mereka merespons pesan atau permintaan dari orang lain. Jika Anda melihat adanya tanda-tanda yang mencurigakan, segera tanyakan kepada anak Anda tentang apa yang terjadi.

Komunikasi

Jaga komunikasi terbuka dengan anak-anak. Ajak anak untuk menceritakan jika mereka mengalami hal-hal yang membuat mereka merasa tidak nyaman atau terancam. Berikan mereka dukungan dan bantuan yang mereka butuhkan. Semakin besar keterbukaan orangtua kepada anak, semakin mudah bagi anak untuk menceritakan sudut pandangnya.

Lapor Jika Ada Ancaman

Jika mencurigai adanya ancaman eksploitasi seksual terhadap anak, segera laporkan kepada pihak berwenang. Jangan ragu untuk melaporkan tindakan yang mencurigakan, meskipun tidak memiliki bukti yang pasti.

3 dari 3 halaman

Peran orang tua dalam berkomunikasi

Peran orang tua sangat penting untuk menjembatani komunikasi anak (Foto: Pexels.com)

Orang tua adalah pelindung utama bagi anak. Menghadirkan langkah-langkah preventif dan berkomunikasi secara terbuka dengan anak-anak akan sangat membantu untuk melindungi mereka dari ancaman online dan memastikan mereka tumbuh dengan aman di era digital ini. Pastikan orang tua bisa menjadi tempat berpulang bagi para anak, agar anak-anak tidak merasa terus-menerus kecanduan dengan hiburan yang ada pada dunia maya dan tidak mencari-cari kebahagiaan lain.

Dampak dari virtual sexual abuse sangatlah serius. Korban dapat mengalami trauma psikologis yang berkepanjangan, seperti depresi, kecemasan, dan rendah diri. Selain itu, mereka juga dapat menjadi sasaran bullying atau diskriminasi. Untuk mencegah terjadinya virtual sexual abuse, penting bagi orang tua untuk mengawasi aktivitas online anak-anak mereka, memberikan edukasi tentang keamanan online, dan menciptakan lingkungan yang aman dan terbuka untuk berkomunikasi.

Pengembangan fitur keamanan pada platform digital, seperti verifikasi usia dan pelaporan konten yang tidak pantas, memang sudah dapat membantu melindungi anak-anak dari ancaman virtual sexual abuse. Namun, kehadiran lingkungan selama anak bertumbuh akan menjadi pengaruh terbesar untuk anak bisa memutuskan dan menentukan hal baik dan buruk yang akan diterimanya.

Penulis: Nadya Aufia

#Unlocking the Limitless