9 Kebiasaan yang Membuat Mental Lemah dan Gampang Stres

Endah Wijayanti diperbarui 20 Sep 2024, 07:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Kesehatan mental yang kuat adalah fondasi penting untuk menjalani hidup yang lebih bahagia dan produktif. Namun, tanpa disadari, banyak orang yang terjebak dalam kebiasaan buruk yang justru melemahkan mental dan meningkatkan tingkat stres. Kebiasaan-kebiasaan ini, jika dibiarkan, dapat memicu overthinking, kecemasan berlebih, dan bahkan mempengaruhi kesehatan fisik.

Sering kali kebiasaan sehari-hari yang tampaknya sepele dapat memengaruhi kekuatan mental kita secara signifikan. Beberapa kebiasaan negatif ini dapat memicu stres, kecemasan, dan overthinking, sehingga membuat mental kita menjadi lemah. Dalam artikel ini, kita akan membahas sembilan kebiasaan yang perlu dihindari untuk menjaga kesehatan mental yang optimal. Simak selengkapnya di bawah ini, ya Sahabat Fimela.

 

 

What's On Fimela
2 dari 10 halaman

1. Sering Menunda-nunda

Sedih./Copyright freepik.com/author/freepik

Kebiasaan menunda-nunda adalah salah satu sumber utama stres. Ketika seseorang terus menunda pekerjaan atau tanggung jawab, mereka menciptakan tekanan yang tidak perlu di dalam pikiran. Tugas-tugas yang menumpuk akan menimbulkan rasa cemas dan membuat pikiran dipenuhi dengan kekhawatiran.

Akibatnya, otak bekerja lebih keras untuk mencari solusi atas pekerjaan yang tertunda, yang memicu overthinking. Prokrastinasi juga menciptakan lingkaran setan di mana semakin banyak hal yang ditunda, semakin besar rasa kewalahan yang muncul.

 

 

 

3 dari 10 halaman

2. Perfeksionisme Berlebihan

Ilustrasi bekerja/copyright fimela

Meskipun memiliki standar yang tinggi adalah hal baik, perfeksionisme yang berlebihan justru dapat menghambat produktivitas dan kesehatan mental. Ketika seseorang terlalu fokus pada kesempurnaan, mereka cenderung merasa tidak pernah puas dengan hasil apapun yang mereka capai.

Ini menciptakan tekanan emosional yang berat dan sering kali berujung pada kekecewaan. Sikap perfeksionis membuat seseorang cenderung mengkritik diri sendiri dengan keras, yang hanya memperburuk kondisi mental.

 

 

4 dari 10 halaman

3. Selalu Mengkhawatirkan Masa Depan

Ilustrasi sedih/copyright Fimela

Masa depan sering kali menjadi sumber kecemasan yang tidak berkesudahan. Orang yang sering mengkhawatirkan masa depan cenderung terjebak dalam pola pikir "bagaimana jika" yang tidak sehat. Kebiasaan ini membuat seseorang sulit untuk fokus pada saat ini, yang pada akhirnya memicu overthinking. Terlalu sering memikirkan skenario negatif tentang masa depan juga melemahkan mental dan membuat seseorang merasa cemas tanpa alasan yang jelas.

 

 

5 dari 10 halaman

4. Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Ilustrasi sedih/copyright Fimela

Di era media sosial, membandingkan diri dengan orang lain menjadi lebih mudah daripada sebelumnya. Kebiasaan ini adalah racun bagi kesehatan mental, karena kita cenderung hanya melihat sisi terbaik dari hidup orang lain tanpa memahami perjuangan yang mereka hadapi. Membandingkan diri dengan orang lain akan membuat seseorang merasa tidak cukup baik atau merasa selalu kurang. Hal ini tidak hanya menciptakan rasa tidak puas dalam hidup, tetapi juga meningkatkan stres dan overthinking tentang pencapaian diri sendiri.

 

 

6 dari 10 halaman

5. Kurang Tidur dan Istirahat

ilustrasi/fimela/adrian putra

Kurangnya tidur adalah salah satu faktor yang paling signifikan dalam melemahkan kesehatan mental. Tidur yang cukup adalah saat di mana otak memproses informasi dan menyegarkan kembali energi kita. Ketika tidur terganggu, otak tidak dapat berfungsi secara optimal, yang meningkatkan risiko stres dan overthinking. Orang yang kurang tidur cenderung lebih mudah tersinggung, cemas, dan sulit untuk berpikir jernih. Istirahat yang cukup adalah kunci untuk menjaga keseimbangan mental dan emosional.

 

 

 

 

7 dari 10 halaman

6. Berpikir Negatif Secara Berulang

ilustrasi stres kerja/copyright fimela

Ruminasi adalah kebiasaan berpikir negatif secara terus-menerus tentang situasi atau peristiwa tertentu. Kebiasaan ini dapat sangat merusak karena memperpanjang penderitaan emosional dan membuat seseorang sulit untuk move on dari masalah.

Ketika seseorang terus-menerus merenungkan hal-hal yang sudah berlalu atau mengkhawatirkan hal-hal yang di luar kendali mereka, itu menciptakan siklus overthinking yang tidak sehat. Ruminasi tidak hanya membuat seseorang merasa terjebak dalam masalahnya, tetapi juga meningkatkan risiko depresi dan kecemasan.

 

 

8 dari 10 halaman

7. Menghindari Masalah

ilustrasi kerja stres/copyright fimela

Menghindari masalah atau konflik bukanlah solusi yang sehat. Kebiasaan ini hanya menunda penyelesaian dan membuat masalah semakin besar. Menghindari konfrontasi atau tanggung jawab hanya memperpanjang stres yang dirasakan.

Seseorang yang terus-menerus menghindari masalah cenderung merasa terjebak, cemas, dan tidak mampu mengatasi tantangan hidup. Menghadapi masalah secara langsung dan mencari solusi adalah cara yang jauh lebih baik untuk menjaga kesehatan mental.

 

 

9 dari 10 halaman

8. Tidak Memiliki Batasan yang Jelas

Ilustrasi Stres/copyright fimela

Ketidakmampuan untuk menetapkan batasan yang sehat, baik dalam hubungan pribadi maupun profesional, adalah penyebab utama stres. Seseorang yang selalu berusaha menyenangkan orang lain dan mengorbankan kebutuhan dirinya sendiri akan mudah merasa kelelahan secara emosional.

Tidak memiliki batasan yang jelas akan membuat seseorang merasa terbebani oleh ekspektasi orang lain, yang pada akhirnya membuat mereka merasa tidak berdaya. Kebiasaan ini juga menyebabkan penurunan kepercayaan diri dan membuat seseorang rentan terhadap stres.

 

 

10 dari 10 halaman

9. Terlalu Fokus pada Hal-hal yang Tidak Dapat Dikontrol

Ilustrasi kerja stres/copyright fimela

Kebiasaan memikirkan hal-hal yang berada di luar kendali kita, seperti pendapat orang lain, cuaca, atau kejadian yang sudah terjadi, adalah salah satu sumber utama stres dan overthinking.

Ketika seseorang terus-menerus memusatkan perhatian pada apa yang tidak bisa mereka ubah, mereka mengabaikan apa yang bisa mereka kendalikan dalam hidupnya. Ini menciptakan rasa frustrasi dan kecemasan yang tidak perlu. Mengalihkan fokus pada hal-hal yang dapat kita kontrol adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mental dan mencegah stres berlebihan.

Bagaimana Mengubah Kebiasaan Ini?

Menyadari kebiasaan-kebiasaan negatif ini adalah langkah pertama untuk memperbaiki kesehatan mental dan mengurangi stres. Berikut adalah beberapa langkah sederhana yang bisa diambil untuk mengubah pola pikir dan kebiasaan sehari-hari:

Berlatih Mindfulness: Cobalah untuk lebih fokus pada saat ini daripada khawatir tentang masa lalu atau masa depan. Mindfulness dapat membantu mengurangi overthinking dan meningkatkan kesejahteraan emosional.

Mengatur Prioritas: Jangan terlalu banyak menunda pekerjaan. Buatlah daftar prioritas yang realistis setiap hari untuk menghindari perasaan kewalahan.

Beristirahat yang Cukup: Pastikan untuk mendapatkan tidur yang cukup dan waktu istirahat yang memadai. Tubuh yang cukup istirahat akan lebih siap menghadapi stres sehari-hari.

Belajar Menetapkan Batasan: Penting untuk belajar mengatakan "tidak" dan menjaga keseimbangan antara kebutuhan diri sendiri dan orang lain. Ini akan membantu mencegah kelelahan emosional.

Menghargai Diri Sendiri: Alih-alih membandingkan diri dengan orang lain, fokuslah pada pencapaian pribadi dan kemajuan diri. Menghargai diri sendiri adalah kunci untuk membangun kepercayaan diri yang kuat.

Dengan memperbaiki kebiasaan negatif ini, kita dapat membangun mental yang lebih kuat dan meningkatkan kualitas hidup. Sahabat Fimela, pahamilah bahwa kesehatan mental adalah proses yang berkelanjutan, dan setiap langkah kecil menuju perbaikan adalah langkah yang berharga.