Film 'Dua Hati Biru': 4 Nilai Parenting yang Mengajarkan Kita tentang Kasih Sayang

Ajeng Yuniarta diperbarui 30 Sep 2024, 15:35 WIB

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela sudah menonton film "Dua Hati Biru" yang dibintangi oleh bintang aktor Angga Yunanda dan aktris cantik Nurra Datau? Film yang mengisahkan perjalanan Angga dan Nurra sebagai sepasang orangtua ini memberikan banyak sekali nilai-nilai baik yang bisa kita petik. Dengan latar belakang pemeran Angga yang ditinggal sendirian untuk mengasuh anak kecilnya yang menggemaskan, sedangkan sang ibu, pemeran Nurra harus meninggalkan orang-orang terkasihnya untuk berkuliah di Korea dan pada akhirnya pulang malah dihadapkan oleh masalah keluarganya. Terkesan dramatis, namun, kita diberikan perjalanan mulia dan perjuangan sepasang orangtua untuk mendidik anaknya menjadi anak yang baik dan teladan. Melalui berbagai macam tangisan, rintangan dan perdebatan, akhirnya mereka berhasil menciptakan lingkungan keluarga yang sehat bersama anggota keluarga terkasih yang utuh dan saling menghargai setiap keputusannya.

Lantas, nilai apa saja yang dapat dipetik dari kisah perjalanan Angga dan Nurra di film "Dua Hati Biru"? Yuk, simak ulasannya berikut ini!

What's On Fimela
2 dari 5 halaman

1. Anak Cerminan Orangtua

ilustrasi behind the scene/copyright instagram/nuradatau

Sebagai seorang anak, tentu yang menjadi cerminan atau contoh adalah sang orangtua itu sendiri. Pasalnya hanya merekalah yang paling sering sang anak temui dalam kehidupan sehari hari. Untuk itu, sebagai orangtua sudah sepatutnya untuk selalu memperlihatkan sikap baik ke anak dan mencoba berusaha untuk tidak memperlihat sisi sikap buruk di depan anak. Dalam beberapa adegan terlihat Angga sebagai Bima dan Nurra sebagai Dara, sering bertengkar dan adu argumen yang di dengar dan disaksikan oleh sang anak, Adam. Hal tersebut berakibat pada sikap Bima yang berubah dan ikut marah kepada kedua orangtuanya. Namun sebaliknya, jika Dara dan Bima terlihat bahagia, Adam pun ikut senang dan bahagia melihatnya. Untuk itu, bersikap baiklah di depan anak, karena apapun sikap kita akan sangat berpengaruh kepada anak.

3 dari 5 halaman

2. Setiap Orang Memiliki Gaya Parentingnya Masing-Masing

ilustrasi behind the scene/copyright instagram/angga

Dalam scene terlihat bahwa dalam mengasuh anak, sang ibu, Dara dan mertuanya memiliki gaya parenting yang cukup jauh perbedaannya. Dara ingin anaknya hidup mandiri, sedangkan sang mertua tidak tega berpisah dengan cucunya sehingga muncullah perilaku dimanjakan dari sang mertua ke si cucu. Tentu, jika kita dalam posisi tersebut akan kesulitan untuk mengimbangi dan mencari jalan tengahnya. Namun, nyatanya semua hal tersebut adalah usaha seorang perempuan agar buah hatinya merasa disayangi dan dicintai. Kita harus belajar bahwa tidak menjadi masalah gaya apapun nantinya yang diterapkan kepada sang anak, karena memang setiap individu memiliki gayanya masing-masing. Poin terpenting adalah bagaimana kita memberikan kenyamanan dan berdampak positif pada anak.

4 dari 5 halaman

3. Bertanya kepada Pihak Luar

ilustrasi behind the scene/copyright instagram/angga

Di zaman yang serba modern ini, perlu juga menyiapkan individu modern yang mau menerima segala perkembangan, salah satunya munculnya profesi psikolog atau penasehat anak. Kita jika ingin disebut manusia berkembang, harus bisa menerima dan tidak skeptis dengan eksistensi dan manfaat dari profesi priskolog anak tersebut. Dalam scene terlihat karakter ayah, yakni Bima merasa ia sudah cukup mampu merawat anaknya sendiri tanpa bantuan psikolog. Nyatanya, bantuan dari psikolog bisa membuat Adam menjadi anak yang lebih baik dan mau terbuka dengan keadaan sekitar, terutama terbuka kepada ibunya. Tidak ada salahnya meminta bantuan kepada psikolog untuk memperbaiki masalah rumah tangga, bahkan terkadang kita perlu pihak luar terutama yang ahli di bidangnya untuk menilai solusi apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi keluarga tersebut.

5 dari 5 halaman

4. Pentingnya Kehadiran Orangtua

ilustrasi behind the scene/copyright instagram/angga

Kehadiran orangtua sangatlah penting pada masa tumbuh kembang sang anak. Di dalam film diceritakan bahwa sang anak, Adam tidak mendapat kehadiran dari sang ibu, Dara selama kurang lebih 1-2 tahun semasa ia hidup. Selama ini, ia hanya didampingi oleh sang kakek, kedua neneknya dan ayahnya, Bima. Memang pertumbuhan Adam tetap berjalan bahkan ia tumbuh menjadi anak yang aktif. Namun, tak dipungkiri kasih sayang langsung yang diberikan ibu kepada anak juga sangat dibutuhkan di masa pertumbuhan si buah hati. Dengan kehadiran kedua orangtuanya, maka pertumbuhannya akan terasa beda, jauh lebih optimal dan maksimal

Itulah beberapa nilai yang dapat kamu petik dalam kisah perjalanan Angga dan Nurra di film "Dua Hati Biru". Yuk, kenali kembali, apakah gaya parenting kamu selama ini sudah sesuai dan berdampak positif pada sang buah hati?