Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela pernah merasa ingin menyenangkan diri setelah melewati masalah atau pencapaian yang luar biasa? hal itu biasa disebut sebagai self reward. Budaya ini cukup ramai dilakukan bagi mereka yang merayakan setelah melakukan perjuangan sedemikian rupa untuk mencapai hasil yang memuaskan. Contoh kegiatan yang biasa dilakukan dari fenomena self rewatd ini seperti, berbelanja, membeli beragam jenis makanan, dan masih banyak lagi. Tujuan dari dilakukannya kegiatan tersebut yakni untuk mengapresiasi diri sendiri karena telah berjuang keras selama beberapa waktu sebelumnya.
Namun tahukah kamu, budaya self reward ini seperti pisau bermata dua. Tentu mengapresiasi diri sendiri adalah hal yang bagus untuk menghargai diri sendiri, namun jika semakin dalam, dampak buruk akan merenggut hal baik tersebut. Apa saja dampak buruk dari fenomena self reward? Yuk, simak ulasannya berikut ini!
What's On Fimela
powered by
1. Impulsive Buying
Dengan terbiasa membelanjakan diri sendiri sebagai bentuk self reward, kebiasaan ini akan mengundang sikap impulsive buying yang tentu buruk bagi kehidupan kita. Fenomena berbelanja secara spontan, mendadak, karena godaan dan tanpa rencana ini tidak hanya berbahaya bagi kamu sendiri namun juga orang-orang di sekitarmu. Mulai dari pemborosan, menambah utang, pengurangan uang tabungan, dan penyesalan yang muncul akan barang yang sekiranya tidak sesuai dengan bayangan kita. Kebiasaan ini terkadang muncul karena perasaan emosi kita yang mengambil alih otak berpikir kita untuk berpikir prioritas mana yang penting dibutuhkan pada saat itu. Untuk itu, kita harus berhati-hati dalam berbelanja dan mengapresiasi diri.
2. Reward menjadi Tidak Istimewa
Dengan sering membelanjakan diri sendiri sebagai bentuk apresiasi diri, rasanya bentuk apresiasi menjadi tidak spesial seperti pada awalnya hal tersebut bermula. Bentuk apresiasi diri tersebut menjadi tidak berbeda karena setiap effort yang dikeluarkan diberikan hadiah sepadan. Pada awalnya budaya self reward ini diterapkan untuk memberikan hadiah dan mengobati raga yang telah melakukan pekerjaan berat sebelumnya. Jika setiap pekerjaan selesai, kamu memberikan self reward pada dirimu, tentu rasanya akan berbeda. Untuk itu, harusnya self reward diberikan untuk membalas effort tinggi yang telah dikeluarkan, bukan untuk setiap effort yang tidak sepadan proses pencapaiannya.
3. Kehilangan Fokus dan Goals
Orang yang terbiasa dengan self reward, ia akan kehilangan fokus awal dan capaian-capaian yang ia rencanakan sebelumnya. Semua tujuan tersebut akan tergantikan karena orang tersebut terlalu sibuk untuk memberikan hadiah kepada diri sendiri. Nyatanya, ketika gratifikasi menjadi mudah untuk didapat, banyak individu yang mulai kehilangan motivasi untuk mengejar pencapaian yang memerlukan massa waktu lebih lama.
Self reward memang sangatlah baik untuk melatih rasa menghargai kita akan kerja keras yang kita keluarkan. Namun, tak semua effort yang kita keluarkan harus dibalas dengan hadiah terus-menerus. Ada masanya saat kita hanya perlu self reward tanpa mengeluarkan sepersen pun uang, seperti memberikan diri kita me time untuk istirahat, dan masih banyak lagi. Untuk itu, ubah yuk cara pandang kamu mengenai self reward!