Fimela.com, Jakarta Belakangan ini, kata healing semakin sering kita dengar di media sosial atau bahkan dalam percakapan sehari-hari. Banyak orang menggunakan kata ini untuk menggambarkan berbagai aktivitas, mulai dari liburan, pergi ke kafe, hingga sekadar bersantai di rumah. Namun, apakah semua hal tersebut benar-benar masuk dalam kategori healing? Ternyata, banyak yang salah memahami arti sebenarnya dari kata yang satu ini.
What's On Fimela
powered by
Apa Sih Sebenarnya Healing?
Secara sederhana, healing berarti proses penyembuhan, baik itu secara fisik, emosional, maupun mental. Healing bukanlah sekadar pelarian dari masalah atau rutinitas harian. Ini lebih kepada usaha untuk menyembuhkan luka-luka batin atau menghadapi perasaan yang selama ini mungkin kita abaikan. Proses healing tidak selalu terlihat menyenangkan atau penuh dengan momen manis. Sering kali, healing justru melibatkan refleksi diri yang mendalam dan terkadang penuh dengan air mata. Inilah mengapa healing membutuhkan waktu, kesabaran, dan usaha yang berkelanjutan.
Penyalahgunaan Kata Healing
Namun, seiring popularitasnya, kata healing sering disalahartikan dan disalahgunakan. Banyak yang menganggap bahwa healing bisa didapat hanya dengan sekadar liburan singkat, menghabiskan waktu di kafe, atau aktivitas santai lainnya. Padahal, hal-hal tersebut lebih tepat disebut sebagai refreshing atau rehat sejenak dari kepenatan. Healing sejati bukan hanya tentang ‘melarikan diri’ dari rutinitas, tetapi juga soal bagaimana kita benar-benar menghadapi dan memproses emosi yang ada dalam diri.
Ketika kita berkata, "Aku butuh healing," namun maksudnya hanya ingin jalan-jalan atau bersantai tanpa memikirkan masalah yang dihadapi, ini bisa berarti kita hanya mencari pelarian, bukan penyembuhan. Padahal, proses healing yang sebenarnya tidak selalu terlihat ‘indah.’ Terkadang, healing justru bisa menjadi proses yang berat dan penuh perjuangan, karena menyentuh bagian terdalam dari perasaan kita.
Mengapa Penting Memahami Arti Healing yang Sebenarnya?
Penting untuk memahami bahwa healing tidak bisa instan. Ini bukan sekadar tentang pergi ke tempat-tempat yang menyenangkan atau bersantai tanpa memikirkan apa yang sebenarnya menjadi sumber perasaan negatif. Healing membutuhkan kejujuran pada diri sendiri, menghadapi luka, dan berusaha untuk sembuh dari dalam. Ada kalanya kita butuh dukungan dari orang terdekat, baik teman, keluarga, maupun profesional seperti psikolog atau terapis, untuk membantu proses penyembuhan ini.
Saat kita terlalu sering menggunakan kata healing untuk aktivitas yang hanya menyenangkan sesaat tanpa menyentuh akar permasalahan, kita bisa kehilangan makna sebenarnya dari proses penyembuhan itu sendiri. Healing bukan hanya soal merasakan kebahagiaan sementara, tapi lebih kepada bagaimana kita bisa berdamai dengan diri sendiri dan kembali bangkit setelah melalui proses tersebut.
Mulai Proses Healing dengan Cara yang Tepat
Jadi, apa sebenarnya yang perlu kita sembuhkan? Setiap orang mungkin punya jawabannya masing-masing. Apakah kita merasa terbebani dengan masalah di tempat kerja? Apakah ada luka batin yang selama ini belum kita hadapi? Dengan memahami apa yang benar-benar kita butuhkan, kita bisa menemukan cara healing yang tepat. Mungkin, untuk sebagian orang, healing berarti meditasi atau konsultasi dengan terapis. Bagi yang lain, healing bisa berarti waktu tenang untuk merefleksikan diri.
Healing sejati tidak datang dari luar, melainkan dari dalam diri kita. Maka dari itu,, yuk kita pahami dengan baik apa yang sebenarnya dimaksud dengan healing. Dengan begitu, kita bisa lebih bijak dalam menghadapi proses penyembuhan dan menemukan kedamaian yang kita cari.