Fimela.com, Jakarta Merasakan sakit hati adalah hal yang wajar, tetapi bagi sebagian orang, perasaan ini datang lebih sering dan lebih dalam. Jika kamu sering merasa tersakiti oleh kata-kata atau tindakan orang lain, mungkin kamu adalah tipe yang lebih sensitif secara emosional.
Sahabat Fimela, berikut lima tanda yang menunjukkan kamu termasuk orang yang mudah disakiti, yuk cek satu per satu.
What's On Fimela
powered by
Kamu Sering Merasa Diabaikan
Apakah kamu sering merasa kesepian atau tidak diperhatikan, bahkan ketika berada di tengah orang banyak? Jika teman, keluarga, atau pasangan tidak segera merespons pesanmu, kamu langsung berpikir bahwa mereka tidak peduli. Rasa terabaikan ini seringkali muncul tanpa alasan jelas, dan kamu sulit meyakinkan diri bahwa orang lain mungkin sedang sibuk atau punya hal lain yang harus diutamakan. Perasaan diabaikan ini bisa melukai hatimu karena kamu menganggapnya sebagai tanda bahwa kamu tidak penting dalam hidup orang lain.
Kritik Kecil Bisa Membuatmu Berpikir Berlebihan
Kritik adalah hal yang wajar diterima dalam kehidupan, terutama dalam pekerjaan atau hubungan. Namun, jika kamu termasuk orang yang mudah disakiti, kritik kecil sekalipun bisa membuatmu terjebak dalam overthinking. Kamu cenderung memutar kembali kata-kata tersebut di kepalamu, memikirkan apa yang salah dari dirimu, dan meragukan kemampuan atau nilaimu. Padahal, kritik tersebut mungkin bersifat membangun dan tidak dimaksudkan untuk melukai perasaanmu. Namun, sensitivitasmu membuatmu sulit untuk menerima kritik secara objektif tanpa merasa tersinggung.
Sulit Memaafkan dan Melupakan
Orang yang mudah disakiti seringkali sulit untuk memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain. Jika seseorang pernah menyakitimu, kamu bisa mengingatnya untuk waktu yang sangat lama, bahkan ketika orang tersebut sudah meminta maaf. Luka emosional yang kamu rasakan cenderung lebih dalam dan sulit untuk sembuh, membuatmu terus-menerus memikirkan kesalahan itu. Hal ini bisa berdampak pada hubunganmu dengan orang lain, karena kamu mungkin menjadi lebih tertutup dan waspada agar tidak terluka lagi di masa depan.
Menghindari Konflik
Kamu mungkin sering menghindari situasi konflik, bukan karena tidak ingin menyelesaikan masalah, tetapi karena takut terluka lebih dalam. Bagi orang yang mudah disakiti, menghadapi perbedaan pendapat atau konfrontasi bisa terasa sangat menakutkan. Kamu lebih memilih untuk menyimpan perasaanmu daripada mengungkapkan apa yang sebenarnya kamu rasakan. Namun, sikap ini justru dapat menumpuk perasaan negatif dalam dirimu, dan pada akhirnya membuatmu merasa lebih tertekan. Konflik yang tidak diselesaikan juga bisa membuatmu merasa tidak dihargai atau tidak dipahami oleh orang lain.
Sangat Terpengaruh dengan Opini Orang Lain
Orang yang mudah disakiti biasanya sangat peduli dengan apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya. Opini negatif, bahkan yang terkecil sekalipun, bisa langsung membuatmu merasa down. Kamu cenderung mengukur nilai dirimu berdasarkan pendapat orang lain, sehingga ketika ada yang tidak setuju denganmu atau mengkritik cara berpikirmu, kamu langsung merasa tidak berharga. Rasa tidak aman ini membuatmu selalu berusaha keras untuk menyenangkan orang lain, padahal kamu sendiri merasa tertekan karena terus-menerus mengejar pengakuan dari orang lain.
Menjadi orang yang sensitif bukan berarti lemah. Namun, penting untuk belajar mengelola perasaan agar kamu tidak terlalu mudah tersakiti oleh hal-hal yang berada di luar kendalimu. Menerima bahwa tidak semua orang akan memahami perasaanmu dan belajar melepaskan luka kecil bisa membantu kamu hidup lebih bahagia dan seimbang.