Pertimbangkan 6 Hal ini Jika Kamu Ingin Berteman dengan Mantan

Anastasia Trifena diperbarui 19 Sep 2024, 14:35 WIB

Fimela.com, Jakarta Menjalin kembali hubungan pertemanan dengan mantan kekasih sering kali dianggap sebagai hal yang rumit dan penuh tantangan. Di satu sisi, Sahabat Fimela mungkin memiliki keinginan untuk mempertahankan ikatan baik dengan seseorang yang pernah begitu dekat. Namun, di sisi lain, tidak dapat dimungkiri bahwa ada potensi kesulitan emosional yang muncul akibat perasaan masa lalu yang belum sepenuhnya terurai. Tak jarang orang mempertanyakan apakah keputusan untuk berteman dengan mantan merupakan pilihan yang bijak atau justru bisa menambah luka di kemudian hari.

Menariknya, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa hubungan pertemanan dengan mantan sebenarnya bisa memiliki dampak positif, asalkan kedua belah pihak memiliki niat yang jelas dan tidak ada kepentingan tersembunyi. Sebuah studi dari The Journal of Social and Personal Relationships (2020) menemukan bahwa orang-orang yang berhasil berteman dengan mantan sering kali memiliki tingkat kecerdasan emosional yang lebih tinggi. Mereka juga cenderung lebih mampu mengelola konflik dan perasaan yang tersisa dengan cara yang sehat. Namun, perlu diingat bahwa hal ini sangat kontekstual, tergantung pada dinamika hubungan dan tingkat kedewasaan emosional masing-masing pihak.

Sebelum kamu memutuskan untuk menjalin pertemanan kembali dengan mantan, ada baiknya mempertimbangkan beberapa faktor yang bisa membantu meminimalkan potensi masalah di kemudian hari. Berikut ini enam hal penting yang perlu kamu pertimbangkan sebelum memutuskan untuk kembali berteman dengan mantan.

2 dari 7 halaman

1. Pahami Niatmu

Antara memperbaiki pertemanan atau berharap kembali. (Copyright freepik.com/author/freepik)

Sebelum memutuskan untuk berteman dengan mantan, penting untuk memahami niatmu dengan jelas. Apakah Sahabat Fimela benar-benar ingin menjalin pertemanan yang tulus, atau masih ada harapan untuk balikan? Jika niatmu masih terikat pada perasaan masa lalu, pertemanan ini hanya akan membawa pada luka yang lebih dalam.

Jujur pada diri sendiri akan membantumu memahami apakah pertemanan ini murni atau justru berpotensi menjadi konflik emosional. Sebelum melangkah lebih jauh, pastikan juga kamu sudah siap menghadapi kenyataan bahwa hubungan romantis kalian sudah selesai.

3 dari 7 halaman

2. Pertimbangkan Perasaan Mantan

Tidak hanya perasaan diri sendiri, Sahabat Fimela juga perlu mempertimbangkan bagaimana perasaan mantan mengenai pertemanan ini. Apakah dia sudah move on dan siap menjalin hubungan pertemanan, atau justru masih menyimpan luka dari masa lalu?

Jangan memaksakan pertemanan jika mantanmu belum siap, karena hal itu bisa membuat situasi menjadi semakin sulit bagi keduanya. Beri dia ruang untuk mengungkapkan pendapatnya tentang pertemanan tersebut, dan hormati apa pun yang dia rasakan dan putuskan. Tanpa kesepakatan dari kedua pihak, pertemanan ini bisa berakhir dengan kekecewaan.

4 dari 7 halaman

3. Pastikan Kedua Pihak Sudah Move On

Salah satu kunci utama agar pertemanan dengan mantan bisa berjalan baik adalah memastikan bahwa kalian berdua sudah benar-benar move on dan saling merelakan. Jika salah satu diantaranya masih menyimpan perasaan atau berharap pada hubungan yang sudah berakhir, pertemanan ini bisa menjadi ladang konflik.

Perasaan lama bisa muncul kembali sewaktu-waktu, dan hal itu bisa menciptakan hubungan yang tidak sehat. Tanda-tanda bahwa kalian belum move on bisa muncul dalam berbagai bentuk, salah satunya merasa cemburu atau ingin untuk mengulang kembali kenangan masa lalu. Itu sebabnya, sebelum berteman, pastikan bahwa kalian bisa melihat satu sama lain sebagai teman, bukan mantan.

 

5 dari 7 halaman

4. Pikirkan Dampaknya pada Hubungan Baru

Hargai perasaan orang baru. (Copyright freepik.com/author/freepik)

Jika salah satu atau keduanya sudah memiliki pasangan baru, penting untuk mempertimbangkan bagaimana pertemanan ini akan memengaruhi hubungan tersebut. Pasangan baru mungkin merasa cemburu atau tidak nyaman dengan pertemanan kalian, meskipun tidak ada niat buruk di baliknya.

Komunikasi yang jujur dengan pasangan tentang hubunganmu dengan mantan sangat penting agar tidak ada salah paham. Pertimbangkan juga apakah pertemanan ini sepadan dengan potensi konflik yang bisa muncul dalam hubungan barumu. Bagaimanapun, menjaga hubungan yang sehat dengan pasangan baru harus menjadi prioritas utama dan kamu harus siap untuk memutus hubungan pertemanan dengan mantan.

 

6 dari 7 halaman

5. Tetapkan Batasan

Untuk menghindari salah paham atau kebingungan, penting untuk menetapkan batasan yang jelas dalam pertemanan dengan mantan. Diskusikan hal-hal seperti seberapa sering kalian akan berkomunikasi, aktivitas apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan bersama, serta bagaimana kalian akan mengelola percakapan agar tetap sehat.

Tanpa batasan yang jelas, pertemanan ini bisa dengan mudah melampaui garis yang seharusnya tidak dilanggar, terutama jika ada perasaan lama yang belum hilang. Dengan adanya batasan, kalian bisa menjaga hubungan tetap sehat dan profesional sebagai seorang teman.

7 dari 7 halaman

6. Siap Menghadapi Konflik Emosional

Berteman dengan mantan bukanlah hal yang mudah. Meski kalian sudah sepakat untuk menjalin hubungan pertemanan, konflik emosional bisa muncul kapan saja, terutama jika perasaan lama tiba-tiba muncul kembali. Kamu perlu bersiap menghadapi kemungkinan bahwa pertemanan ini bisa membangkitkan kenangan atau emosi yang pernah ada.

Jika hal tersebut terjadi, penting untuk bisa mengelola perasaan dengan bijak dan tidak bertindak impulsif. Diskusikan secara terbuka jika ada masalah emosional yang muncul, dan pastikan bahwa kalian berdua memiliki pemahaman yang sama tentang bagaimana menghadapinya tanpa merusak pertemanan yang sudah dibangun. 

Berteman dengan mantan bisa menjadi keputusan yang penuh pertimbangan dan memerlukan keterbukaan hati. Jika dilakukan dengan kesadaran penuh dan komunikasi yang jujur, hubungan ini berpotensi memberikan dukungan positif dalam hidup masing-masing. Namun, penting untuk tetap menjaga keseimbangan dan memastikan bahwa pertemanan ini membawa manfaat tanpa menambah beban emosional antar kedua belah pihak.