Fimela.com, Jakarta Batuk merupakan salah satu gejala umum yang sering dialami banyak orang. Baik itu akibat infeksi saluran pernapasan, alergi, atau faktor lain. Gejalanya pun bisa muncul di berbagai musim, mulai dari musim hujan, musim panas, maupun musim pancaroba.
Batuk bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti tidur, bekerja, dan bersosialisasi. Meski sering dianggap sebagai masalah sepele, batuk yang berkepanjangan bisa menimbulkan efek samping seperti kelelahan, nyeri otot, bahkan kesulitan berkonsentrasi. Oleh karena itu, penting untuk menemukan solusi yang tepat dan cepat, salah satunya dengan menggunakan obat batuk over-the-counter (OTC) yang mudah didapat di apotek tanpa perlu resep dokter.
Namun, dengan banyaknya pilihan obat batuk OTC di pasaran, masyarakat sering kali bingung memilih mana yang tepat sesuai dengan gejala yang dialami. Untuk itu, masyarakat membutuhkan cara tepat melakukan swamedikasi untuk mengatasi gejalanya, serta mewaspadai kemungkinan penyakit yang mengiringinya. Berikut ini adalah tips dari para ahli tentang cara memilih obat batuk OTC yang tepat.
Kenali Jenis Batuk dan Kebutuhannya
Sebelum memutuskan untuk membeli obat batuk OTC, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengenali jenis batuk yang dialami. Menurut dr. Patriotika Ismail, Sp. PD, seorang dokter spesialis penyakit dalam dari RS EMC Cikarang, penting untuk mengetahui apakah batuk yang dialami adalah batuk kering, batuk berdahak, atau batuk yang muncul akibat paparan alergen.
Setiap jenis batuk memiliki penanganan yang berbeda, dan memilih obat yang salah justru bisa memperburuk gejala. Mengetahui apakah batuk tersebut kering, berdahak, atau diakibatkan oleh paparan alergen, merupakan hal yang sangat krusial karena jenis batuk ini sangat menentukan jenis obat yang sebaiknya dikonsumsi. Berikut ini adalah jenis-jenis batuk yang paling umum dialami.
1. Batuk Berdahak
Batuk berdahak biasanya disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atau peradangan di area tersebut. Obat yang tepat untuk batuk jenis ini adalah obat yang mengandung ekspektoran seperti guaifenesin. Kandungan ekspektoran ini berfungsi untuk mengencerkan dahak sehingga lebih mudah dikeluarkan dari saluran pernapasan.
2. Batuk Kering
Batuk kering lebih sering muncul sebagai reaksi terhadap iritasi atau alergi. Untuk meredakan batuk kering, obat yang mengandung antitusif seperti dextromethorphan sangat dianjurkan karena berfungsi menekan refleks batuk tanpa menghilangkan penyebabnya.
3. Batuk Akibat Alergi
Jika batuk disebabkan oleh reaksi alergi, kandungan chlorpheniramine atau antihistamin bisa sangat membantu meredakan batuk jenis ini. Hal itu terjadi karena antihistamin bekerja dengan menghambat efek histamin yang memicu reaksi alergi dalam tubuh.
Perhatikan Kandungan Obat dan Efek Sampingnya
Setelah mengetahui jenis batuk yang dialami, langkah selanjutnya adalah memperhatikan kandungan dalam obat batuk OTC. Setiap kandungan dalam obat batuk memiliki fungsi yang berbeda dalam meredakan batuk. Berikut ini beberapa kandungan umum dalam obat batuk OTC dan fungsinya.
1. Dextromethorphan
Kandungan ini termasuk ke dalam kelompok antitusif yang bekerja dengan menekan refleks batuk di otak. Biasanya, kandungan ini digunakan untuk meredakan batuk kering dan cocok untuk meredakan batuk kering yang mengganggu.
2. Guaifenesin
Kandungan ini befungsi sebagai ekspektoran. Guaifenesin bekerja dengan membantu mengencerkan dahak sehingga memudahkan tubuh untuk mengeluarkannya. Kandungan ini lebih cocok untuk mengatasi batuk berdahak.
3. Chlorpheniramine Maleate
Kandungan ini merupakan antihistamin yang sering digunakan untuk meredakan batuk akibat alergi. Kandungan ini berfungsi untuk meredakan batuk yang disebabkan oleh reaksi alergi dengan mengurangi rasa gatal di tenggorokan dan hidung.
Pilih Obat Batuk yang Sesuai dengan Gejala dan Kebutuhan
Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda dalam memilih obat batuk. Untuk itu, penting untuk menjadi konsumen yang cerdas dengan memperhatikan detail kandungan dan kemasan obat batuk OTC yang Anda pilih.
Obat batuk OTC biasanya dirancang untuk mengatasi batuk akut, yaitu batuk yang muncul secara tiba-tiba dan berlangsung selama kurang dari tiga minggu. Tidak semua batuk bisa diatasi hanya dengan obat batuk OTC. Namun, sebagai pertolongan pertama, obat batuk OTC lebih cocok digunakan untuk batuk akut yang muncul secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu singkat.
Menurut dr. Elizabeth Angelina, obat batuk OTC lebih dianjurkan untuk digunakan pada kasus batuk akut, bukan kronis. Selain itu, dr. Elizabeth Angelina juga mengingatkan untuk selalu membaca aturan pemakaian yang tertera pada kemasan obat..
Sebagai catatan, meskipun obat OTC dianggap lebih aman karena dosisnya yang lebih rendah dibandingkan obat resep, penggunaannya tetap harus diperhatikan. Jika digunakan secara berlebihan atau tidak sesuai dengan dosis yang dianjurkan, obat-obat ini bisa menimbulkan efek, samping seperti mual, muntah, pusing, bahkan perubahan tekanan darah.
Mengonsumsi obat batuk OTC melebihi dosis yang dianjurkan dapat menimbulkan risiko kesehatan yang lebih serius. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu menggunakan obat batuk OTC sesuai dengan petunjuk dan dosis yang dianjurkan.