Fimela.com, Jakarta Stunting merupakan masalah gizi kronis yang ditandai dengan pertumbuhan fisik yang terhambat pada anak, terutama pada usia dini. Bayi yang mengalami stunting cenderung memiliki tubuh yang lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Hal ini karena kurangnya asupan gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangannya secara optimal.
Stunting bukan hanya mempengaruhi tinggi badan, tetapi juga perkembangan otak dan fungsi tubuh lainnya. Berikut adalah tujuh tanda bayi mengalami stunting di masa tumbuh kembangnya yang perlu diwaspadai dan tak boleh diabaikan begitu saja.
What's On Fimela
powered by
Pertumbuhan Tinggi Badan yang Terhambat
Tanda utama stunting adalah pertumbuhan tinggi badan yang lebih lambat dibandingkan bayi atau anak seusianya. Jika tinggi badan bayi Mom jauh lebih pendek daripada rata-rata anak seusianya, ini bisa menjadi indikasi bahwa bayi tersebut mengalami stunting. Perkembangan tinggi yang tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan standar (WHO) perlu diwaspadai, terutama jika berlangsung terus-menerus hingga usia 2 tahun.
Berat Badan yang Tidak Meningkat Sesuai Usia
Bayi yang mengalami stunting biasanya tidak hanya memiliki tinggi badan yang terhambat, tetapi juga berat badan yang sulit bertambah. Meskipun berat badan yang kurang bisa diatasi dengan pemberian nutrisi yang lebih baik, namun dalam kasus stunting, kenaikan berat badan sering kali tidak secepat yang diharapkan. Perkembangan berat badan yang lambat atau tidak sesuai dengan standar dapat menjadi tanda bahwa bayi tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk mendukung pertumbuhannya secara optimal.
Perkembangan Motorik Bayi yang Terlambat
Bayi yang mengalami stunting mungkin juga menunjukkan perkembangan motorik yang lebih lambat. Hal ini dapat terlihat dari keterlambatan dalam mencapai tonggak perkembangan penting seperti tengkurap, duduk, merangkak, berdiri, atau berjalan. Perkembangan motorik yang terhambat dapat menjadi tanda bahwa otot dan sistem saraf bayi tidak berkembang dengan baik. Ini biisa terkait dengan kurangnya asupan gizi yang diperlukan untuk perkembangan otak dan tubuh anak.
Rendahnya Nafsu Makan Bayi
Bayi yang stunting cenderung memiliki nafsu makan yang rendah. Mereka mungkin tidak tertarik atau sering kali menolak makanan, bahkan ketika makanan yang diberikan seimbang secara nutrisi. Hal ini bisa terjadi karena tubuh mereka yang lemah dan kurang gizi tidak dapat merespon dengan baik terhadap kebutuhan nutrisi. Pola makan yang buruk dan rendahnya asupan gizi akan memperburuk kondisi stunting. Sehingga hal ini menjadi siklus yang sulit diputus.
Sering Sakit atau Imunitas yang Lemah
Bayi yang mengalami stunting sering kali memiliki daya tahan tubuh yang lemah, sehingga lebih rentan terkena penyakit. Stunting berkaitan erat dengan sistem imun yang tidak optimal karena kekurangan nutrisi, terutama zat besi, vitamin, dan protein. Bayi yang sering sakit, mengalami infeksi saluran pernapasan, atau masalah pencernaan, mungkin menunjukkan tanda-tanda stunting. Hal ini karena tubuh mereka tidak mendapatkan cukup gizi untuk membangun kekebalan tubuh yang kuat.
Perkembangan Kognitif Bayi Cenderung Terlambat
Stunting tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik, tetapi juga perkembangan kognitif atau fungsi otak bayi. Bayi yang mengalami stunting mungkin menunjukkan tanda-tanda keterlambatan dalam belajar dan berinteraksi. Mereka mungkin lebih lambat dalam merespon rangsangan, berbicara, atau memahami perintah sederhana dibandingkan anak-anak seusianya. Keterlambatan dalam perkembangan otak ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam proses belajar di masa depan.
Wajah Bayi Terlihat Lebih Pucat atau Kurang Berenergi
Salah satu tanda umum bayi yang mengalami stunting adalah wajah yang pucat dan tampak kurang berenergi. Mereka mungkin tampak lemas, kurang ceria, dan kurang aktif dibandingkan bayi lain yang sehat. Bayi yang stunting cenderung tidak memiliki energi yang cukup untuk bermain atau bergerak dengan antusias. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi penting seperti zat besi, yang berfungsi untuk memproduksi sel darah merah dan mendukung aliran oksigen ke seluruh tubuh.
Perlu untuk dipahami, stunting pada bayi merupakan masalah serius yang dapat berdampak jangka panjang pada pertumbuhan fisik, perkembangan otak, dan kesejahteraan umum anak. Orang tua tentunya sangat perlu waspada terhadap tanda-tanda stunting ini. Dengan mengetahui tanda stunting, diharapkan pencegahannya bisa dilakukan lebih awal. Pencegahan dan penanagannya bisa dilakukan dengan memberikan nutrisi yang cukup, perawatan kesehatan yang baik, dan stimulasi perkembangan yang optimal pada bayi sejak sedini mungkin. Jika ada tanda-tanda stunting, segera konsultasikan dengan tenaga medis atau ahli gizi untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Semoga informasi ini bermanfaat.