6 Tanda yang Menunjukkan Anak Memiliki IQ Rendah, Yuk Mom Cari Tahu!

Gayuh Tri Pinjungwati diperbarui 02 Sep 2024, 08:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Sebagai orangtua atau orang dewasa yang peduli dengan perkembangan anak-anak di sekitar kita, wajar jika kita ingin mengetahui bagaimana mereka berkembang, termasuk dalam hal kecerdasan. IQ (Intelligence Quotient) sering dianggap sebagai salah satu indikator kecerdasan, meskipun sebenarnya kecerdasan seseorang tidak hanya diukur dari angka ini saja. Tapi, ada beberapa tanda yang mungkin bisa membantu Sahabat Fimela mengenali jika seorang anak memiliki IQ yang cenderung rendah. Penasaran, Mom? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini. 

1. Kesulitan dalam Memahami Instruksi

Salah satu tanda yang bisa dilihat adalah ketika anak sering kesulitan memahami instruksi, terutama instruksi yang sederhana dan sering diberikan. Misalnya, saat diminta untuk melakukan tugas-tugas dasar seperti membereskan mainan atau mengenakan sepatu, mereka mungkin membutuhkan waktu lebih lama atau memerlukan penjelasan berulang kali. Hal ini bisa menandakan adanya hambatan dalam pemrosesan informasi.

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

2. Lambat dalam Belajar Membaca dan Berbicara

Ibu bisa menerapkan tips berikut untuk melatih menyeimbangkan pekerjaan dengan mengurus anak. (Foto: Freepik/freepik)

Anak yang memiliki IQ rendah biasanya juga menunjukkan keterlambatan dalam perkembangan bicara dan bahasa. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata-kata dengan jelas, membentuk kalimat yang sederhana, atau memahami percakapan. Jika anak di usia dua atau tiga tahun masih sangat terbatas kosakatanya, ini bisa menjadi tanda yang perlu diperhatikan.

3 dari 6 halaman

3. Sulit Memahami Konsep Abstrak

Ilustrasi Ibu dan Anak/ Freepik by tiachardz

Kemampuan untuk memahami konsep abstrak seperti waktu, jumlah, atau sebab-akibat juga sering menjadi tantangan bagi anak dengan IQ rendah. Misalnya, mereka mungkin kesulitan memahami perbedaan antara “lebih besar” dan “lebih kecil” atau mengerti konsep hari dalam seminggu. Ini bisa membuat mereka tampak kebingungan dalam situasi sehari-hari yang melibatkan penalaran abstrak.

4 dari 6 halaman

4. Memiliki Daya Ingat yang Lemah

Ilustrasi ibu bermain kartu dengan anaknya / Freepik by pvproductions

Anak-anak dengan IQ rendah sering kali menunjukkan masalah dalam daya ingat. Mereka mungkin sering melupakan hal-hal yang baru saja diajarkan atau tidak bisa mengingat instruksi yang baru saja diberikan. Hal ini bisa berdampak pada kemampuan mereka untuk mengikuti pelajaran di sekolah atau mengingat rutinitas sehari-hari.

5 dari 6 halaman

5. Kesulitan dalam Menyelesaikan Masalah Sederhana

Ilustrasi ibu sedang membaca dengan buah hati | copyright freepik.com

Saat anak menghadapi masalah sederhana, seperti mengikat tali sepatu atau menyusun mainan, mereka mungkin merasa frustrasi atau tidak tahu harus berbuat apa. Anak dengan IQ rendah sering kali kesulitan dalam berpikir logis dan menemukan solusi untuk masalah-masalah yang seharusnya bisa diatasi dengan mudah.

6 dari 6 halaman

6. Prestasi Akademik yang Tertinggal

Ilustrasi ibu dan anak/copyright freepik/racool-studio

Anak yang memiliki IQ rendah sering kali menunjukkan prestasi akademis yang tertinggal dibandingkan teman-temannya. Mereka mungkin kesulitan dalam membaca, menulis, atau menghitung, dan memerlukan waktu lebih lama untuk mempelajari materi-materi baru. Prestasi yang tertinggal ini bisa menjadi indikator bahwa mereka memerlukan perhatian khusus di bidang akademik.

Sahabat Fimela, jika kamu melihat tanda-tanda ini pada anak, jangan langsung panik atau merasa khawatir berlebihan. Penting untuk diingat bahwa IQ bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan atau kebahagiaan seseorang. Setiap anak memiliki keunikan dan potensi masing-masing yang bisa dikembangkan.

Jika Mom merasa ada yang perlu diperhatikan, konsultasikan dengan ahli seperti psikolog anak atau guru di sekolah. Mereka bisa membantu memberikan penilaian yang lebih komprehensif dan menawarkan strategi untuk membantu anak berkembang dengan optimal.

Ingatlah, memberikan dukungan emosional dan lingkungan yang positif adalah kunci utama dalam mendampingi anak, apa pun kondisi mereka. Semua anak berhak mendapatkan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki.