7 Sikap yang Membuat Hati Tidak Tenang di Usia Sekarang

Endah Wijayanti diperbarui 28 Agu 2024, 08:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Di tengah kesibukan dan tekanan hidup sehari-hari, perasaan tidak tenang atau cemas sering kali menghampiri kita, terutama ketika kita sudah memasuki usia dewasa. Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan ketidaktenangan ini, dan salah satunya adalah sikap yang kita miliki. Tanpa disadari, beberapa sikap atau kebiasaan yang kita lakukan justru menjadi pemicu utama perasaan cemas dan tidak nyaman dalam diri kita.

Artikel ini akan membahas tujuh sikap yang sering kali membuat hati tidak tenang di usia sekarang dan bagaimana cara mengatasinya. Simak uraiannya di bawah ini, ya Sahabat Fimela.

 

 

2 dari 8 halaman

1. Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Sedih./Copyright Image by rawpixel.com on Freepik

Sikap yang satu ini mungkin sudah sangat umum terjadi, tetapi dampaknya sangat besar terhadap ketenangan hati. Membandingkan diri dengan orang lain, terutama di era media sosial, sering kali menjadi sumber kecemasan yang tidak perlu. Kita mungkin merasa iri ketika melihat kesuksesan teman atau rekan kerja, atau merasa kurang ketika melihat pencapaian orang lain yang tampaknya lebih baik.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki jalan hidup dan waktunya masing-masing. Membandingkan diri secara berlebihan hanya akan menambah tekanan dalam hidup kita. Alih-alih fokus pada pencapaian orang lain, cobalah untuk menghargai apa yang sudah kita miliki dan capai. Latih diri untuk bersyukur dan fokus pada pengembangan diri daripada terus-menerus melihat ke "rumput tetangga yang tampaknya lebih hijau."

 

 

3 dari 8 halaman

2. Perfeksionisme yang Berlebihan

Sedih./Copyright freepik.com/author/tirachardz

Menjadi perfeksionis bisa menjadi sikap yang baik karena ini menunjukkan bahwa kita memiliki standar tinggi terhadap diri sendiri. Namun, jika perfeksionisme ini berlebihan, justru akan menjadi beban. Perfeksionisme yang tidak sehat membuat kita merasa tidak pernah cukup baik, selalu merasa ada yang kurang dari apa yang kita lakukan. Akibatnya, kita merasa cemas, tidak puas, dan sulit merasa tenang.

Untuk mengatasi sikap ini, kita perlu belajar untuk menerima ketidaksempurnaan. Sadarilah bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, dan kesalahan atau kekurangan adalah bagian dari proses belajar. Fokuslah pada kemajuan, bukan kesempurnaan. Dengan begitu, kita bisa lebih rileks dan menerima diri sendiri apa adanya.

 

 

4 dari 8 halaman

3. Terlalu Keras pada Diri Sendiri

Ilustrasi/copyright fimela

Sikap terlalu keras pada diri sendiri sering kali muncul dari harapan yang tinggi terhadap diri kita. Kita ingin selalu menjadi yang terbaik, tidak pernah melakukan kesalahan, atau selalu bisa memenuhi ekspektasi orang lain. Namun, ketika kita terlalu keras pada diri sendiri, kita sebenarnya sedang menekan diri kita untuk menjadi sesuatu yang mungkin tidak realistis.

Akibatnya, hati kita menjadi tidak tenang karena terus-menerus merasa kurang atau gagal. Cobalah untuk lebih berbelas kasih pada diri sendiri. Beri ruang bagi diri sendiri untuk melakukan kesalahan, belajar, dan tumbuh tanpa harus merasa tertekan. Ketika kita bisa menerima diri kita dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kita akan lebih tenang dan damai.

 

 

5 dari 8 halaman

4. Khawatir Berlebihan tentang Masa Depan

Ilustrasi/copyright fimela/adrian putra

Masa depan adalah sesuatu yang tidak pasti, dan sering kali ini menjadi sumber kecemasan bagi banyak orang. Khawatir tentang apa yang akan terjadi besok, bulan depan, atau tahun depan bisa menguras energi dan membuat hati kita tidak tenang. Sikap ini membuat kita lupa untuk menikmati momen saat ini dan justru terjebak dalam pikiran yang mengganggu.

Untuk mengatasi kekhawatiran ini, penting untuk melatih diri kita untuk hidup di saat ini. Fokus pada apa yang bisa kita lakukan sekarang untuk mempersiapkan masa depan, tetapi jangan biarkan pikiran tentang masa depan yang belum tentu terjadi menguasai hidup kita. Dengan cara ini, kita bisa lebih menikmati hidup dan merasa lebih tenang.

 

 

6 dari 8 halaman

5. Mengabaikan Kesehatan Mental dan Fisik

ilustrasi stres kerja/copyright fimela

Kesehatan mental dan fisik adalah dua hal yang saling berkaitan dan sangat penting untuk menjaga ketenangan hati. Namun, banyak dari kita yang cenderung mengabaikan kedua hal ini. Stres yang tidak diatasi, pola tidur yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, dan diet yang tidak seimbang bisa menyebabkan ketidakseimbangan dalam tubuh dan pikiran, yang pada akhirnya membuat kita merasa cemas dan tidak tenang.

Untuk mengatasi sikap ini, kita perlu memberi perhatian lebih pada kesehatan mental dan fisik. Luangkan waktu untuk berolahraga, makan makanan yang sehat, dan pastikan kita mendapatkan cukup istirahat. Selain itu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika merasa perlu, seperti berkonsultasi dengan psikolog atau terapis untuk mengatasi masalah mental yang mungkin sedang dihadapi.

 

 

7 dari 8 halaman

6. Memendam Perasaan dan Emosi

Ilustrasi bekerja/copyright fimela

Memendam perasaan dan emosi adalah sikap yang sering kali kita lakukan karena kita takut dianggap lemah atau tidak ingin merepotkan orang lain. Namun, memendam perasaan justru bisa menjadi bom waktu yang suatu saat akan meledak. Ketika kita tidak mengungkapkan apa yang kita rasakan, perasaan tersebut akan terus menumpuk dan membuat hati kita menjadi tidak tenang.

Cobalah untuk lebih terbuka dalam mengekspresikan perasaan. Bicarakan dengan orang yang dipercaya atau tuliskan dalam jurnal pribadi jika tidak ingin berbagi dengan orang lain. Penting untuk melepaskan emosi yang terpendam agar kita bisa merasa lebih lega dan tenang.

 

 

8 dari 8 halaman

7. Menghindari Konflik dengan Cara yang Salah

Ilsutrasi bingung/copyright Fimela

Menghindari konflik adalah hal yang wajar, tetapi jika dilakukan dengan cara yang salah, justru bisa membuat hati tidak tenang. Misalnya, dengan menghindar, menunda-nunda penyelesaian masalah, atau bahkan memendam rasa marah dan kecewa. Konflik yang tidak diselesaikan akan terus membayangi dan menimbulkan kecemasan yang berkelanjutan.

Cara yang lebih sehat adalah dengan menghadapi konflik secara bijak. Bicarakan masalah secara terbuka dan temukan solusi bersama tanpa harus menghindar. Dengan menyelesaikan konflik dengan baik, kita akan merasa lebih tenang dan hubungan dengan orang lain pun menjadi lebih harmonis.

Mengubah Sikap untuk Ketenangan Hati

Ketenangan hati adalah sesuatu yang bisa kita capai jika kita mau mengubah sikap dan kebiasaan yang selama ini membuat kita cemas. Memang, mengubah kebiasaan bukanlah hal yang mudah dan memerlukan waktu. Namun, dengan kesadaran dan usaha yang konsisten, kita bisa melatih diri untuk lebih tenang dan damai dalam menjalani hidup.

Mulailah dengan langkah-langkah kecil, seperti berhenti membandingkan diri dengan orang lain, lebih berbelas kasih pada diri sendiri, atau berbicara tentang perasaan yang selama ini dipendam. Seiring waktu, kita akan merasakan perubahan positif dalam diri kita dan menemukan bahwa ketenangan hati adalah sesuatu yang bisa kita ciptakan sendiri.

Ingatlah bahwa hidup ini adalah perjalanan yang unik bagi setiap orang. Tidak perlu merasa terburu-buru atau tertekan untuk mencapai sesuatu yang mungkin belum saatnya kita capai. Fokuslah pada kebahagiaan dan ketenangan dalam diri, karena itu adalah kunci untuk menjalani hidup yang lebih berarti dan bahagia.