Fimela.com, Jakarta Setiap orang pasti memiliki ketakutan tersendiri. Tidak semua orang tahu apa yang harus dilakukan untuk menghadapi ketakutan tersebut, tidak terkecuali ketakutan bersikap terbuka kepada orang lain. Bersikap terbuka kepada orang lain seringkali menjadi bagian penting dari hubungan sosial antar manusia yang sehat. Tapi ternyata, ada saja ketakutan untuk bersikap terbuka.
What's On Fimela
powered by
Ada banyak alasan mengapa seseorang bersikap tertutup dan tidak bisa luwes menjadi dirinya sendiri dan menceritakan apa pun di depan orang lain. Dari ketakutan akan penolakan hingga trauma masa lalu, berbagai faktor psikologis dan sosial mempengaruhi keterbukaan kita dalam berhubungan sosial dengan sesama. Lalu apa saja kiranya alasan sehingga membuat seseorang bersikap tertutup? Berikut delapan alasan utama yang sering menjadi penghalang keterbukaan kita kepada orang lain.
1. Takut Ditolak
Alasan paling umum seseorang takut bersikap terbuka adalah kekhawatiran akan penolakan. Mengungkapkan perasaan, pikiran, atau pengalaman pribadi secara jujur terkadang tidak selalu bisa diterima dengan baik oleh orang lain. Ada ketakutan bahwa mereka akan berpikir buruk terhadap kita lalu kita akan dijauhi dan ditolak. Ketika ditolak, hati juga ikut tersakiti, dan rasa sakit emosional itu bisa menciptakan penarikan diri dan keengganan untuk bersikap terbuka lagi.
2. Khawatir Dihakimi
Selain penolakan, banyak orang juga takut dihakimi. Ketika membuka diri, kita memberi orang lain kesempatan untuk memberi penilaian. Kekhawatiran bahwa mereka mungkin melihat kita secara negatif, lemah, jahat, egois atau serba kekurangan dapat membuat kita enggan untuk bersikap terbuka. Ada kekhawatiran bahwa orang lain tidak akan menerima atau menghargai apa yang kita tunjukkan secara jujur kepada mereka.
3. Minder dengan Pengalaman Masa Lalu
Trauma akibat pengalaman buruk di masa lalu dapat sangat mempengaruhi kemampuan kita untuk bersikap terbuka. Atau mungkin kecacatan fisik atau hal-hal yang melekat pada diri ita seperti kondisi sosial ekonomi, latar belakang pendidikan, pekerjaan dan lain sebagainya, mudah sekali menciptakan sikap rendah diri atau minder. Jika kita pernah dikhianati atau disakiti setelah membuka diri, kita juga mungkin menjadi lebih waspada dan enggan untuk mengulanginya lagi.
4. Ketidakpercayaan pada Orang Lain
Kepercayaan adalah fondasi utama dari sikap terbuka. Jika kita memiliki kesulitan dalam mempercayai orang lain, mungkin karena ada alasan rasa curiga dan prasangka yang bisa menjadi penghalang besar. Tanpa kepercayaan, sangat sulit untuk merasa aman dalam berbagi hal-hal pribadi kepada orang lain. Kamu tidak bisa percaya apada sikap dan omongan orang lain karena kamu selalu waswasa jika saja ia berniat buruk padamu.
5. Rasa Minder dari Dalam
Rasa malu atau minder tentang diri sendiri bisa membuat seseorang menutup diri dan takut untuk bersikap terbuka. Jika kita merasa tidak cukup baik atau khawatir bahwa apa yang kita bagikan akan membuat kita terlihat buruk, kita pasti akan cenderung menutup diri. Terkadang rasa minder ini dipengaruhi pula oleh sifat atau karakter dari dalam diri, sehingga perlu melatih diri untuk bisa bersikap percaya diri, santai dan tidak berprasangka buruk.
6. Norma Sosial dan Budaya
Ada kalanya sikap tertutup dan pendiam seseorang dipengaruhi oleh norma sosial dan budaya. Di beberapa daerah, ada budaya sopan santun yang berbeda. Bersikap terbuka mungkin dianggap tidak pantas atau tanda ketidaksopanan. Norma-norma ini dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan orang lain, termasuk seberapa besar kita bersedia untuk menunjukkan diri kita secara jujur dan apa adanya. Misalnya saja, di suatu negara, menatap mata lawan bicara dianggap menghargai ketika terlibat percakapan, sedangkan di daerah lain mungkin dianggap tidak sopan.
7. Takut Akan Kehilangan Kendali
Bersikap terbuka berarti melepaskan sebagian kontrol kita atas bagaimana orang lain melihat kita. Ketidakpastian ini bisa menakutkan bagi banyak orang, karena penilaian orang lain bisa sangat beragam. Ketika kita berbagi sesuatu yang personal atau bersifat privasi, kita tidak bisa mengendalikan bagaimana orang lain akan merespons atau menggunakan informasi tersebut. Ketakutan ini yang membuat kita bersikap tertutup.
8. Tidak Terbisa Bersikap Ekspresif
Beberapa orang merasa sulit untuk mengungkapkan perasaannya karena kurangnya keterampilan komunikasi secara emosional. Mereka mungkin tidak tahu bagaimana cara yang tepat untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan, atau merasa canggung melakukannya. Pada akhirnya, mereka lebih memilih menghindari mengatakan dan menunjukkan apa pun karena enggan bersikap ekspresif.
Itu dia sekian alasan utama mengapa seseorang sering bersikap tertutup dan sulit terbuka pada orang lain.
#Unlocking The Limitless