Perawatan Estetika, Rieke Diah Pitaloka tak Mau Ikuti Propaganda Media Sosial

Anto Karibo diperbarui 25 Agu 2024, 10:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Rieke Diah Pitaloka semakin hari tampak semakin glowing. Aktris kawakan sekaligus Anggota DPR Komisi VI tersebut, mengatakan bahwa dirinya memang melakukan treatmen kecantikan. Meski awalnya, ia mengaku bingung memilih jenis perawatan yang tepat.

"Terdapat banyak sekali pertimbangan yang saya pikirkan untuk memutuskan perawatan estetika," ujar Rieke Diah Pitaloka saat konferensi pers bertajuk 'Elevate Your Aesthetic and Be a True Original' di The Westin Hotel Jakarta, Sabtu (24/8).

"Ditambah dengan berbagai perawatan yang tersedia di klinik-klinik kecantikan, saya seringkali kewalahan untuk memilih perawatan yang tepat," sambung Rieke Diah Pitaloka dalam acara yang diselenggarakan Zuellig Pharma (ZP) Therapeutics.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Peran Dokter

Rieke Diah Pitaloka bicara treatmen (Istimewa)

Sudah menjadi rahasia umum jika dewasa ini banyak sekali jenis perawatan kecantikan. Hal itu pun membuat bingung Rieke Diah Pitaloka. Ia pun akhirnya melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Rieke kebetulan melakukan konsultasi dengan dr. Nanang Masrani, M. Biomed (AAM), pendiri dan CEO Gloskin Aesthetic Clinic. "Di sinilah peran penting dr. Nanang, beliau memberikan konsultasi dan diskusi dua arah yang lengkap," tutur Rieke.

"Sehingga saya dapat memutuskan perawatan yang memang sesuai dengan kebutuhan. Hasilnya tentu sangat memuaskan, karena sesuai dengan keinginan, tetapi juga tetap aman dan tidak berlebihan," kata pemeran Oneng dalam serial Bajaj Bajuri.

3 dari 3 halaman

Perawatan yang Dibutuhkan

Rieke Diah Pitaloka bicara treatmen (Istimewa)

Rieke menegaskan perawatan estetika yang dilakukannya memang sesuai dengan yang diperlukan, bukan diinginkannya. Karena dewasa ini banyak perempuan yang terperangkap dalam propaganda cantik ala media sosial.

"Jadi melakukan treatmen itu adalah bukan Apa yang kamu inginkan tapi pilihlah apa yang dibutuhkan. Jadi kebutuhan itu nggak harus karena ada medsos sekarang kita melihat orang kok jadi cakep, jadi kayaknya itu kebutuhan kita padahal sebenarnya keinginan yang dibentuk oleh industri media sosial," tuturnya.

Karenanya, kembali lagi Rieke menegaskan bahwa seorang dokter estetika selayaknya tidak hanya berorientasi pada jualan atau keuntungan saja. "Karena (hasilnya) akan berbeda dengan yang orientasinya hanya supaya jualan aja," papar Rieke.