Review Buku Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong

Endah Wijayanti diperbarui 24 Agu 2024, 10:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Sato Reang tumbuh dalam didikan ayah yang sangat disiplin soal urusan sembahyang. Bahkan tiap pagi, sang ayah tidak pernah absen untuk membangunkannya dari tidur lelap agar bisa sembahyang Subuh. Hal ini membuat Sato Reang merasa dikekang dan diatur-atur. Namun, dia tetap berusaha menuruti ayahnya tersebut.

Di masa kanak-kanaknya, Sato Reang sangat suka bermain dengan teman-temannya. Bahkan kerap mengabaikan waktu shalat saat sudah asyik bermain bola. Sampai suatu ketika sang ayah melakukan sesuatu yang menjadi peringatan bagi Sato Reang agar tidak membangkang. Begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk di kepalanya tentang kenapa orang dewasa begini dan anak kecil harus begitu. Banyak hal tak menyenangkan yang harus dan terpaksa dia lakukan demi memenuhi keinginan sang ayah. 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Tentang Sato Reang

Buku Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong./Copyright Endah

Judul: Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong

Penulis: Eka Kurniawan

Penyelia naskah: Mirna Yulistianti

Ilustrasi dan desain sampul: Wulang Sunu

Desain Isi: Fajarianto

Cetakan pertama: Agustus 2024

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

"Berbuatlah sedikit dosa, Jamal," kata Sato Reang kepada satu kawan sekelasnya. Jamal anak yang saleh, selalu sembahyang lima kali sehari, juga rajin mengaji. "Pahalamu sudah banyak. Bertumpuk-tumpuk. Tak akan habis dikurangi timbangan dosamu."

Ini kisah Sato Reang. Kadang ia demikian intim dengan dirinya, sehingga ini merupakan cerita tentang aku, tapi kali lain ia tercerabut, dan ini menjadi kisah tentang Sato Reang. Isi kepalanya riuh dan berisik, terutama sejak ia berumur tujuh tahun, ketika sang ayah berkata kepadanya, "Sudah saatnya kau menjadi anak saleh."

***

"Apakah saat itu Sato Reang sudah menjadi anak saleh? Setelah dipikir-pikir dengan segala kelakuanku di masa kecil itu, jawabannya mungkin tidak Setidaknya sampai aku berumur tujuh tahun."

"Orang tua memang semenggelikan itu. Mereka kerap menjawab sendiri segala permasalahan dengan apa pun yang menenangkan hati. Aku sendiri memang malas berterus-terang bahwa aku tak akan pernah lagi pergi sekolah. Aku malas bertemu dengan guru-guru yang akan mengingatkanku kepada Ayah, terutama akan mengatur hidupku perkara apa yang harus aku lakukan dan apa yang tidak. Sejujurnya aku malas bertemu dengan manusia lain, setidaknya di kota ini."

"Seekor anjinglah yang mengubah rencanaku untuk mencuri kembali sebutir apel. Mungkin aku akan tetap mencurı sekali dua kali di masa depan, demi keadilan bagi diriku sendiri, tapi gara-gara seekor anjing kini aku memiliki gagasan yang lebih baik."

Hidup memang bisa memberi kejutannya sendiri. Ketika Sato Reang dihadapkan pada keadaan yang  belum pernah ia alami atau bayangkan sebelumnya, dia mulai melakukan hal-hal yang sebelumnya dilarang oleh ayah.

Dia dituntut menjadi anak saleh, tetapi begitu banyak hal yang masih ia pertanyakan dalam hidupnya. Di suatu titik dia mulai melakukan hal-hal yang bisa dibilang aneh. Memang sebelumnya dia pernah mencoba menghasut temannya yang terkenal saleh untuk melakukan suatu tindakan tak terpuji, tetapi baru kali ini ia sendiri yang melakukan berbagai macam hal yang bertentangan dengan didikan yang ia terima selama ini.

Novel ini menghadirkan sudut pandang yang unik tentang seorang bocah. Ada upaya pencarian jati diri yang ia alami. Ada persona lain dari dirinya yang ingin ia tunjukkan. Bahkan ada semacam "diri lain" yang berada di dalam jiwanya. 

Bertumbuh dan mengikuti perkataan orang dewasa bisa menjadi hal yang sangat sulit diikuti atau dipahami oleh seorang anak kecil. Sato Reang bagaikan representasi dunia anak-anak yang memiliki keraguan, pertanyaan, hingga tindakannya sendiri yang mungkin belum bisa dipahami orang dewasa. 

Ada sentilan-sentilan terhadap orang dewasa dalam memperlakukan anak-anak. Serta bagaimana didikan orangtua memberi pengaruh yang sangat besar terhadap anak-anak. Bagaimanapun juga, seorang anak akan tumbuh dengan pengaruh didikan yang sangat signifikan dari orangtua.

Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong memberi pengalaman membaca yang cukup menarik. Ada sudut pandang unik yang bisa ditemukan tentang dunia anak dan orang dewasa, hingga soal perkara benar dan salah dalam kehidupan.