FIMELA VIP: Kata Novita Hardini tentang Melestarikan Kekayaan Wastra, Berjuang dan Berdiplomasi Melalui Kebudayaan

Annissa Wulan diperbarui 20 Agu 2024, 07:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Masih di FIMELA VIP edisi special, karena menjadi bagian dari Parade Wastra Nusantara, tim FIMELA kali ini berbincang dengan Novita Hardini Mochamad, istri Bupati Trenggalek, Ketua Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Ketua Dekranasda Kabupaten Trenggalek, dan Pendiri UPRINTIS. Di episode FIMELA VIP sebelumnya, kita telah banyak membahas tentang sosok, visi, dan misi Novita Hardini untuk bangsa, kali ini kita akan mengulik tentang kekayaan wastra dari daerah Trenggalek.

Bicara tentang wastra dari daerah Trenggalek, yang sedang berusaha lebih diperkenalkan ke masyarakat luas adalah batik. Bagi Novita Hardini, penting untuk memperkenalkan Batik Trenggalek ini, terutama ke generasi muda sebagai bagian dari kekayaan budaya yang dimiliki masyarakat Trenggalek.

"Kalo kita tidak melestarikan budaya, bagaimana nanti anak-cucu kita membangun fondasi diri mereka menghadapi banyak sekali tantangan di masa depan. Batik itu juga salah satu warisan budaya yang turun temurun. Kalau batik ini tidak diturunkan ke generasi muda, mereka akan kosong jiwanya, rohnya tentang budaya Indonesia," ujar Novita Hardini.

Novita Hardini juga mewanti-wanti tentang bagaimana generasi muda saat ini harus mengenal kebudayaan Indonesia, salah satu yang termudah adalah melalui wastra, sebagai identitas bangsa. Ketua Dekranasda Kabupaten Trenggalek ini pun menegaskan jangan sampai kita bersahabat dengan semua kemajuan dunia, tapi tidak mengenal budaya bangsa sendiri.

Jelas bukan tanpa tantangan sama sekali. Novita Hardini merasakan tantangan tersulit yang dirasakannya untuk turut melestarikan Batik Trenggalek adalah pada bagaimana menyejahterakan pembatik, meregenerasi pembatik, dan memenuhi permintaan pasar yang ada.

"Tantangan yang kami rasakan itu bukan pada bagaimana memasarkan batiknya, tapi lebih kepada bagaimana kami bisa meregenerasi pembatik, para generasi yang lebih muda ini gimana caranya mau menjadi pembatik. Lalu, kalau sudah ada pasarnya, bagaimana kami memenuhi kuantitas yang diminta. Apalagi dengan event fashion show seperti ini, batik itu sudah menjadi magnet loh."

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Communal branding yang dilakukan pemerintah Kabupaten Trenggalek

Pemerintah Kabupaten Trenggalek bekerja sama dengan beberapa stakeholder, membuat communal branding. Foto: Document/FIMELA.

Untuk menyiasati tantangan ini, pemerintah Kabupaten Trenggalek bekerja sama dengan beberapa stakeholder, membuat communal branding. Dengan communal branding ini, terdapat berbagai macam motif yang memang menjadi ciri khas dari Batik Trenggalek.

"Kemudian yang kedua, kita nggak berhenti untuk meng-empower para pembatik kita dengan melakukan pelatihan-pelatihan. Lalu yang ketiga, Bapak Bupati juga melakukan beberapa hibah, berupa alat dan bantuan pemasaran."

Di tahun 2022, para pedagang batik sudah bisa berjualan produk mereka di e-commerce. Selain itu, semua ASN di Kabupaten Trenggalek diwajibkan mengenakan baju adat setiap hari Kamis dan batik di hari Jumat.

Novita Hardini juga membeberkan cara muda mengenali Batik Trenggalek, yaitu dari pewarnaannya. Batik Trenggalek merupakan jenis batik tulis dan pewarnaannya menggunakan pewarna alam.

 

3 dari 3 halaman

Memakai batik bukan hanya sebagai pakaian

Novita Hardini juga membeberkan cara muda mengenali Batik Trenggalek, yaitu dari pewarnaannya. Foto: Document/FIMELA.

Menurut Novita Hardini, agar generasi muda mau lebih sering memakai batik sebagai outfit harian mereka, harus dimulai dari mindset. Cara berpikir bahwa batik bukan hanya pakaian formal dan hanya pantas digunakan oleh para pejabat.

"Tapi batik itu adalah diplomasi perasaan, nilai, cinta, kasih, yang ketika dipakai kita jadi tahu tujuan untuk hidup. Mulailah dengan menunjukkan konsisten dalam cara kita berbusana. Jadi buat generasi muda, mulailah mencintai batik, karena pemakaiannya bisa disesuaikan dengan karakter kalian masing-masing."

Novita Hardini mengakhiri wawancara dengan tim FIMELA VIP dengan sebuah penutup yang apik. Beliau mengutip sebuah quotes dari Presiden Soekarno.

"Melalui kain, kita bisa menguasai dunia. Kalau dulu Bung Karno bilang, kalau kita berjuang, jangan ngomongin yang sulit-sulit dulu deh. Kita berjuang dan berdiplomasi melalui kebudayaan dulu dan menurut saya, kain tradisional kita adalah bentuk budaya kita yang paling, maka lestarikanlah dan ini harus dimulai dari diri kita yang mengenakannya," tutup Novita Hardini.

Saksikan video wawancara lengkap FIMELA VIP bersama Novita Hardini di sini.