7 Tanda Orang Jarang Beli Barang Mewah dan Hidupnya Bahagia

Endah Wijayanti diperbarui 16 Agu 2024, 10:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Di era modern ini, banyak orang berpikir bahwa kebahagiaan dapat ditemukan dalam kepemilikan barang mewah dan gaya hidup glamor. Media sosial kerap memamerkan kehidupan penuh kemewahan, sehingga tak jarang membuat kita tergoda untuk mengikuti tren tersebut. Namun, di balik gemerlap dunia materialisme, ada banyak orang yang memilih jalur kesederhanaan dan berhasil meraih kebahagiaan sejati. Mereka jarang membeli barang mewah, tetapi hidup dengan penuh makna dan kepuasan.

Berikut adalah tujuh tanda bahwa seseorang jarang membeli barang mewah namun tetap menjalani hidup yang bahagia. Selengkapnya simak uraian menariknya di bawah ini, ya Sahabat Fimela.

 

 

What's On Fimela
2 dari 8 halaman

1. Fokus pada Pengalaman, Bukan Benda

Kaya nan bahagia./Copyright Image by lifeforstock on Freepik

Salah satu tanda pertama bahwa seseorang tidak tergoda untuk membeli barang mewah adalah mereka lebih memilih mengumpulkan pengalaman daripada benda. Orang-orang ini cenderung menghabiskan waktu mereka untuk menjelajahi tempat-tempat baru, belajar hal baru, atau menghabiskan waktu berkualitas bersama orang-orang terdekat.

Mereka menyadari bahwa pengalaman memberikan kenangan yang abadi, sementara barang-barang mewah hanya memberikan kepuasan sementara. Dengan demikian, mereka lebih memilih untuk menginvestasikan waktu dan uang mereka pada hal-hal yang memberikan kebahagiaan jangka panjang, seperti perjalanan atau kegiatan yang memperkaya jiwa.

 

 

3 dari 8 halaman

2. Menghargai Kualitas daripada Kuantitas

Mental  yang lebih kuat./Copyright Image by benzoix on Freepik

Orang yang bahagia dan jarang membeli barang mewah biasanya memiliki pandangan hidup yang menghargai kualitas daripada kuantitas. Mereka memilih barang-barang yang berkualitas baik dan tahan lama, meskipun itu berarti mereka harus menunggu lebih lama atau membayar sedikit lebih mahal.

Prinsip ini memungkinkan mereka untuk memiliki lebih sedikit barang, tetapi setiap barang yang mereka miliki benar-benar berarti dan bermanfaat. Dengan demikian, mereka tidak merasa perlu untuk terus-menerus membeli barang baru, karena mereka telah menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan dan efisiensi.

 

 

4 dari 8 halaman

3. Memiliki Tujuan Keuangan yang Jelas

Hidup yang bermakna./Copyright Image by lifeforstock on Freepik

Orang-orang yang bijaksana dalam keuangan dan jarang membeli barang mewah cenderung memiliki tujuan keuangan yang jelas. Mereka tahu apa yang mereka inginkan dalam jangka panjang, seperti pensiun dini, pendidikan anak-anak, atau membangun bisnis.

Tujuan ini memberikan mereka motivasi untuk menabung dan berinvestasi, daripada menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak penting. Mereka memahami bahwa kebahagiaan sejati bukanlah hasil dari pengeluaran berlebihan, melainkan dari rasa aman dan pencapaian tujuan jangka panjang.

 

 

5 dari 8 halaman

4. Tidak Mudah Terpengaruh oleh Tekanan Sosial

Tabah./Copyright Image by freepik

Di zaman di mana media sosial berperan besar dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang merasa tertekan untuk mengikuti gaya hidup tertentu demi mendapatkan pengakuan sosial. Namun, orang yang jarang membeli barang mewah dan tetap bahagia biasanya memiliki kepercayaan diri yang kuat dan tidak mudah terpengaruh oleh tekanan sosial.

Mereka tidak merasa perlu untuk membuktikan diri melalui kepemilikan barang-barang mewah. Sebaliknya, mereka lebih fokus pada apa yang benar-benar penting bagi mereka dan merasa cukup dengan apa yang mereka miliki. Sikap ini memberikan kebebasan dan ketenangan batin yang tidak bisa dibeli dengan uang.

 

 

6 dari 8 halaman

5. Mengutamakan Kesejahteraan Emosional

Rezeki yang bertambah./Copyright Image by jcomp on Freepik

Orang yang hidup bahagia tanpa membeli barang mewah biasanya sangat sadar akan pentingnya kesejahteraan emosional. Mereka menyadari bahwa kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri, bukan dari luar. Oleh karena itu, mereka lebih fokus pada hal-hal yang mendukung kesejahteraan emosional mereka, seperti meditasi, olahraga, atau menghabiskan waktu di alam.

Mereka juga lebih mungkin untuk menjaga hubungan yang sehat dan bermakna dengan orang-orang di sekitar mereka, karena mereka tahu bahwa dukungan emosional jauh lebih berharga daripada barang-barang materi.

 

 

7 dari 8 halaman

6. Menghindari Utang yang Tidak Perlu

Menikmati waktu./Copyright Image by lookstudio on Freepik

Orang yang jarang membeli barang mewah dan hidup bahagia biasanya sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan keuangan, terutama yang berkaitan dengan hutang. Mereka memahami bahwa membeli barang-barang mewah dengan berhutang hanya akan membawa stres dan kecemasan di kemudian hari.

Sebaliknya, mereka memilih untuk hidup dalam batas kemampuan mereka dan hanya menghabiskan uang yang mereka miliki. Dengan cara ini, mereka dapat menikmati hidup tanpa beban finansial, yang pada akhirnya meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

 

 

8 dari 8 halaman

7. Bersyukur dan Berpuas Diri

Chatting./Copyright Image by lookstudio on Freepik

Salah satu tanda paling penting dari orang yang jarang membeli barang mewah namun tetap hidup bahagia adalah rasa syukur dan kepuasan diri yang mereka miliki. Mereka tidak merasa perlu untuk terus-menerus mencari lebih banyak atau memiliki barang-barang terbaru untuk merasa bahagia. Sebaliknya, mereka belajar untuk menghargai apa yang sudah mereka miliki dan fokus pada hal-hal positif dalam hidup mereka.

Rasa syukur ini membantu mereka untuk melihat kehidupan dengan cara yang lebih positif dan membuat mereka lebih tahan terhadap godaan konsumsi berlebihan. Mereka memahami bahwa kebahagiaan tidak datang dari memiliki lebih banyak, tetapi dari menghargai apa yang sudah ada.

Kebahagiaan tidak selalu identik dengan kemewahan. Banyak orang yang menemukan kebahagiaan sejati dengan menjalani hidup yang sederhana dan bijaksana dalam keuangan.

Mereka memahami bahwa kepemilikan materi hanyalah sebagian kecil dari kehidupan dan bahwa kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri, hubungan yang sehat, serta pengalaman yang bermakna. Dengan menghindari godaan untuk membeli barang mewah dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting, mereka berhasil menciptakan kehidupan yang lebih bahagia, damai, dan memuaskan.

Pilihan untuk hidup sederhana bukan berarti mengabaikan kenyamanan, melainkan merupakan bentuk kearifan dalam menentukan prioritas hidup. Dengan menjalani hidup yang penuh kesadaran, menghargai kualitas, memiliki tujuan yang jelas, dan mengutamakan kesejahteraan emosional, kita semua dapat mencapai kebahagiaan yang lebih mendalam dan bertahan lama.

Pada akhirnya, kebahagiaan adalah tentang bagaimana kita memilih untuk menjalani hidup kita, bukan tentang seberapa banyak barang yang kita miliki.