Hemat Emisi Karbon, 1.400 Metrik Ton Sampah Plastik Bakal Didaur Ulang

Vinsensia Dianawanti diperbarui 13 Agu 2024, 20:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Isu limbah sampah plastik yang semakin meluas turut meresahkan masyarakat. Bagaimana tidak? Banjir, air yang tercemar, hingga polusi menjadi dampak limbah sampah plastik yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Bahkan aktivitas masyarakat di beberapa daerah menjadi terganggu akibat menumpuknya sampah plastik.

Kondisi menggerakkan banyak pihak untuk melakukan aksi nyata untuk bisa mengelola sampah plastik. Salah satunya merek air mineral AQUA yang bekerja sama dengan Rekosistem untuk mengelola sampah kemasan dan botol plastik di Gresik, Jawa Timur. Melalui kerja sama yang dibangun, kedua pihak bakal mengelola sedikitnya 1.400 metrik ton sampah kemasan dan botol plastik.

Penandatanganan MoU dilakukan bersama oleh Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo dengan Ernest C. Layman selaku CEO & Co-founder Rekosistem, yang disaksikan oleh Kepala Bidang di Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik, serta pejabat pemerintahan di wilayah setempat. Kemitraan ini ini mengumpulkan dan mendaur ulang sampah kemasan untuk mendukung ekonomi sirkular dan tanggung jawab produsen yang Diperluas (EPR/Extended Producer Responsibility). Seremoni ditutup dengan kunjungan lapangan ke Fasilitas Pemulihan Material Reko Hub di Driyorejo.

Pengumpulan 1.400 ton metrik sampah plastik dalam program ini memiliki potensi penghematan karbon emisi hingga 2,2 Juta kilogram karbon dari inisiatif daur ulang sehingga mengurangi ketergantungan pada penggunaan virgin plastic.

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Kurangi emisi karbon

Sebanyak 1.400 metrik ton sampah plastik bakal didaur ulang (dok.istimewa)

“Surabaya merupakan kota kedua terbesar di Indonesia yang memiliki permasalahan-permasalahan yang sama dengan kota lain, khususnya dalam menangani masalah limbah sampah. Setiap hari kota Surabaya menghasilkan sampah yang pembuangannya tersebar di TPA, TPA3R dan beberapa bank sampah. Kolaborasi AQUA dan Rekosistem ini adalah implementasi konkrit dari EPR yang menjadi alternatif solusi untuk mengurangi beban yang menumpuk di Surabaya dan kota-kota penyangganya” ucap Mohamad Amin selaku Kepala Bidang Sarana, Prasarana dan dan Pemanfaatan Limbah Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya.

Sejak 1993, AQUA telah menginisiasi program untuk mengumpulkan kembali dan mendaur ulang sampah botol plastik pascakonsumsi dengan mengembangkan Program AQUA Peduli. Berlanjut pada 2018, AQUA meluncurkan #BijakBerplastik, yang merupakan bentuk komitmen mendukung Gerakan Indonesia Bersih dan untuk mencapai ambisi “Recover more than we use” (mengumpulkan kemasan lebih banyak dari yang dihasilkan).

"Kami berkomitmen menghadirkan kesehatan melalui produk berkualitas sekaligus berkontribusi positif kepada masyarakat dan lingkungan, sejalan dengan strategi keberlanjutan perusahaan Danone Impact Journey “, kata Sustainable Development Director Danone Indonesia Karyanto Wibowo.

 

3 dari 3 halaman

Manfaat ekonomi sirkular

Sebanyak 1.400 metrik ton sampah plastik bakal didaur ulang (dok.istimewa)

Karyanto menyebut optimalisasi kemasan adalah salah satu wujud memelihara kelestarian lingkungan. Pihaknya merancang kemasan yang 100% dapat digunakan kembali, dan didaur ulang. Riset dan inovasi dalam kemasan terus didorong untuk mendukung upaya closed-loop recycling dari botol menjadi botol lagi dan berdampak yang positif bagi lingkungan.

Sementara itu, Rekosistem sebagai mitra strategis adalah perusahaan rintisan yang beroperasi di bidang clean and climate tech. Perusahaan ini menyediakan implementasi ekonomi sirkular dalam rantai pasokan limbah (yaitu pengumpulan, pemilahan, pengolahan, dan pemrosesan) dengan memanfaatkan sistem operasi pengelolaan limbah milik Rekosistem untuk mengubah limbah menjadi bahan baku daur ulang dan energi baru terbarukan.

“Fasilitas kami ini fokus pada sampah kemasan plastik PET, PP dan PE. AQUA mendukung pengadaan mesin press, penambahan manfaat ekonomi bagi 100 penyortir sampah, bantuan modal untuk pembelian material kemasan dari 50 jaringan sektor informal, serta edukasi ke konsumen tentang kampanye #BijakBerplastik”, tutup Ernest C. Layman, CEO & Co-founder Rekosistem.