Fimela.com, Jakarta Keluarga idealnya menjadi tempat perlindungan dan sumber dukungan bagi setiap anggotanya. Namun, nggak semua keluarga bisa memenuhi peran ini. Ada kalanya, keluarga justru menjadi sumber stres, tekanan, dan konflik yang berkelanjutan. Keluarga macam inilah yang sering disebut sebagai ‘keluarga toxic’.
Nah, mengenali ciri-ciri keluarga toxic sendiri sangatlah penting. Dengan begitu, kamu bisa menjaga kesehatan mental dengan baik dan tahu kapan harus mengambil tindakan yang tepat. Bagi yang masih belum tahu apa saja ciri-ciri utama keluarga toxic, berikut ini penjelasannya.
What's On Fimela
powered by
1. Komunikasi yang Nggak Sehat
Salah satu ciri utama dari keluarga yang toxic adalah komunikasi yang buruk. Ini bisa berupa komunikasi yang penuh kritik, cemoohan, atau bahkan penghinaan. Anggota keluarga mungkin sering berteriak satu sama lain, mengabaikan perasaan orang lain, atau nggak pernah mendengarkan dengan baik. Komunikasi yang nggak sehat ini lah yang kemudian bisa membuat seseorang merasa nggak dihargai, bahkan merusak rasa percaya diri.
2. Kontrol yang Berlebihan
Keluarga yang toxic seringkali memiliki anggota yang berusaha mengontrol kehidupan orang lain dengan cara yang nggak sehat. Ini bisa berupa orang tua yang terlalu protektif atau menuntut anak-anak untuk selalu mengikuti kehendak mereka, tanpa memberikan ruang untuk otonomi dan pengambilan keputusan sendiri. Perlu diketahui bahwa kontrol yang berlebihan ini bisa membuat seseorang merasa tercekik dan bahkan nggak mampu berkembang secara mandiri, lho.
3. Kurangnya Dukungan Emosional
Keluarga seharusnya menjadi sumber dukungan emosional bagi anggotanya. Namun, dalam keluarga yang toxic, dukungan ini sering kali nggak ada atau bahkan bisa menjadi sumber tekanan di dalam hidup.
Ketika seseorang mencari dukungan atau pengertian, mereka mungkin malah mendapat cemoohan, diabaikan, atau dianggap sebagai beban. Hal-hal seperti ini tentunya bisa sangat merusak kesehatan mental dan membuat seseorang merasa kesepian meski berada di tengah keluarga.
4. Lingkungan yang Dipenuhi dengan Konflik
Jika rumah sering kali menjadi medan perang, di mana konflik terjadi terus-menerus tanpa penyelesaian yang sehat, ini adalah tanda keluarga yang toxic. Pertengkaran yang berulang dan nggak pernah selesai hanya akan menambah ketegangan dan membuat anggota keluarga merasa kurang aman. Konflik yang nggak terselesaikan ini tentunya juga dapat menyebabkan trauma emosional yang dalam dan memengaruhi hubungan jangka panjang antar anggota keluarga.
Nah, itulah tanda-tanda yang sering ditemukan pada keluarga toxic. Mengenali ciri-ciri keluarga yang toxic sangat penting untuk menjaga kesehatan mental kamu. Jika merasa hidup dalam lingkungan yang toxic, penting untuk mencari dukungan dari luar, misalnya saja seperti teman. Selain itu, kamu juga bisa pergi berkonsultasi ke psikolog terpercaya. Sebab, para psikolog tersebut bisa saja membantumu dalam mengatasi masalah mental yang tengah dihadapi. Ingatlah bahwa kamu berhak untuk hidup dalam lingkungan yang mendukung dan penuh kasih sayang.